✨ Truth Or Dare ✨
✨ New Version ✨
✨
✨
Wajah gadis itu cemberut. Bahkan setelah dia duduk dengan manis di tempat duduknya. (Namakamu) membuang muka ketika Salsha duduk di sebelahnya. Dia marah tentu saja.
"Ayolah, gue pikir ini kan yang lo mau?" Ucap Salsha sambil duduk di tempatnya.
"Harusnya lo seneng sekarang!"
"Nggak gitu caranya, Sal!" (Namakamu) menoleh kesal. "Lo tuh nggak tau sih gimana perasaan gue. Seneng nggak! Ngerasa nggak enak iya!"
"Gue tuh ya, lebih milih caper terang-terangan ke dia dari pada di paksa jadian kayak gini!"
Salsha bungkam. Gadis cantik itu menatap lekat sahabatnya, sebelum menghembuskan napas berat.
"Yaudah nanti gue bilang ke anak-anak—"
"Udah telat!" Potong (namakamu) kesal. Dia menunjukan sesuatu dari ponselnya.
Kak Aldi: Jangan mundur ya!
Kak Aldi: apalagi kl smpe Salsha yg bilang ke gue😉
"Shit."
✨
(Namakamu) mempercepat langkahnya setelah melihat Iqbaal berdiri tidak jauh dari kelas gadis itu. Dia mencengkram kuat tali tasnya dan berharap agar laki-laki itu tidak melihat dirinya.
Gadis itu hampir saja jatuh mencium lantai ketika tanpa sengaja bertabrakan dengan siswa yang berlawanan arah dengannya. Untung saja tidak jadi karena ada seseorang yang berbaik hati menarik tasnya kebelakang.
"Eh! Makas—HAH?!" Kedua bola mata (namakamu) membulat saat menatap iris hitam pekat milik Iqbaal. Iqbaal melepas cengkramannya pada ransel (Namakamu) dan menggenggam lengan cewek itu.
(Namakamu) tidak berkutik. Baru kali ini dia merasa canggung ketika bersama Iqbaal. Biasanya dia akan melakukan apapun sampai cowok itu pusing dan berakhir marah-marah karena kehabisan ke sabaran.
"Naik." Titah Iqbaal ketika mereka berdua berdiri di samping motornya.
Gadis itu masih terdiam, bahkan saat Iqbaal sudah menyalakan mesin motornya. Merasa ada hal yang aneh, laki-laki itu menoleh kebelakang dan berdecak kemudian melihat (namakamu) masih pada posisinya.
"Ayo, naik!" Iqbaal membuka kaca helmnya. Kedua alisnya bertaut. "Mau pulang nggak!"
(Namakamu) menegak salivanya dengan susah payah. Dia melirik kebawah, tepat pada roknya. Lalu menunjukan cengiran kikuk pada Iqbaal.
Lagi-lagi, Iqbaal berdecak. Cowok itu mematikan mesin motornya. Seraya kembali turun dengan melepaskan jaket miliknya.
Tanpa berbicara, Iqbaal mengikat jaket tersebut pada pinggang (namakamu) agar bagian pahanya tidak terekspose. Hal yang jarang terjadi itu tentu saja mengundang perhatian banyak murid. Bahkan (namakamu) mengalihkan pandangan karena jaraknya dengan Iqbaal yang terlalu dekat. Detak jantungnya menggila. Ia hanya takut Iqbaal mendengarnya.
"Buru naik!" Suruh Iqbaal.
Kali ini dengan patuh, (namakamu) mengikuti perintah cowok itu.
✨
"Maaf ngeropotin."
(Namakamu) menyodorkan jaket milik Iqbaal dan langsung di simpan laki-laki itu ke dalam tasnya.
"Lo memang selalu merepotkan." Ucap Iqbaal ketus.
Dalam hati (namakamu) meringis. "Ya kan lo bisa aja minta Aldi buat batalin! Gue jug—"
"Udah lah." Iqbaal memakai helmnya. "Ini kan yang lo mau dari dulu? Gue yakin, lo pasti yang nyuruh mereka main permainan bodoh itu."
"Hah?" Kening (namakamu) mengerut di tuduh demikian. "Sembarangan banget sih lo! Gue nggak pernah—"
"Nggak ada maling, yang mau ngaku." Ketus Iqbaal.
"Eh gue—IQBAAL!"
(Namakamu) mencak-mencak di tempatnya sambil menatap kepergian Iqbaal dengan tatapan kesal campur sedih. Cewek itu masuk ke dalam rumah dengan wajah murung. Dan ketika dia baru saja hendak menginjakan kaki di ruang tamu, suara vas pecah terdengar nyaring.
Kedua bola mata (namakamu) membulat sempurna.
"MAMA!"
✨
ASHIYAP!!!
AKHIRNYA BISA APDET!!!
Nih beda banget kan versi ini sama yang dulu? Komen dong sayang xD
Terima kasih banyak guys!
Love ya.
Karin Aprilia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare [New Ver] (SLOW UPDATE)
FanfictionIqbaal tidak menyukai (namakamu). Menurutnya (namakamu) adalah seorang adik kelas yang senang sekali bermain-main dengan kesabarannya. Bahkan Iqbaal nyaris akan meledak saat gadis itu mulai membuat onar. Bagaimana jika suatu hari mereka berdua haru...