Part 10 (Itu saja sudah dosa)

82 3 0
                                    

Sambil nyantai yaa bacanya, pembaca ku yang seuprit. Kan kuberi nama untuk kalian. Uprit-uprit klub.

"Tante gak salah tuh milih asisten untuk saya?" Prana mendatangi ruangan tantenya setelah pekerjaannya selesai.

"Nggak ada yang salah Prana." Balas Tantenya cuek.

"Tapi Tante, apa gak bakalan nyusahin kita mengenai penampilan dia?."

"Apanya sih yang bikin susah? Dia aja gak susah tuh berpakaian seperti itu." Prana merengut menatap tante nya.

"Iya deh, terserah tante."

"Yang tante khawatirkan itu justru kamu! Awas aja nanti kamu naksir dia ya!." Kecam sang Tante.

"Saya? Gak deh tante. Selera saya bukan yang begituan." Balas Prana sombong.

Bahh gila aja kali gue demen dia

"Oh iya selera kamu kan batangan ya Prana " Ledek Tantenya.

Prana terkejut "Astaga tante! Sembarangan!."

"Gak usah cari alasan kamu. Sejauh kamu hidup ikut tante 11 tahun ini. Tante gak pernah lihat kamu gandeng perempuan ya!. Tapi tante pernah nya lihat kamu jalan kehotel sama pria." Prana melototkan matanya. Pertanda antara itu memang benar yang dikatakan tantenya atau justru itu salah besar.

Bangsadddd ini semua gara-gara si Pangga kampret, kejadian udah dari jaman kapan masa terungkapnya baru  sekarang sih?

"Weihh tante jangan buat gosip dong. Itu gak kayak begitu kejadiannya. Itu temen Prana mabuk berat frustasi ditinggal cewek. Jadi ya Prana bawak ke hotel dah gitu Prana tinggal kok. Issh asal aja Tante ini." Prana bersungut-sungut kesal melihat tantenya mencibir seakan tak percaya.

Tante mah gak tau aja kalau gue sukanya nyelup mahluk pemilik gunung kembar hehehe...enyakk

"Omongkosong. Udah sana kamu pulang!"

Prana keluar dari ruangan tantenya dengan mendecih pelan.

Lah tuu cewek jalan kaki?

Diperjalanan pulangnya Prana melihat Nufa asistennya berjalan kaki dipinggir trotoar. Ia dapat mengenalnya karena tas yang dipakai Nufa. Dia ingat tas itu.

Sebagai laki-laki yang jantan tak ada salahnya memberi tumpangan bukan? Kasian juga liat dia dikota besar gini jalan kaki, mana tau rumahnya jauh kalau ada yang ganggu gimana kan ya. Ini kenapa mendadak gue jadi cowok baek sih?. Biasanya juga peduli setan.

Tin....tin....

Nufa yang mendengar klakson mobil, menoleh kebelakang. Mobil hitam berhenti tepat disampingnya berdiri. Tanpa sadar Nufa mengerutkan alisnya dan menggaruk kepalanya. Melihat sang pengendara mobil itu turun, Nufa menjadi cemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CEWEK SONGONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang