6.

19 11 20
                                    

Ketika Gersia ,...

Happy Reading😉

__________________________

Gersia menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan kaki ia selonjorin di bawah meja, kedua tangannya ia lipat di dada, pandangannya ke arah jalan, melihat setiap yang melintas. Bahkan tadi ia sempat melihat sahabat sahabatnya lewat dan sekarang entah ia tidak tau kemana mereka.

Gersia merasa menyesal lari-lari, cepat-capat pulang yang ia pikir benar-benar ada tamu penting. Karena tidak seperti biasanya mamanya Gersia sampai menghubungi mamanya Khealma. Dan karena hal itu Gersia pikir ada tamu penting. Nyatanya ga sama sekali penting. Tadi saat Gersia sampai rumah,...


"Ibu, assalammualaikum ibu i--," Gersia berlari begitu saja ke dalam rumah yang pintu depan rumahnya tidak di tutup.

"Awa-," sampai intruksi seseorang itu telat di ucapkan


Setttt



Dugh




Bukhh



"Awwww, aduh sakit," keluh Gersia kesakitan yang bokongnya sudah diatas lantai begitu saja.

"Ibu ibu sakit," adu Gersia pelan sambil mengusap bokongnya dan kakinya yang terasa sakit sekali.

"Kamu gak papa?" Tanya seorang pria. Gersia menengok ke samping, ke sumber suara dan seketika ia tersentak kaget membuat Gersia terlonjak ke belakang mengakibatkan kepalanya membentur tembok.



Dukh




"Aww," ringis Gersia untuk yang kedua kalianya ia kesakitan. Tidak, kali ini ia benar-benar merasa malu.

'Beni? Ko dia ada di sini? Ini mimpikan? Ya Allah, dia liat aku jatuh tadi? Arkhhh malu malu,' batin Gersia

Mengingat kejadian memalukan tadi membuat Gersia jika boleh ingin menukar wajahnya, untuk sekarang saja. Ia sangat malu, apalagi tadi mamanya datang bukannya bantuin malah ketawa dan bilang, 'Jatuh terus ih. Biasanya jatuh di depan mama ya, sekarang mah jatuh di depan pacar,' seketika Beni yang mendengar itu ikut tertawa. Astaga Gersia benar-benar malu, kalau saja bukan mamanya yang bilang, mungkin orang yang ngomong seperti itu entah sekarang udah jadi apa. Ada yang mau tukeran muka ga? Tolong Gersia dong.


'Aishhh,' batin Gersia


Untuk ke sekian kalinya Gersia mendengar hembusan berat pria yang ada di hadapannya. Untuk kesekian detiknya juga Gersia ingin pergi. Rasanya jengah, kikuk, dan panas. Jika saja tidak ingat di hadapannya Beni pacaranya yang dateng jauh jauh dan entah tau alamat rumah Gersia dari mana, dan Beni tau akan kesalahannya, mungkin Gersia tidak akan membuang waktu berdiam di sini. Masalahnya yang Gersia tau Beni tidak tau kalau Gersia sudah tau Beni selingkuh. Selingkuh? Apa benar selingkuh? Entahlah Gersia tidak tau, yang intinya sekarang Gersia benar benar kecewa.

"Gersia," panggil Beni

"Hem," gumam Gersia malas. Setelah itu hening lagi.

"Ben, kesini sendirian?" Tanya Gersia mencoba tetap hangat seperti biasa.

"Eh, iya," kata Beni yang kikuk karena pertanyaan Gersia yang tiba-tiba.

"Tau dari mana rumah ku?" Tanya lagi Gersia

"Itu kan kamu yang ngasih tau," kata Beni membuat Gersia berpikir, Karena ini pertama kalinya Beni kerumah Gersia. Mencoba mengingat ingat kapan ia memberitahu Beni alamat rumahnya. Seingat Gersia ia pernah memberitahu kelurahannya saja, jika detailnya belum sempat.

"Bukannya aku baru kasih tau kelurahannya doang?" Kata Gersia

"Tadi sih agak susah, tapi aku sempet nanya nanya," jelas Beni dan mendapat balasan anggukan dari Gersia. Hening, sama sama hanyut dalam pikiran masing-masing.

Berdiam seperti ini, dan di hadapannya ada Beni, membuat kepingan kepingan luka kemarin hadir berputar di pikirannya, menggores setiap melintas, hingga rasanya sakit akan luka kemarin terasa kembali. Bahkan rasanya sakit dan lebih sakit. Sekarang waktu yang tepat untuk menanyakan perihal Shiren, meminta penjelasan terhadap Beni langsung. Tapi, Gersia tidak sanggup hanya untuk berkata, "Shiren" saja. Yang Gersia yakin jika ia mengatakan satu kata itu Beni pasti mengerti, tapi lagi Gersia terlalu takut ia akan terlihat lemah di hadapan Beni, Gersia tidak mau menangis di hadapan Beni, dia pikir Beni akan besar kepala. Sekarang Gersia benar benar tidak tau harus berbuat apa,

"Ger, Gersia," panggil Beni sedari tadi yang  tidak mendapat respon oleh pemilik nama. Beni memberanikan diri menepuk pundak Gersia. Karena tepukan itu Gersia tersentak sampai tubuhnya terlonjak ke depan.

"He, maaf maaf kenapa?" Tanya Gersia gelagapan yang baru saja sadar dari lamunannya.

"Kamu ngelamunin apa?" Bukannya menjawab Beni malah berbalik nanya. Gersia hanya menggeleng atas jawaban 'bukan apa-apa,'

"Gersia," panggil Beni selembut mungkin. Jika ditanya kenapa Gersia dengan Beni bisa berhubungan selama ini sampai sekarang, salah satu alasannya karena Beni pria yang lembut kaya sekarang ini.

"Iya?" Balas Gersia

"Kamu marah?" Tanya Beni masih dengan nada yang sama.

"Eh, engga. Aku ga marah," jawab Gersia gelagapan.

"Kamu udah tau Shiren?" Tanya Beni dengan nada meyakinkan diri. Gersia yang mendengar nama 'Shiren' dari bibir Beni sedikit kaget. Dari mana Beni tau kalau Gersia udah tau tentang dia dengan Shiren, siapa yang memberitahu, sahabat sahabatnya tidak mungkin, apa mungkin itu alasannya kenapa Beni ada di sini sekarang?

"Aku ga ada niatan buat ngelakuin itu semuah. Aku juga ga mau, aku terpaksa. Aku di paksa abangku, abangku mau aku pacaran sama Shiren, ade dari gbtan dia. Aku udah nolak, tapi dia ngancem bakal ngelarang aku buat pacaran sama kamu kalau aku ga mau nurutin kemauan dia. Kamu tau kan abangku bagaimana? Aku akan putus sama Shiren saat abang aku udah jadian sama kakaknya Shiren. Aku ga bohong, itu semuah bukan kemauan aku Ger," jelas panjang lebar Beni yang membuat Gersia tertunduk terpaku akan perkataan Beni, ia sangat tidak menyangka sejahat itu abangnya Beni, apa dia ga mikirin perasaan cewek. Bagaimana perasaan Shiren jika tau ini hanya permainan, terus apa dia ga mikir akan ada yang terluka?

'Kenapa abangnya Beni setega itu? Dia masih punya hati kan? Masih ada kan? Aku salah apa sih? Sekarang aku aja nysek banget, gimana nanti perasaan Shiren?' Batin Gersia

Bersambung,...

♡♡♡

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*tau ga sih pas aku nulis part ini dan selanjutnya aku ngakak sendiri, entah kalian gimana, yang intinya aku ketawa mulu.


Terimakasih telah membaca😄

Sterren VerhaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang