FOUR

666 13 0
                                    


Nggak tau kenapa setelah pertemuan dua minggu yang lalu ada yang aneh diantara kita berempat. Kayak serasa ada yang canggung diantara kita.

Dimulai dari Fifi yang tiba-tiba waktu mengklarifikasi masalah kemaren minta pulang lebih awal, grup chat kita berempat di watsapp sepi, bahkan sampai Fifi keluar dari grup. Katanya sih cuman kepencet keluar doang, tapi nyatanya pas di masukin lagi nggak nonggol di percakapan. Padahal dia bisa buat story wa.

Dan bahkan hari ini mereka nggak ngajak ketemuan lagi. Padahal di pertemuan pertemuan sebelumnya Fifi yang paling aktif buat rencana dimulai dari tempat, hari, jam, menit, bahkan sampai detiknya.

Tapi sekarang apa, dia nggak nongol nongol bahkan nggak ngebales chat ku atau bahkan Niya. Atau jangan jangan Fifi....

Hari ini ada pertandingan basket di sekolah ku. Lumayan lah buat nyejukin hati walaupun cuaca hari ini panas banget. Ya lah, gimana nggak sejuk kan hari ini pertandingan basket putra. Tau sendirilah anak basket putra orangnya gimana. Dari atas sampai bawah udah kayak AC, adem bikin meleleh.

***

"Ri, kamu bisa nggak bawain ini buat Rio! Aku lagi sibuk banget nih!" pinta salah satu teman dekat ku.

"Buat Rio?? Njir sumpah! Jangan aku yang lain aja!" jawab ku kaget.

"Lah kenapa? Udah kamu tenang aja dia nggak ganas kok hahaha...."

Shit! Batin ku. Ya lah gimana nggak kaget coba Rio kan salah satu cowok ganteng di sekolahku, walaupun menduduki peringkat ke 10. Dia anak OSIS yang lumayan ngetop. Biasalah orang ganteng pasti jadi hits, apalagi OSIS. Incaran kaum hawa. Tapi aku nggak pernah tertarik, karena dia bukan salah satu tipe ku. Kalo di tanya tipe ku kayak gimana, tau sendiri lah kayak apa. Yang pasti dia salah satu dari anak butak-butak. hehehe...

"Rio! Nih berkasnya."

"Makasih ya Ri. O ya, kamu liat Erisa nggak?"

"Erisa? Enggak tuh. Emangnya kenapa?"

"Ooo, yaudah deh makasih. Eh tolong cariin Erisa dong. Bilang ada yang mau aku omgin penting!"

Njir! Kamu kira sini pembantu apa. Dan setelah aku keliling hampir seluruh sekolahan, akhirnya Erisa pun ketemu.

"Erisa! Dicari tuh ama Rio katanya ada hal penting yang mau di omongin sama kamu"

"Rio? Hal penting? Apa?" jawab Erisa dengan wajah yang berubah jadi pink berseri karena di cari sama Rio.

"Tau tuh. Suruh jadi budaknya kali,"

"Ih ya enggak lah. My prince honey ku kan nggak akan tega memperlakukan aku kayak gitu"

"Ancur lo Erisa! Mulai alaynya keluar deh"

Erisa emang gitu manja, alay, ya gitu lah pokoknya. Maklum anak Jakarta yang ngungsi di Semarang.

***

Minggu ini emang hari yang sibuk buat aku. PR udah mulai numpuk lagi karena udah hampir memasuki bulan ke empat aku sekolah. Cepet ya rasanya, padahal kemaren juga barusan naik kelas.

Tiba tiba HP ku berbunyi. Ada yang telfon, tapi aku nggak tau itu nomer siapa. Ya paling nggak itu nomer nyasar. Aku emang niat nggak mau nerima telfon itu. Tapi setelah aku biarin ada telfon masuk lagi dengan nomer yang sama.

Aku mulai penasaran kenapa nomer itu telfon berkali kali. Ya semestinya kalo emang salah sambung nggak bakal sampai berkali kali telfon. Paling nggak satu sampai dua kali aja. Tapi kali ini berkali kali. Akhirnya aku angkat telfon itu.

From Secret To LoveWhere stories live. Discover now