15

443 90 14
                                    

"Hurt me with painful truth. Don't comfort me with beautiful lies."



🍂



"Chaey, sejak kapan kamu—" Yeri langsung berdiri dari duduknya. Tangannya mencoba meraih tangan Chaeyoung, tetapi sayangnya langsung ditepis.

"Gak usah deketin aku, Yer," sudah pasti Chaeyoung kecewa dengan sahabatnya yang satu ini.

"Kenapa kamu nggak bilang aja, dari awal?"

"K-Karena, a-aku nggak pengen nyakitin perasaan kamu..."

"Justru kalau kayak gini malah nyakitin perasaan aku!" Bentak gadis bermarga Son tersebut.

"Kamu juga, Jihoon. Kamu malah bikin aku kayak orang bodoh ngejar-ngejar kamu..."

"Chaeng—" dan sama, Chaeyoung menepis tangan Jihoon.

"I hate both of you so much." Setelah itu Chaeyoung pergi sambil mengusap-usap mata untuk menghilangkan air mata.

Karena terlalu sibuk dan tidak memperhatikan jalannya, ia menjadi menabrak seseorang.

"Eh, sori— Dino?"

"Chaeng? Lo kenapa nangis?"

Chaeyoung beneran nggak bisa nahan nangisnya lagi, dan dia nangis didepan Dino.

Dino panik sekaligus bingung menghadapinya.




🍂





Sudah waktunya pulang sekolah. Yeri ingin menemui Chaeyoung untuk meminta maaf, tetapi sayang ia tidak menemukan sosoknya dimanapun. Begitu juga dengan Jihoon.

"Yer, dimana nih si Chaeng?"

"Nggak tau, gua daritadi nyariin dia nggak ketemu-ketemu,"

Jihoon menghelakan napas. "Yaudah deh, cari lagi yuk,"

Mereka berdua kemudian mencari lagi keberadaan Chaeyoung. Saat mereka menemukan Chaeyoung di perpustakaan, Jihoon melihat Chaeyoung tidak sendiri. Ada Dino bersamanya.

Jihoon mengisyaratkannha tangannya kepada Yeri untuk berhenti. Yeri yang bingung, mengintip dari belakang Jihoon.

"Samperin jangan?" Tanya Yeri.

"Jangan, kita liat aja dulu," jawab Jihoon.

Jihoon dan Yeri diam-diam memata-matai sekaligus menguping pembicaran mereka berdua.

"Ya gitu, No ceritanya..." kata Chaeyoung. Ia habis menceritakan alasannya menangis.

Dino cuman ngangguk-ngangguk. Pengen ngomong tapi takut salah kata.

"Tapi disaat yang sama, gua sadar. Kalo Jihoon emang cuman naruh hati sama Yeri. Mau berusaha kayak gimana pun, gua gak bisa jadi tandingannya Yeri. Gua... mungkin bakal mendukung hubungan mereka..."

"CHAEYOUNG!!!" Yeri tiba-tiba langsung menerjang Chaeyoung sampai jatuh.

"MAAFIN AKU!!!" Sekarang malah Yeri yang menangis.

"Loh, Yerim? Terus... Jihoon?"

"Ehehe... kita berdua nyariin lu buat minta maaf... dan gak sengaja denger pembicaraan kalian..." kata Jihoon diikuti anggukan Yeri yang sesegukan.

"Chaeng, maafin aku..." ujar Yeri.

Chaeyoung mengelus-elus punggung Yeri. "Iya... tapi jangan kayak gini lagi, ya..."

"Beneran?"

Chaeyoung mengangguk dan Yeri memeluknya dengan erat.

"Maafin gua juga, Chaeng..." ujar Jihoon dan Chaeyoung mengangguk.

"Kita masih temenan, kan?" Tanya cowok tersebut.

"Menurut lu?"

"Masih." Jawab Jihoon dengan polos.

"Nah yaudah, berarti masih,"

Dino yang daritadi ngeliatin cuman ketawa-ketawa aja.

Setelah itu mereka berempat mengobrol-ngobrol sebentar. Tak lama mereka diusir karena berisik.

Dalam perjalanan pulang, Jihoon dan Yeri berpisah dengan Chaeyoung dan Dino.

Chaeyoung dan Dino kemudian berjalan bersama.

"Eh, Chaeng,"

"Apaan?"

"Berarti sekarang gua ada kesempatan buat dapetin lu dong?"



















"Hah, apaan nggak denger???"

happierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang