✨ Truth or Dare ✨
New Version
✨
Siang itu Iqbaal berakhir dengan menelpon orang bengkel untuk mengangkut motornya yang terlihat mengenaskan. Wajah laki-laki itu memerah menahan marah. Ingin rasanya Iqbaal langsung pergi ke kelas gadis itu dan menjambaknya hingga ia minta ampun.
Tapi itu bukan cara Iqbaal.
Jadi dia memilih duduk di pojokan kantin sambil menikmati es jeruk yang ia pesan dua menit lalu.
Iqbaal menatap keramaian kantin sambil memainkan sedotannya.
(Namakamu) langsung menjadi pusat perhatian begitu dia menginjakan kaki di dalam kantin. Semua mata memandangnya dengan waspada, takut bila mereka menjadi korban bully dari anak itu.
Senyum usil yang ia lemparkan pada mereka semakin membuat gugup. Apalagi saat dia mulai mendekati salah satu meja yang isinya beberapa anak cupu di sana.
"Eh ada kalian." (Namakamu) duduk di atas meja. Salsha yang mengikuti gadis itu memutar bola mata malas dan memilih menghampiri salah satu tempat jajanan.
Christo, Ridwan dan Anwar saling melempar tatapan satu sama lain. Mereka bertiga menegak saliva dengan susah payah. Kantin yang tadinya ramai menjadi sepi sejak (namakamu) duduk di pinggiran meja.
"Coba gue pinjem." (Namakamu) meraih salah satu minuman berwarna dari meja itu. Mencelupkan tangannya ke dalam sana sebelum menaruh kembali gelas pelastik itu keatas meja.
"Minum." Titah (namakamu) pada Anwar.
Anwar yang terkejut pun hanya dapat memandangi sepatunya dengan keringat yang mulai bercucuran. (Namakamu) tersenyum sinis, paling tidak suka di abaikan seperti ini. Maka dengan wajah tak bersalah dia mengguyur Anwar hingga minuman pada gelas pelastik itu habis.
Semua orang terkejut termasuk Salsha yang hendak menyuapi siomay ke dalam mulutnya. Ketika Salsha hendak mengeluarkan suaranya, suara Iqbaal lebih dulu terdengar membuat suasana kantin semakin mencekam.
"(NAMAKAMU) ALKAISSA!"
(Namakamu) yang tidak mengetahui keberadaan Iqbaal ikutan terkejut. Dia melihat Iqbaal dari balik bulu matanya. Enggan menatap langsung laki-laki yang saat ini berjalan kearahnya dengan wajah mengerikan.
"Ikut gue!" Dengan kasar Iqbaal menarik lengan (namakamu) agar mengikutinya pergi dari kantin.
"Nyantai dong!" Omel (namakamu) yang secara terpaksa mengikuti kemauan seniornya itu.
Salsha menghembuskan napas frustasi.
"Di hukum dah tu anak."
✨
Gadis itu cemberut saat Iqbaal menyuruhnya untuk berdiri di tengah lapangan basket sampai jam pelajaran terakhir selesai. Guru-guru yang melihat hanya mampu menggeleng karena mengetahui tingkah laku tengil siswi mereka. (Namakamu) sudah kepanasan dan hendak kabur saat Iqbaal melotot dan menggoyangkan kayu di tangannya.
Lebih baik dia diam di tempat dari pada harus di pukuli dengan kayu itu.
Lebih sakit dan malu pastinya.
"Kak! Capek nih! Panas juga." Keluh (namakamu).
Iqbaal memandang kearah lain. Mengabaikan (namakamu).
"Ih! Kalau gue pingsan tanggung jawab ya!"
"Gue udah bisa ngerasain darah gue mulai mendidih."
"Coba deh lo ceplokin telor di atas pala gue, pasti langsung mateng."
"Eh kok mata gue kunang-kunang ya?"
Iqbaal berdecak. Adik kelasnya itu terlalu cerewet sampai kuping Iqbaal sakit mendengar suaranya. Cowok itu membiarkan (namakamu) berceloteh sendiri hingga sepuluh menit lamanya. Tapi setelah itu Iqbaal tidak mendengar suaranya dan saat berbalik, (namakamu) nyari terjatuh jika Iqbaal tidak segera berlari kearahnya.
"(Namakamu)!" Iqbaal menepuk pipi (namakamu) namun tak mendapat respon dari gadis itu.
Tak menunggu lama, lelaki itu langsung menggendong (namakamu) pergi ke UKS.
✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare [New Ver] (SLOW UPDATE)
FanficIqbaal tidak menyukai (namakamu). Menurutnya (namakamu) adalah seorang adik kelas yang senang sekali bermain-main dengan kesabarannya. Bahkan Iqbaal nyaris akan meledak saat gadis itu mulai membuat onar. Bagaimana jika suatu hari mereka berdua haru...