Part 4 JADI ART? ;(

65 5 0
                                    

Pukul 4 sore waktu indonesia barat, aku kembali berjalan dipinggir jalan trotoar kota Jakarta dengan membawa ransel berisi map untuk melamar kerja. Huh! Hari ini masih belum beruntung. takdir ku belum tampak sepertinya. Masih banyak usaha yang harus kulakukan ternyata.

Aku ingin cari taman deh. Aku ingin duduk sambil melantunkan ayat suci Al-qur'an. Aku bosan kalau langsung pulang. Rumah sepi Om Fathan udah balik lagi ke Arab, bang Pahmi denger-denger lagi ada urusan keluar kota lagi pula dia memang jaramg dirumah karena jadak.kanyot dan rumah sangat jauh, nah si Adinda lagi ikut bosnya ke Singapore ini pasti modus si Pangga aja nih biar ada waktu lebih sama Adinda.

Tak terasa akhirnya aku sampai disebuah taman, taman perumahan tapi. Aku duduk menyandar dikursi taman memperhatikan beberapa anak kecil bermain ditaman dan orang tua yang duduk memperhatikan anaknya. Ada juga beberapa Nanny yang sedang memberi makan anak majikannya. Kurasakan angin sore menerpa ku. Cukup sejuk dan menenangkan kulihat langit yang ternyata mulai mendung. Mungkin malam nanti akan hujan.

'Ya Allah di sore hari yang sejuk ini hamba berharap semoga esok hamba bisa mendapat pekerjaan. Apapun itu. Aamiin Ya Allah.' Kemudian ku buka Al-qur'an ku dan mulai melantunkan ayat demi ayat suci Al-qur'an.

.
.

.
.

Hampir satu jam lamanya aku menghabiskan waktuku di taman ini. Sebaiknya aku segera pulang nanti ke magriban dijalan lagi.

Duk...
Sebuah bola membentur tulang kering ku dan yang kurasa adalah sakitnya itu Ya Allah sulit diungkapkan. Tapi aku harus tegar sebab wajah beberapa anak  umur dibawah 5 tahun ini cemas semua melihatku yang menjerit kesakitan. Mereka terdiam ditempatnya ada yang berpura-pura tak melihat. Ada yang menunduk ada juga yang melihatku dengan raut super cemas. Mungkin disangka aku akan memarahi mereka kali ya? Atau mereka yang takut dengan penampilan ku.

Aduh dek... Kalian tuh lucu semua gak tega marah-marah. Kaka juga pernah kecil koo :'.

"Heii ini bola kalian?." Tanyaku dengan nada yang menggembirakan melupakan bahwa kakiku masih senut-senut kena bola.

Beberapa diantara mereka ada yang mengangguk. Ada yang tetap menunduk dan ada yang bersiul pura-pura tidak dengar.

"Okey.... Ambil bola ini kalau bisa ya. Akan kaka tendang. Satu..... Dua... Tiga...."

"DUK......."

"ADUHHH....."

"TRAK..."

"ASTAGFIRULLAHALLAZIM" Mampus aku.... Kenapa kepala orang. Haduh itu kepalanya peyang gak ya kena bola dari ku?.

"Nooooo my phone!!" Aku mendekati pria itu dengan takut-takut diikuti beberapa anak kecil dibelakang ku. Heh! Mereka kenapa jadi ikutan mengendap-ngendap sih. aku jadi seperti induk ayam bersama anak ayam saja dengan mereka yang berdiri sejajar dibelakang ku

"Emm tuan saya minta Maaf saya tidak sengaja." Ucapku pelan, rasa takut menajalr keseluruh tubuhku. Hingga membuatku keringat dingin dan sedikit bergetar.

"Tidak sengaja kamu bilang?, Lihat karena bola mu mengenai kepala saya dan mengejutkan saya, Iphone saya sampai terlempar begitu saja. Coba kamu lihat sudutnya, Retak!!." Laa illahaa illallah.... Hp orang rusak sama aku. mati aku!!! aku gak punya duit buat ganti itu HP.

Iphonenya kok kayak Adinda ya.. Jangan-jangan mahal lagi.

Mendengar umpatan kesal pria ini para anak-anak yang berada dibelakang ku membubarkan diri menuju ibu dan nanny nya masing-masing meninggalkan bola saksi bisu tragedi ini.

"Yaa a...nu... aduh gimana ya? Saya gak punya uang haduh nasib ku ini." kok pria ini aku kayak kenal ya.

Astaga ini kan Umang-umang pria julukan mangga tiang listriknya nya pengkolan depan.

"Loh bukan urusan saya masalah uangnya. Lihat Iphone saya rusak gara-gara kamu. Heh! Kayaknya saya kenal kamu deh." Tuh kan dia ingat sekarang.

"Kamu perempuan perebut taksi itu kan. Kamu yang saya suruh duduk waktu di busway kan. Kamu kira saya gak ingat kamu." Kalau begini ceritanya aku ambil langkah seribu deh. Bergerak cepat kabur... Huaaaa

"HEH KAMU!! JANGAN LARI KAMU. TANGGUNG JAWAB!"

Tanggung jawab
Tanggung jawab
Tanggung jawab
HUAAA IYA
Harusnya aku tanggung jawab, berdosa aku bila tak mengaggantinya sekalipun tak sengaja. Ya Allah cobaan Nufa. Allah sayang banget deh sama Nufa kasih cobaan begini.

Tanpa berbalik kujatuhkan tubuhku diatas jalanan aku terduduk seraya menutup wajahku. "Hiks...hiks... HUAAAAA saya minta maaf mas saya gak punya uang saya gak bohong mas. Saya gak mampu menggantinya. Beri saya waktu untuk menabung dulu. Huhuhuhu saya gak ada uang mas..."

"Eh.... Yaaa jangan nangis deh. Gak pakek nangis juga napa sih. Ehh bangun-bangun kayak bocah amat kamu!."

"Huhuhu iya gak nangis tapi saya gak mampu untuk gantinya sekarang mas huaaa. Kasih saya pengertian. Kerjaan aja saya belum dapet kampung saya jauh uang saku saya nipis. Sabun mandi aja saya gak kebeli mas. Huhu bantu saya mas kasih waktu yang lama buat ganti." Mendramatisir dulu ngaku gak kebeli sabun, Jujur pikiran ku pecah aku sungguh ketakutan. Aku bingung! Kalau orang tuaku tau habislah aku. Akan semakin merepotkan banyak orang aku. Bagaimana nanti kalau dia nuntut aku dikantor polisi?. Ya Allah beri kemudahan untuk Nufa. Mama tolongin Nufa.

"Iya-iya saya ngerti udah berdiri malu diliatin orang. Jangan hancurkan harga diri kamu dong. Ayo bangun kita bicara baik-baik makanya jangan lari."

"Otak saya nge-blank mas. Saya kebingungan." Akhirnya aku berdiri sambil mengusap keringat dingin ku. Aku cemas setengah mati rasanya. Aku duduk didepan rumah orang dan tak jauh dari pria julukan mangga ini Mang-umang.

"Kamu gak punya kerjaan?." Tanya Pria julukan mangga ini.

"Belum punya mas." Jawab ku lirih masih dalam segukan bekas mewek.

"Duhh udah dong jangan nangis. Nanti disangka orang saya ngapa-ngapain kamu.

"Iya."

"Jadi begini kamu gak usah nabung untuk ganti kerusakan Iphone saya. Cukup kamu bersih-bersih dirumah saya selama seminggu ini maka utang kamu selesai. Gimana? Kebetulan ART saya sedang cuti."

Jadi ART? Ya Allah gini banget yaa jauh-jauh kesini bawa gelar S1 yang kuliahnya bikin kepala mau pecah taunya jadi ART. Nasibku. Ya Allah jika memang ini awal dari sebuah kebahagiaan tidak apa. Aku kuat. Jaman sekarang gelar S1 gak kepake banget yak.

"Dirumah mas ada siapa?." Tanyaku.

"Yaa hanya ada saya dan kamu nantinya."
"Tapi mas gak boleh lawan jenis berada disatu rumah tanpa mahram. Saya gak berani, bukan maksud suudzon tapi gak baik mas."

"Yaa ribet banget sih. Yaudah kamu kerjanya pas saya kerja aja. Kan kamu nganggur."

"Saya..."
"Kamu saya gaji!"

"Loh kok digaji?."
"Suka-suka saya lah. Mau nggak kamu!" Aku terlonjak kaget. Duh ngedesak banget ni orang sampe gak bisa mikir aku.

"Iya deh iya."
"Oke deal rumah saya di blok H nomor 11."

"Humm."
"Mulai besok kerja."
"HAAAA"

Apa aku gak salah denger? langsung kerja? Ya ampun.....

Bismillahirahmanirrahim besok kerja SEMANGAT meskipun cuman jadi babu sih. Ah do amat lah penting halal.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
R
KOTA JAMBI
DITULIS PADA : MINGGU 3 JUNI 2018

CEWEK SONGONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang