Bagian 1

84 12 0
                                    


Malam semakin larut. Tapi mata ini tak juga kunjung terpejam. Ada banyak hal yang berkecamuk dalam pikiranku. semua seakan membeku dan menyumbat pikiranku. 

Namaku Ilham. Usiaku 24 tahun. Aku baru saja menyelesaikan pendidikanku dibangku kuliah 3 bulan yang lalu. Walau aku tak sempat mengikuti acara wisuda, tapi aku sudah mendapatkan gelarku lewat yudisium. Pasalnya aku mengalami kecelakaan sehari sebelum wisuda. Keadaanku cukup parah waktu itu hingga membuatku tak bisa datang menghadiri acara wisuda.

Aku bekerja mengelola toko ku sendiri. Menjual sepatu dan berbagai hal lainnya. Toko yang kubangun dari hasil jerih payahku bertahun tahun. Sudah hampir 4 tahun ini aku tinggal sendiri di toko. Sedangkan mama tinggal di Jakarta bersama kakak ku dan keluarganya. Aku yang memintanya tinggal disana agar bisa menemani kakak ku karena kakak iparku mas Doni sering bolak balik Jakarta-Kalimantan untuk bekerja. Tentang papa, papa sudah meninggal sejak aku masih smp karena serangan jantung.

Hidupku berjalan dengan lancar selama ini. Meski ada banyak hal yang terjadi diluar dugaan tapi aku berhasil melewatinya. Aku merasa semakin dewasa oleh hal hal tak terduga itu..

Hingga akhirnya sesuatu yang besar terjadi dalam hidupku.

Sore itu selepas ashar aku dikejutkan oleh kedatangan nenek, ibu dari ayah yang membawa seorang pria paruh baya ku perkirakan usianya 50 tahunan. Kata nenek orang yang selanjutnya ku panggil abi ini merupakan sahabat papa sejak kecil. Beliau sudah 5 tahun ini menetap di Melbourne Victoria, Australia. Beliau seorang ustad dan dosen.

Aku menyambutnya dengan senang hati. Karena merasa kembali bertemu dengan papa lewat kisah persahabatan yang abi ceritakan. Aku tak punya firasat apa apa sejak sore, mungkin kedatangannya hanya ingin menemuiku karena aku adalah anak sahabatnya.

Dugaanku salah.

Selepas margib aku terkejut dengan kedatangan mama dan kakak ku. Mama langsung menyambut abi seolah tau bahwa abi memang sengaja datang kesini dengan sebuah tujuan. Ada perasaan yang mengganjal dihatiku. Membuat aku terus bertanya tanya sendiri..

Adikku berkali menanyakannya padaku. aku tidak bisa menjawabnya karena aku sendiri tidak tau ada apa sebenarnya..

Setelah shalat isya kami berkumpul disatu ruangan. Disanalah akhirnya aku menemukan jawaban atas semua pertanyaanku

Abi menunjukkan beberapa lembar foto seorang gadis berhijab.

Hatiku berdesir saat pertamakali melihatnya.

Apa maksudnya ini??

"nak Ilham... " ucap abi padaku

"ini anak abi. Satu satunya anak perempuan yang abi punya. Namanya Syakinah. Usianya 20 tahun. Dia sangat baik dan pintar. Dia mahasiswi Informatika di RMIT. Syakinah sudah menghapal 20 juz alqur'an dan akan terus berlanjut sampai 30. Syakinah adalah anugerah yang paling berharga yang kami miliki. "

Aku masih diam mendengarkan abi. Mencoba mencerna apa yang abi bicarakan.. hingga perkataan abi selanjutnya membuatku tertegun

"Syakinah sudah 1 tahun terakhir ini menjalani pengobatan kanker pankreas. Seperti yang nak Ilham tau, kanker sangat sulit disembuhkan. Demikian dengan Syakinah. Karena meski sudah menjalani berbagai pengobatan sakitnya tak kunjung sembuh bahkan sudah mencapai stadium akhir. Syakinah sudah ikhlas jika hidupnya akan berhenti. Meski semua Allah yang menentukan, tapi dengan semua ini sudah dipastikan Allah sangat menyayangi Syakinah dan tak ingin Syakinah berlama lama lagi. Kami juga ikhlas kalau harus melepas Syakinah. Tapi ada satu permintaan Syakinah yang tidak mungkin kami tolak. Syakinah ingin dicarikan seseorang yang mau menjadi suaminya sampai waktunya datang. Kami tidak tau harus mencari kemana. Syakinah cukup baik untuk tidak kami berikan kepada sembarang orang. Lalu abi teringat dengan apa yang nenek mu ceritakan tentang kamu. Kamu adalah orang yang baik. Kamu juga sangat penyayang. Itu yang membuat abi ingin meminta nak Ilham menikah dengan Syakinah"

Deg!!!

Darahku berdesir dan jantungku berdebar kencang. Aku masih sulit mempercayai apa yang baru saja ku dengar.

"ma.. maksudnya bagaimana??" tanyaku terbata

"mungkin kamu tersinggung dengan permintaan abi. Mengingat kamu hanya akan bersama Syakinah sebentar, dan kamu masih muda untuk bisa menerima apa yang akan terjadi setelahnya. Mungkin kamu akan menganggap buruk hal itu. Tapi abi hanya yakin pada nak Ilham.. Syakinah sangat baik, abi merasa hanya kamu yang pantas bersama Syakinah.."

Aku tetap diam. Otakku berputar tak tentu arah.

Mama menggenggam tanganku erat. Juga nenek yang ikut mengusap usap pundakku..

"tapi meski begitu, abi tidak akan memaksa nak Ilham. Kalau tidak mau nak Ilham tidak perlu merasa tidak enak. Coba dipikirkan dulu, tanya hati nak Ilham"

"Ilham tidak bisa memberi keputusan sekarang. Mungkin besok pagi paling cepat" kataku pada akhirnya

"tidak apa apa nak.. kamu memang harus betul betul memikirkannya. Tidak apa apa"

Aku kembali terdiam. Mulutku seakan terkunci tak bisa mengatakan apapun. Pikiranku benar benar kacau. Aku tak menyangka akan menghadapi hal yang seperti ini.

Aku sulit memejamkan mata. sangat sulit. Aku pun mengambil wudhu dan shalat tahajud. Aku juga shalat istiqharah meminta petunjuk terbaik. Hingga menjelang subuh aku baru bisa memejamkan mataku.

Setelah shalat subuh aku merasakan sesuatu dalam diriku. Sepertinya Allah sudah memberi jawaban untukku. Hatiku terus berkata aku akan menikahi Syakinah. Aku sempat sedikit berdebat dengan egoku. Tapi akhirnya aku kalah dan hatiku tetap mengatakan aku akan menikahi Syakinah.

Selepas sarapan pagi aku akhirnya memberikan jawaban pada sahabat papa ini...

"Abi.. Ilham akan menikahi Syakinah" ucapku

Aku melihat abi sedikit terkejut. Cukup lama beliau terdiam

"nak Ilham yakin?" tanya abi pada akhirnya

"yakin.. Ilham percaya ini sudah jalan dari Allah untuk Ilham. Dan Ilham juga merasa bisa menjaga Syakinah"

"ilham ikhlas?"

"ikhlas abi."

"Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah.."

Isak tangis terjadi seketika. Mama dan nenek memelukku. Demikian dengan abi yang juga memelukku. Beliau berulang kali mengucapkan terimaksih atas ke ikhlasanku.

SATU PURNAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang