EMPAT BELAS

146 6 0
                                    

Leta baru saja membuka gerbang rumah nya, tak lupa Leta kembali menutup dan mengunci nya. Berjalan menuju dalam rumah, masih terasa perih pada bagian telapak tangan dan lutut nya.

"Lho, kamu kenapa,Ta. Itu kenapa kaki kamu luka?" Mama Leta khawatir melihat anak nya terluka, mau sekesal apapun pada anak dia pasti ada rasa khawatir pada anak nya.

"Tadi nggak sengaja kesandung batu," Leta duduk di sofa berwarna hitam.

"Lain kali, hati-hati atuh, Ta" Mama Leta datang dengan membawa kotak obat, membersihkan darah yang sedikit kering dengan cairan alkohol. Setelah bersih lalu di tempelkan dengan plaster.

"Iyaa, Ma, maaf,"

"Yaudah,kamu istirahat gih"Mama Leta membereskan kotak obat, lalu dia melanjutkan masak nya, sedangkan Leta menaiki tangga untuk menuju kamar nya.

****

Akbar masih kepikiran dengan kejadian yang tadi, Akbar harus memastikan kondisi cewek itu. Mungkin besok Akbar menanyakan nya. Akbar sudah mengganti seragam sekolah nya dengan baju santai,setelah itu, Akbar merebahkan tubuh nya. Merasa sangat lelah hari ini.

Akbar juga masih bingung dengan perasaan nya kepada Leta, apa Akbar menyukai cewek itu? Tapi di sisi lain Akbar belum bisa memiliki cewek itu. Bukan karena Leta sudah mempunyai seorang kekasih, Akbar hanya takut Leta menjauh.

Keesokan hari nya. Akbar baru saja nya memarkirkan motor gede nya di samping motor Athar, berjalan meninggalkan parkiran untuk menuju ke lantai tiga dimana kelas nya berada. Jam masih menunjukan pukul 06:15, tapi Akbar sudah sampai di kelas. Bukan karna Akbar sengaja tapi Akbar sudah terbiasa datang di sepagi itu.

Membuka jaket jeans, Akbar melihat sekitar kelas nya ternyata masih sepi hanya ada dirinya bersama Athar. Akbar berniat untuk keluar kelas dan duduk di depan kelas, tak lama Irfan datang yang langsung duduk di samping Akbar.

"Duh, cape juga ya naek tangga tiga lantai" lebay Irfan, bukan biasa nya begitu? Tapi Irfan baru mengeluhkan naik tangga tiga lantai.

"Woy, pendek!"

Leta berusaha untuk tidak melihat kedua orang tersebut yang sedang duduk, tapi, si mulut capblak ini memanggil nya. Leta hanya mendengus kesal.

Kenapa Leta memanggil Irfan dengan sebutan si mulut capblak, Karna memang begitu sifat Irfan yang selalu asal ceplos aja. Karna menurut nya, ya, itu salah satu sifat nya kalau tidak suka sama orang Irfan selalu bilang langsung. Ataupun mengatakan orang tersebut sesuai fakta. Memang benar tapi kadang ucapan nya tidak enak untuk di dengar.

Akbar hanya melihat nya dengan tatapan datar, ingin menyapa tapi gimana. Akbar jadi bingung sendiri.

"Sini lha, duduk dulu, kelas masih sepi" Tapi Leta tidak sama sekali menuruti ucapan Irfan, melainkan Leta memilih untuk duduk di dalam kelas dari pada Leta duduk sama mereka.

Masih terasa kesal, atas kejadian kemarin. Niat nya tadi Leta tidak mau sekolah tapi karna omelan mamah nya, Leta memilih untuk berangkat sekolah.

Bel sudah berbunyi, semua murid berhamburan untuk memasuki kelas nya. Tidak lama guru yang mengajar masuk, pelajaranpun berlangsung.

"Ta, gue masa tiba-tiba suka sama doi. Tapi gue nggak enak sama temen nya" Nia yang tiba-tiba bercerita seperti itu membuat Leta kaget, pasal nya jarang sekali Nia bercerita tentang dia suka sama cowo.

Tanpa KepastianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang