DUA BELAS

173 6 0
                                    

Sepulang sekolah Akbar, Irfan dan Athar tidak langsung pulang ke rumah nya masing-masing, melainkan menongkrong di sebuah cafe langganan nya, mereka menyeruput kopi ice nya hingga akhir nya Athar membuka pembicaraan.

"Udah sedeket mana lo sama si Leta,"Athar melirik sekilas ke arah Akbar yang berada di samping nya.

"Sedeket gue sama lo," canda Akbar.

"Sih, anjir! Tapi, gue rasa lo nggak perlu pertolongan gue buat lo deket sama tuh cewek,walaupun gue waktu itu pernah nawarin,"

"Lo jangan baperin anak orang, masing mending lo mau tanggung jawab!" lanjut Athar.

Akbar terbahak, "Gue nggak ada maksud buat baperin dia, kok. Cuma, gue suka aja gitu liat dia yang kesel mulu sama gue," mengingat ekspresi Leta yang sedang marah saja membuat nya terbahak.

"Ya, itu kesenangan lo,dari dulu! Lo harus hati-hati aja nanti kalo ada salah satu yang menjauh dari lo, dan lo bakal ngerasa yang nama kehilangan," Athar yang memberi sedikit peringatan, tapi malah di bawa bercanda sama Akbar membuat Athar menjadi kesel terhadap sahabat nya ini.

"Kalo gitu si Leta, buat gue aja ye nggak,Thar?" Irfan memainkan Alis nya.

Tapi mereka tidak ada yang mengubris ucapan Irfan, membuat Irfan menjadi kesel udah sering Irfan di perlakukan seperti ini sama mereka!

Setelah mendengar ucapan Athar,Akbar jadi kepikiran apa iya suatu hari nanti Leta akan menjauh, tapi menjauh karna apa? Sebener nya Akbar tidak ingin Leta menjauh dari nya tapi apa boleh buat kita tidak tahu kedepan nya seperti apa, bisa saja Leta tidak menjauh melainkan diri nya. Ah! Itu juga tidak mungkin terjadi. Pikir Akbar.

Tidak lama mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing di karenakan sudah ingin sore.

****

Hembusan asap baru saja keluar dari bibir Gabriel, menaruh rokok nya di sela-sela jari telunjuk dan jari tengah. Gabriel, Dion, Legi dan Harun lagi berada di sebuah atap rumah kosong mereka sudah sangat sering kesini.bahkan,setiap pulang sekolah ataupun bolos sekolah mereka lari nya kesini. Di lantai sudah ada beberapa botol minuman vodka belum lagi banyak bekas putung rokok yang berceceran di lantai.

"Lo jangan banyak-banyak minum nya, apa lagi rokok!"Dion meperingati Legi yang sedang meminum vodka.

Legi melirik Dion yang sedang melihat langit tanpa mau mengubris ucapan nya.

Mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing tanpa ada yang membuka pembicaraan,menatap rumah-rumah yang terususun rapih melihat kendaraan yang berlalu-lalang dari atas hingga menatap langit biru dengan gumpalan awan yang sedang berjalan dengan sangat lambat, terik matahari menyoroti mereka tapi mereka enggan untuk beranjak dari tempat menikmati apa yang ada di hadapan nya.

"Lo belum ngasih itu ke gue, Run," Tanya Gabriel sambil meneguk vodka  nya hingga setengah, ini botol ke dua yang sudah Gabriel minum.

"Gue belum dapet stock nya, santai aja, nanti juga gue kasih,"gumpalan asap baru saja keluar dari bibir Harun.

"Kalo udah dapet, langsung kabarin gue!"

Harun yang mendengar nya hanya menggangukkan kepala nya saja, mereka sudah sedikit kehilangan kesadaran nya dikarenakan terlalu banyak meminum berakohol.

Mereka tertawa tidak jelas dikarenakan sudah mabuk, berbicara dengan sedikit tidak jelas tapi mereka menanggapi nya dengan tertawa,

Ini cara mereka menghilangkan masalah nya sejenak, walaupun nanti bakal teringat kembali.setidak nya, mereka bisa bersenang-senang dulu dengan sesuka mereka.

Tanpa KepastianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang