34

3.2K 130 3
                                    

Apa yang kamu dengar dari seseorang itu belum tentu benar, kamu perlu tau dia seperti apa dari sudut pandang orang terdekatnya. Apa penting?
Penting. Karena semua orang bisa bermuka dua demi sesuatu.

Tiba saat hari menjelang sore. Tidak ada yang berbeda dari rumah itu saat terakhir kali melihatnya. Bertepatan dengan kepulangannya, anak dari tante Laila pun sedang asik berkumpul, memang sengaja Rissa tidak memberitahu siapapun. Rissa menekan bel di samping pintu rumah mereka.

Ting tung.... Ting tung....

"iya sebentar" terdengar suara kak Rifkan menyahut dari dalam

Ceklek... pintu terbuka

"Assalamu'alaikum kak" salam Rissa.

"Wa'alaikumsalam adikkuuuuu" jawab kak Rifkan dengan antusias.

"ayok masuk masuk, sini kakak bawain tasnya" ajak kak Rifkan dengan gembira

"iya kak" Rissa menyahut.

"lihat nih siapa yang dateng" kata kak Rifkan saat mereka berada di ruang tengah dimana semuanya sedang bercanda ria.

"Assalamu'alaikum" salam Rissa dengan nada riang

"wa'alaikumsalam" serempak mereka membalas salam Rissa

"loh anakku pulang, kok kesini gak ngabarin tante sih?" tanya tante Laila

"sengaja tan, biar pada kaget" jawab Rissa sambil mencium tangan serta kedua pipi tantenya itu. Pun tante Laila adalah sosok pengganti ibunya, ia tetap memanggilnya dengan sebutan 'tante' lidahnya belum terbiasa menyebut kata 'mama' walaupun tante laila sangat senang bila Rissa memanggilnya mama.

"sebulan lebih kamu pergi tapi kok rindu ya" celetuk kak Hana

"iya Rissa tau kok Rissa memang ngangenin orangnya kan" canda Rissa

"halah dibilangin gitu udah mau terbang aja" balas kak Hana sambil tertawa

"tante rissaaaaaa, Icha kangen pengen main sama tante" peluk Icha anak Kak Hana gemas.

"ponakan tante semakin gendut aja nih makan cokelat terus ya?" tanya Rissa bergurau

"iya tuh nanti lama-lama giginya bisa rusak susah dikasi taunya" sahut kakak ipar Umar suami kak Hana

"kamu sama Akbar bagaimana? Sudah izin mau kesini sama dia?" tanya tante Laila

"iya nih bawa tas lumayan gede, mau nginep berapa hari kamu" tambah kak Rifkan

Murung seketika wajah Rissa. Mereka semua paham bahwa kali ini Rissa pulang dengan sejuta masalah dalam hatinya maka segera saja Kak Rifkan menyuruh istrinya, kak Alin untuk membawa Icha kekamar.

"Icha coba deh liatin adenya dikamar bobo, temenin nanti dia nangis. Tuh sama tante Alin dianterin" ucap kak Rifkan.

Tak perlu berbasa-basi dan menutupi semuanya lagi, kali ini dia benar-benar berada di titik terendah dalam hidupnya. Lalu Rissa menceritakan semua yang telah di alaminya selama menikah dengan Akbar, menurutnya ia perlu mendengarkan beberapa saran dan masukan untuk dirinya.

" Kurang ajar. Berani dia sakiti adikku. Dimana dia biar kakak hajar, orang begitu sekali-kali harus pake tangan belum pernah kena bogem mentah mentah" kata Kak Rifkan emosi

"ayok rif kakak bantuin rasanya mau kakak tampar mulutnya" tambah kak Hana semakin emosi

"maaf ya Rissa karena tante yang menyetujui kamu menikah dengannya sekarang kamu harus menderita seperti ini dan kamu lagi hamil Ris tidak bisa cerai begitu saja" ucap Tante Laila sambil menangis

"Tante tak perlu menangis, ini bukan salah tante. Rissa yang mengiyakan lamaran itu dan rasa sakit yang Rissa alami saat ini bukan masalah, mungkin Allah sedang memberi Rissa ujian kehidupan melalui Akbar" Rissa berusaha menenangkan Tante Laila

"teramat menyesal Akbar kelak" Umpat Kakak Umar dengan nada kesal

"Allah tau Rissa kuat tante, maka Allah beri rasa sakit itu" Rissa berucap

"kak Hana sama kak Rifkan jangan balas Akbar ya, bagaimanapun dia adalah suami Rissa dan sampai detik ini Rissa sudah memaafkan segala perlakuan Akbar biar Allah saja yang memberikan hukuman kepada Akbar nanti" tambah Rissa. Kali ini air matanya tidak lagi tumpah demi terlihat kuat di depan mereka semua.

"laki-laki mana yang tega berbuat hal seperti itu kepada calon bidadari surga seperti mu de" kak Hana heran, kemudian ia memeluk Rissa mencoba menguatkan hati yang rapuh.

"kamu jaga kandunganmu jangan terlalu larut dalam kesedihan, jangan sampai stress de" kata kak Rifkan sambil mengelus kepala Rissa lembut.

"untuk kelanjutan bagaimana Akbar bersikap kepada Rissa, Rissa sudah mengatakan bila memang berpisah Akbar harus menunjukkan kepada Rissa hasil DNA anak yang di kandung Annis dan mengakuinya di depan keluaga Rissa juga keluarga Akbar" tegas Rissa mengakhiri kisah drama sedih yang biasanya hanya terjadi di FTV saja.

"tante antar kamu ke kamar ya nak, kamu perlu istirahat yang banyak" tawar Tante Laila

Rissa hanya menangguk. Sampai di dapan kamar sebelum Rissa masuk Tante Laila memeluk Rissa dan mencium keningnya lembut dan berkata "tante sayang banget sama kamu Rissa. Maaf untuk semua yang terjadi. Tante akan bangunkan kamu untuk makan malam."

Lagi-lagi Rissa mengangguk saja.

Hai🙂
Vote dan commentnya ya readers.
Kali ini bingung mau ngomong apa hehe
Intinya maaf ya🙂
😉

Sorry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang