SIX

595 13 3
                                    


Aku, Niya, Fifi, dan Rani hari ini lagi nggak ada acara semua, jadi kita berencana buat lari pagi. Tapi kali ini larinya nggak di lapangan atau alun-alun kota. Ya dimana lagi kalo nggak di lapangan Akpol. Maklum lah namanya juga hobi.

Aku juga nggak berempat doang. Ada Erisa yang ikut bareng kita-kita. Karena Erisa orangnya mudah bergaul, jadi cuman beberapa kali ketemuan sama Rani, Fifi, Niya mereka udah akrab banget. Lagiankan Erisa emang rumahnya di deket Akpol, karena papahnya polisi.

Ternyata Erisa diam-diam juga suka sama anak taruna. Itu juga karena virus ku. Napa kamu nggak bilang ke aku sih Ris...!

Nggak tau kenapa waktu Erisa dateng aku melihat seorang anak laki-laki di belakang Erisa ternyata setelah mereka mendekat, anak laki-laki seumuran dengan kita itu adalah Rio yang ngikutin di belakang Erisa. Bikin sebel aja!

"Hai guys! Udah pada ngumpul ya?" sapa Erisa.

"Ya makanya di liat dong! Emangnya kurang jelas? Orang udah pada kumpul semua gini, masih aja tanya," sahut Rio ketus (niatnya cuman bercanda sih)

"Kamu ni apa-apaan sih, nggak kasar sama Erisa bisa kan? Kan, niatnya dia cuman tanya," aku menengahi.

"Tau tuh, ganteng-ganteng sewotan," timpal Erisa.

"Ni, pada mau lari atau mau berantem sih?" Fifi juga ikut menengahi.

"Udah yuk lari!" ajak Rani.

"Aku nggak ikut deh. Lagi males lari!" Niya mengeluh.

"Yahh... padahal aku mau buat hadiah, buat pemenangnya," goda ku ke Niya.

"Wih... hadiah apaan tu?" sahut Rio gembira.

"Hadiah bagi pemenang adalah dibeliin cilok seharga lima ribu sama yang kalah. Kalo khusus yang juara 2 harus nyariin atau jodohin juara pertama sama anak taruna Akpol. Gimana? setuju nggak?" jelas ku.

"Tapi Rii... aku lagi males lari," Niya masih aja mengeluh.

"Yakin nggak mau ikut Ni?" godaku.

"Oke, kita terima," jawab Fifi sepakat dan lainnya mengikuti.

***

Akhirnya kami pun lari bareng-bareng. Niya masih aja di urutan paling belakang. Kalo aku sih biasa lari pagi jadi tau sendiri lah, bakal di urutan yang keberapa. Kali ini aku di susul oleh Rani dan Fifi. Tapi nggak lama Fifi kecapekan jadi dia agak pelan dan ini lah kesempatan ku buat nyusul Rani yang ada di depan.

Erisa masih aja ada di samping Rio. Maklum lah, kesempatan Erisa buat deketin Rio. Tapi nggak tau kenapa Rio masih aja di belakang ku. Meskipun aku udah nyelip Rani atau bahkan Fifi tapi dia tetep aja dibelakang ku. Kayak ada yang aneh. Tapi sayang Ersia udah nggak kuat. Jadi dia lebih milih di belakang sama Niya.

Dan hasil yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Aku sebagai juara pertama setelah menyusul Rani. Kalo Fifi mah jangan di tanya, dia punya penyakit semacam asma gitu. Jadi dia harus ngalah bareng Niya ama Erisa.

"Huuuh, akhirnya juara pertama," keluh ku sambil membungkuk dan memegang lututku.

"Dan akhirnya aku juara ke dua!" seru Rio yang tiba-tiba di belakang ku.

"Anjir! Rio! Napa lagi tu anak?" kata ku pelan.

"Kamu napa, capek? Pusing ya? Sini biar aku bantu jalan." Ajak Rio sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku berjalan.

"Eh, apaan sih! Aku nggak papa kok, cuman mau atur nafas aja!"

Shit! Tu anak ngapain sih harus juara 2. Kenapa dia yang harus jodohin aku sama anak Akpol. Rani sama Fifi pun akhirnya sampai dan di belakangnya di susul oleh Niya dan Erisa.

From Secret To LoveWhere stories live. Discover now