Cowok berperawakkan jangkung berkulit hitam manis khas orang Indonesia terlihat sedang berjalan menyusuri koridor sekolah dengan tas yang disampirkan di bahu serta tangan yang dibenamkan di dalam saku celana abu.
Sempurna. Kata itu cocok dijadikan gambaran dari seorang cowok bernama Devano Alexandra atau yang lebih akrab disapa Devan. Salah satu most wanted SMA Pelita. Wajahnya yang lumayan tampan serta ditunjang kemampuan otak di atas rata-rata membuatnya menjadi idola meski sikapnya terhadap yang lain begitu dingin.
Baginya, hal semacam itu tak diperlukan dalam hidup. Ia sudah cukup bahagia dengan dirinya saat ini tanpa perlu memiliki banyak teman. Ia sudah merasa cukup direpotkan dengan ketiga temannya yang semuanya cewek. Ia tak ingin menambah beban hidupnya dengan sok akrab sana sini.
Ya, bagi Devan memiliki banyak teman itu merepotkan. Mau tidak mau, suka tidak suka, ia harus mendengarkan temannya bercerita tentang kisah yang tak ada kaitannya sama sekali dengan dirinya.
Akan tetapi, ada tiga spesies berjenis kelamin cewek yang berhasil menjadi teman seorang Devan.
Pertama. Mari berkenalan dengan si cantik Aura Maurelia. Devan sering memanggilnya, Au. Satu-satunya teman Devan yang berasal dari luar kota. Orangnya cantik. Selain cantik, Aura juga sangat baik tentunya. Ya, walaupun jika sedang bersama Viola, dia lebih sering marah-marah.
Kedua. Ini dia si cantik Viola Angraini, sering dipanggil Ola. Anaknya humble dan mudah tertawa, bahkan dengan lawakkan Devan yang garing sekalipun. Selera humornya benar-benar receh. Satu kekurangan yang gadis itu miliki. Kinerja otaknya yang lambat membuat orang-orang di dekatnya terkadang harus mengelus dada berkali-kali.
Terakhir, ada Inesa Gabriela. Saingan Devan, dalam artian bersaing untuk menjadi yang paling unggul di kelas. Meskipun begitu, tetap saja mereka adalah teman dekat.
***
Devan terus melangkahkan kakinya menuju kelas yang terletak paling ujung dari koridor. Sikapnya yang kalem dan ditunjang dengan wajah yang mumpuni selalu saja membuat cewek-cewek alay yang melihatnya memekik girang, seperti sekarang ini misalnya.
“Dev, balas chat gue dong.”
“Dev, follback instagram gue, ya?”
"Ih Devan, makin hari makin ganteng aja."
“Dev, minta duit dong.”
“Dev, gue laper. Traktir dong?!”
Fix, dua kalimat terakhir itu bukan dari cewek-cewek alay melainkan dari cowok-cowok gak jelas yang seolah menyindir Devan.
"Dasar orang-orang aneh," batin Devan.
Devan terus berjalan tak acuh. Sesekali ia terdengar mendengus sebal. Ia sengaja datang terlambat hanya untuk menghindari pekikkan-pekikkan itu, tapi tetap saja selalu ada. Mungkin ini takdirnya jadi orang ganteng, selalu menjadi pusat perhatian layaknya selebriti.
Langkah yang pasti ia pijakkan satu persatu di atas keramik, hingga satu langkah kecil kini membawa Devan berdiri di tengah ambang pintu kelas. Ia menghentikan langkahnya sejenak. Ramai masih menghias suasana di dalam sana, padahal jika diingat ini sudah pukul setengah delapan seharusnya guru sudah masuk sejak tiga puluh menit yang lalu.
Cowok itu hanya mengangkat kedua bahunya tak acuh lalu kembali berjalan menuju bangkunya yang berada tepat di belakang meja yang saat ini sedang ada tiga orang cewek duduk di sana. Tas yang ia sampirkan di bahu ia di simpan di atas meja lalu duduk setelahnya.
“Baru datang, Dev?” tanya Dodit. Tapi mata cowok berkacamata tebal itu tak lepas dari buku yang sedang ia baca, ia teman satu bangku Devan.
“Hm.” Devan hanya bergumam singkat. Perhatiaannya tertuju pada tiga gadis yang sedang duduk di hadapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/150550330-288-k541581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devan (Slow Update)
Teen FictionNote: cerita ini akan selalu direvisi setiap saat. Devano Alexandra atau yang akrab disapa Devan merupakan most wanted di SMA Pelita. Orangnya dingin, dan juga biang onar. Dia memiliki 3 orang teman yang semuanya cewek. Devan yang terkenal dingin it...