28

5.4K 273 10
                                    

Sebaik-baiknya bersabar adalah ketika ada seseorang yang mengusikmu bahkan menyakiti perasaanmu tapi kau memilih untuk diam dan mencoba meredam emosi yang mungkin akan meluap jika kau tak mengingat emosi  hanya akan memperburuk keadaan

"Weiii akhirnya nyampe juga lo" ujar aresky sambil merangkul Kelvin yang baru saja tiba
"Iya nih lama kaga liat lo udah kayak curut got aja ngumpet" tambah Fandy
"kangen gue sama curut unyu menggemaskan ini" sambung Denta yang mendapat jitakan dari Kelvin
"Sialan lo pada manggil dia curut, ganteng gini masa dipanggil curut" bela Erlang
"Homo lo" kata Kelvin
"Pesan makanan dulu woi, laper gue" kata Rehan menyudahi keributan.
"Lo pesen apa re?" Tanya aresky
"Samain aja semua res biar ga ribet" jawab Rehan
"Setuju gue" sahut Kelvin

Kemudian mereka semua menunggu makanan sembari mengingat terakhir kali berkumpul membahas apa.

"Pada inget ga lo pada terakhir kita ngumpul dirumah ares sampe mabok gara-gara minuman dikulkas itu" ucap Fandy memulai obrolan
"Lah iya sampe gue tidur di lantai dapur pas mau ambil minumnya lagi" sambung Aresky
"Payah lo gitu aja mabok" kata Rehan
"Terus yang sampe tidur di depan kamar mandi tu siapa re?" Tanya Erlang sekaligus menyindir
"Denta itu" jawab Rehan sambil tertawa
"Itu lo re, kalo gue mah enak habis mabok tidurnya di sofa depan tv ga kaya lo lo pada" ucap denta
"Ah cemen. Gue dong langsung masuk kamar ares di atas, di sedian minum lagi biar tambah mabok" ujar Kelvin
"Nikmat dunia yang hakiki" kata Erlang
"Yakin kamar gue vin? Lo mabok sadar apa itu kamar gue atau kamar yang lain" tanya aresky
"Yakin lah, kamar lo nuansa item kan gak mungkin salah gue" ucap Kelvin

"Makan dulu wei nanti lagi ceritanya" ucap Fandy.
"Time to eat!" Sahut Denta

Mereka semua makan dengan ditemani obrolan dan candaan serta suara musik yang menggema diseluruh sisi kafe yang lumayan ramai dikunjungi. Mereka menghabiskan waktu hingga senja datang menghampiri tetapi Kelvin pamit untuk pulang terlebih dahulu satu jam sebelum mereka bubar karena takut ibunya akan khawatir jika ia pulang lebih lama. Ditempat yang berbeda Akbar tengah berusaha menyelesaikan pekerjaannya yang sedikit lagi hampir selesai.

"Ah akhirnya selesai juga pekerjaan sialan ini" ucap Akbar sendiri.
"Sekertaris" panggil Akbar sambil merapikan dokumen pekerjaannya. Tak lama terdengar suara ketukan pintu yang tak begitu nyaring terdengar.
"Masuk" perintah Akbar
"Ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya sekertaris Akbar yang saat itu memakai rok hitam selutut dengan kemeja berwarna biru bernama Renita.
"Besok saya harus izin untuk mengurus surat di pengadilan agama, rapat untuk besok di undur ke hari rabu karena boss besar masih diluar kota. Jadi tolong pekerjaan saya kamu handle dulu karena Annis belum pulang juga dari luar kota." ucap Akbar menjelaskan karena ia lebih sering meminta bantuan kepada Annis ketimbang sekertarisnya sendiri.
"Baik pak" jawab Renita paham.

Kemudian Akbar bergegas untuk pulang karena ia harus membeli beberapa kebutuhan dan menyiapkan yang diperlukan untuk hari esok.

........ ......... ........

Mentari pagi perlahan menunjukan sinarnya disela-sela jendela kamar Rissa yang mengenai wajahnya
"Astagfirullah ketiduran" sontak Rissa terbangun
"Belum masak untuk sarapan duh jam berapa ini" ucap Rissa sambil segera memakai hijabnya dan keluar kamar melewati ruang makan untuk memasak sarapan.
"Udah bangun nak? Ayo sini kita sarapan sama-sama" kata ibu saat melihat Rissa
"Rissa minta maaf ya bu, Rissa ketiduran selepas sholat subuh jadi Rissa tidak membantu ibu memasak sarapan" ujar Rissa sembari duduk di samping Kelvin yang sudah hampir selesai sarapan.
"Gak papa sayang, ibu ngerti. Pasti kamu capek kan? Udah gak papa ayo kita makan" ucap ibu dengan lembut.

Selesai sarapan saat hendak membersihkan piring dan yang lain-lainnya untuk dicuci ibu ingin membantu Rissa tetapi Rissa tidak ingin ibunya terlalu lelah.
"Udah bu, Rissa saja ya, ibu istirahat saja atau gabung sama kelvin dan mbak Diah yang lagi nonton tv" ucap Rissa.
"Hmm yaudah, ibu mau ke halaman depan dulu nyiram tanaman sekalian siapa tau nanti ada tukang sayur keliling lewat ibu mau belanja" kata ibu.
"Baik bu, oh iya bu hari ini Rissa harus pergi ke kampus untuk bertemu dosen dan siapa tahu ada informasi terbaru dari kampus mengenai wisuda nanti." Izin Rissa
"Jam berapa nak terus kesananya naik apa?" Tanya ibu
"Jam 9 bu, mungkin Rissa pesan taxi aja bu" jawab Rissa
"Di anterin Kelvin aja ya nak takutnya kamu kejebak macet dijalan ntar sampe keburu pulang dosen kamu" kata ibu menawarkan
"Oh gak usah bu, Rissa gak mau merepotkan Kelvin" ucap Rissa
"Kamu kayak sama siapa aja ris, udah gapapa daripada itu anak gak ngapa-ngapain kan" ujar ibu

Sorry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang