4. [Baku] - Just Friends?

5K 747 68
                                    


Ta'jil

JENO X JAEMIN

NCT DREAM

YO! DREAM

JJEORO JUJA FIGHTING!

Kata orang, Jaemin itu beruntung, mendapatkan sosok lelaki seperti Jeno sebagai sahabatnya, karena Lee Jeno bertindak seakan Jaemin merupakan bagian dari dunianya.

Sosok Lee Jeno yang disebut sebagai seorang yang sangat sempurna tersebut, malah merasa lebih beruntung mendapatkan Jaemin sebagai dunianya.

Ya, sahabat, sahabat yang sangat melebihi dari kata sahabat. Orang-orang yang percaya akan kata sahabat hanyalah orang bodoh, karena Jaemin dan Jeno bukanlah hanya sekedar sahabat seperti apa yang sering dikatakan pemuda Na tersebut.

Keduanya saling suka.

Keduanya memendam rasa.

Tapi semesta tidak membuat kedua insan itu bersatu dengan mudahnya, membuat setiap orang yang tahu hubungan keduanya merasa gemas hingga ingin mencekik keduanya agar bisa bersanding bersama.

Baik Jeno maupun Jaemin tak ada yang ingin meresmikan hubungan keduanya.

Kata 'Aku mencintaimu' bahkan tak pernah terdengar dari mulut keduanya.

Alih alih demikian, keduanya sering menyebutkan 'kau tahu aku menyayangimu, kan?' Bayangkan saja betapa lucunya mereka.

-
-
-

Kala itu, Jeno tengah menunggu Jaemin menemuinya di kafe tempat mereka berdua sering menghabiskan waktu, baik waktu mereka berdua atau hanya sekedar sambil mengerjakan tugas kuliah.

Jeno baru saja pulang dari Belanda untuk mengerjakan tugas kuliahnya, meninggalkan malaikatnya berada di Seoul selama sebulan membuat ia sangat merindukannya. Walau ia sering mengirim pesan singkat atau hanya sekedar video call , rasanya akan berbeda bukan jika bertemu dengan orangnya langsung.

Ting!

Bel pintu berdenting menunjukan seseorang baru saja membuka pintu, senyum lebar Jeno terlukis dengan bulan sabitnya saat mengetahui siapa yang baru saja datang.

Jaemin mendekati mejanya setelah melambaikan tangannya singkat.

"Bagaimana Belanda? Menyenangkan?" Tanya Jaemin segera setelah duduk dihadapan Jeno.

Jeno mengangkat bahunya acuh dan hanay menatap Jaemin penuh bahagia karena bisa bertemu dengan orang yang ia cintai sekaligus sayangi secara langsung setelah sebulan berpisah.

"Well, not bad, hanya aku merindukan sosok yang berada didepanku sekarang ini selama sebulan, untung saja aku tidak menjadi gila karena itu," jawabnya santai.

Jaemin sudah terbiasa dengan gurauan serta godaan yang sering Jeno lemparkan padanya, jadi ia hanya menanggapi hal itu dengan memutar bola matanya dan mendengus mencoba menghilangkan perasaan malu karena godaan tersebut.

"Bagaimana Seoul tanpaku?" kini giliran Jeno yang bertanya.

Jaemin mencebikkan bibirnya yang selalu membuat Jeno merasa gemas dengan tingkahnya.

"Aku kehilangan semuanya, mood-booster ku,  mood-breaker ku, supir pribadiku, dan penggemarku, tapi akhirnya aku bertemu dengannya sekarang, rasanya aku harus menceritakan betapa banyak hal yang terlewatkan selama itu padamu," jawab Jaemin.

Jeno terkekeh, ia tidak menyangka Jaemin akan semakin handal membalas godaaannya.

"Lucas, apa ia menggodamu saat aku pergi?" tanya Jeno.

"Well, yeah, a bit. He was trying to get closer than usual, tapi yang paling aku sesalkan ia terus memanggilku dengan sebutan menjijikan bak aku adalah seorang perempuan manja! It's freakin hell out from my life! I hate him for the entire of my life because of it!"

Jaemin menjawabnya dengan menggebu gebu menunjukan bahwa pemuda manis itu memang tidak suka dengan panggipan manis semanis dirinya. Jeno juga beberapa kali mendapat desisan dan delikkan setiap ia menyebut Jaemin, imut, manis, lucu dsb.

Bukankah memang Na Jaemin itu manis dan menggemaskan?

"Tapi kau memang manis dan menggemaskan, Na," goda Jeno acuh.

Jaemin mendelik kesal, ia tidak suka.

"NO, I AM NOT SWEET. I AM DARK AND MYSTERIOUS AND DANGEROUS AND VERY PISSED OFF."

Jeno tidak bisa menyembunyikan tawanya, melihat Jaemin yang bersikukuh bahwa lelaki itu tidak seperti apa yang orang lain katakan.

"How cute," gumam Jeno.

Jaemin masih marah karena Jeno juga menggodanya, sehingga ia mengabaikan panggilan Jeno padanya. Hingga keduanya hening dan berada dipikiran masing masing. Jaemin yang terlalu malu dan malas untuk membuka suara karena setelah ia pikir pikir tingkahnya memang kekanakkan, Jeno pasti akan mengejeknya habis habisan. Tetapi Jeno tidak membuka mulutnya juga membuat Jaemin bingung, dan mendapati lelaki itu hanya menatapnya lekat dengan tangan yang menumpu wajahnya.

Jaemin berusaha mengabaikan tatapan itu, tapi sayang ia tidak kuat untuk mengabaikan tatapan memujanya.

"Stop staring at me like that, Jen," ujarnya.

Tapi Jeno tak bergeming dan tetap menatapnya seakan tiada esok hari. Membuat jengah sang empu yang ditatap lekat itu.

"Seriously, what the fck are wrong with-,"

"-You're beautiful, Jaem."

Kalimat itu sukses membuat Jaemin terkekeh tak habis pikir dengan godaan  Jeno yang tak ada habisnya. Tapi ia tidak pernah lelah untuk kendengar semuanya, entah sihir macam apa itu.

"Did it hurt?" Lagi Jeno mulai untuk menggodanya.

"Lemme guess, apakah itu sakit saat aku jatuh dari langit?" tebak Jaemin.

Jeno menggeleng tepat didepan Jaemin, "bukan," katanya menimbulkan 5anda tanya besar dibenak Jaemin.

"Lantas apa?"

"Did it hurt when you fell for me?"

blush

Jaemin dan Jeno tidak bisa menyembunyikan tawa keduanya, konyol memang, dan Jaemin harus mengakui Jeno benar-benar mood booster baginya, karena lelaki itu bisa membuat moodnya kembali membaik dan menghilangkan rasa rindu selama sebulan ini.

"Aku menyayangimu, Na."

Jaemin tersenyum tipis, sangat cantik. "Aku menyayangimu, Jen."

-
-
-
Day sekian.

Males ngitung betapa lamanya aku meninggalkan buku ini karena sibuk mencari inspirasi ATST. Pokoknya aku udah mencoba semanis mungkin seperti hula agar part ini kyutt. Tapi gagal deh keknya yaa..

C U Nexteu Dey

[C] Ta'jil! •Nomin [PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang