Ding dong.
"Hyung, sana buka pintu." Seokjin mendengus ketika sang maknae menyuruhnya seenak jidat dan dengan setengah hati berdiri dari sofa yang terasa empuk. Ia berjalan menuju pintu, memastikan siapa orang sialan yang bertamu di siang bolong seperti ini.
"Hikss...hiks.."
Seokjin melebarkan matanya ketika mendapati seorang laki-laki sedang menangis dengan topi santa di kepalanya. Karena rasa terkejutnya, Seokjin hanya membatu dan meneliti pria di depannya. Laki-laki bertopi santa itu menatap Seokjin dengan mata yang mengerjap lucu dan berair, lalu sedetik kemudian tubuh Seokjin dipeluk kencang.
"Appa..."
Seokjin makin melebarkan matanya ketika mendengar dirinya dipanggil seperti itu. Tak lama Jungkook datang menghampiri Seokjin dan bertanya siapa laki-laki yang berada dalam pelukannya itu. Seokjin hanya menggelengkan kepalanya tidak tahu, Jungkook menyentuh pundak laki-laki itu dan seketika kepala laki-laki itu mendongak untuk menatap Jungkook.
"Astaga imutnya!"
----
"Jelaskan padaku siapa makhluk yang akan menyusahkan kita ini." Yoongi melipat tangannya didepan dada sembari menatap sengit Jimin yang sedang menjilati sendok berlumuran selai coklat. Jin berada di samping Jimin dan Jungkook berada di sisi lainnya, ikut menjilat satu sendok selai coklat.
Seokjin balas menatap Yoongi tak kalah sengitnya, "mulut mu itu tajam sekali, Yoongi. Lagipula apa masalah mu jika Jimin tinggal disini?" Seokjin kemudian mengusap puncak kepala Jimin.
Park Jimin.
Hanya itu yang terdapat di kertas lecek yang di genggam Jimin ketika Seokjin dan Jungkook membawa Jimin ke dapur. Seokjin yakin itu nama pria manis ini, kelakuannya seperti anak umur lima tahun walaupun secara fisik orang akan mengira umurnya dua puluh tahunan. Seokjin bertanya siapa dan kenapa Jimin bisa sampai kesini, dan pria manis itu menjawab,
"Katanya Jiminie harus masuk ke rumah ini biar bisa ketemu Appa."
Lalu Jimin memeluk Seokjin lagi setelah berucap seperti itu. Seokjin memang bingung, namun ia sangat senang Jimin hadir di rumah yang sangat sepi ini walaupun sudah ada enam orang di dalamnya. Kim Seokjin, pria yang memang menyukai anak kecil. Berbanding terbalik dengan Min Yoongi, 'kakek kura-kura' pemarah dan membenci kebisingan. Dan kebisingan identik dengan anak kecil. Bisa disimpulkan bahwa Yoongi membenci anak kecil.
Yoongi mendengus, "tentu akan menyusahkan. Aku sudah kerepotan dengan lima orang bodoh disini. Pria ini hanya akan makin menyusahkan." Yoongi menyambar secangkir kopi miliknya lalu menyesapnya. Seokjin hanya menghembuskan napasnya kasar kemudian membawa Jimin ke ruang tv diikuti Jungkook di belakangnya. Yoongi menghembuskan napasnya, ia hanya tidak habis pikir kenapa rumah ini bisa kedatangan satu pria berusia dua puluh tahunan namun berperilaku layaknya umur lima tahun. Itu akan makin menyusahkan. Bahkan menurut Yoongi, mengurus Jungkook yang manjanya kelewat batas saja sudah sangat menyusahkan.
"Jangan terlalu dipikirkan, hyung. Aku yakin Jimin tak seburuk apa yang kau pikirkan." Hoseok yang baru saja datang dari urusannya langsung duduk berhadapan dengan Yoongi. Ia sudah mendengar penjelasannya dari Seokjin ketika ia melintasi ruang tv. Cukup kaget juga karena secara tiba-tiba harus menerima satu 'anak' laki-laki lagi di rumah ini.
Yoongi meletakkan cangkir kopinya. "Kau sama saja seperti Seokjin. Hufft, aku akan mencari keluarga dengan marga Park dan mengembalikan Jimin ke keluarganya." Yoongi berdiri dan berniat ingin pergi ke kamarnya. Namun ia kembali menatap Hoseok, "dimana Namjoon?" Yoongi yakin bahwa tadi Hoseok pergi dengan Namjoon.
![](https://img.wattpad.com/cover/150535898-288-k343662.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMINIE (Yoonmin)
Teen FictionBagaimana kehidupan enam pria yang tinggal satu rumah ketika ada 'anak kecil' yang terdampar di rumah mereka? Dan bagaimana juga nasib tidur nyenyak Yoongi dengan kehadiran si berisik Jimin di hidupnya? TOP!YOONGI BOTTOM!JIMIN