Bagian 14

31 11 1
                                    

Umi datang bersama abi.

"mama sudah di bandara umi, abi" kataku mengabarkan pada umi dan abi

"Alhamdulillah..." kata umi "sudah bertemu dengan mas Fajar?"

"sudah umi. Mereka sudah mau berangkat dari bandara"

"Ilham.. bilang ke mas mu, koper mama kamu diantar ke apartemen saja biar tidak repot" kata abi

"sudah abi.. tadi Ilham sudah bilang ke mas Fajar"

"begitu.."

Aku mengangguk.

Kami mengobrol sembari menunggu kedatangan mama dan nenek. Ada banyak yang kami bicarakan. Termasuk rencana membawa Syakinah ke Indonesia setelah pulih dari operasi. Aku ingin membawa Syakinah untuk melihat rumahku. aku ingin mengenalkannya pada teman temanku dan seluruh keluargaku. Aku juga ingin mengadakan syukuran pernikahanku dirumah. Mengundang keluarga, teman dan anak anak yatim. Aku ingin berbagi kebahagiaan pada banyak orang. Abi dan umi menyetujui. Syakinah juga setuju, ia akan cuti kuliah selama setahun agar bisa ikut tinggal bersamaku di Indonesia. Aku sangat senang karena keinginanku disetujui.

dr. Helena datang ketika kami masih mengobrol.

"maaf aku mengganggu.." ucap dr.Helena

"tidak apa apa.. silahkan duduk dokter" sahutku. Aku mempersilahkan dr.Helena duduk

"bagaimana keadaanmu? Apa sakitnya semakin intens?" tanya dr.Helena pada Syakinah

"kupikir sudah tidak seperti kemarin. Hanya saja kadang aku merasa pusing. Apa itu efek dari obatnya?" sahut Syakinah

"itu bagus jika sakitnya sudah tidak intens. Obatnya bekerja baik"

"sudah ada jadwal untuk Syakinah?" tanya abi

"sudah.. ada jadwal kosong besok. Tapi aku punya 2 kabar untuk kalian" kata dr.Helena

"apa?" tanya ku

"kabar apa dokter?" Syakinah ikut bertanya

"ada kabar baik dan kabar buruk. Mana yang ingin di dengar lebih dulu?"

"kabar baik" kataku

dr.Helena memberiku selembar foto. Aku tau itu foto apa. ya! Hasil USG. Karena berwarna hitam putih

"apa ini?" tanya ku

"Syakinah mengandung.. sudah 3 minggu" kata dr.Helena menjelaskan

Aku terperanjat. Jantungku berdesir.

"Alhamdulillah..." aku mendengar umi mengucapkan hamdalah

Aku sendiri masih belum percaya dengan apa yang ku dengar

"dokter. Kau serius?" tanyaku

dr.Helena mengangguk

"ya! Aku serius... sudah masuk minggu ke 3" katanya "tapi ada hal lain yang harus ku sampaikan. Menurutku ini berita buruk" sambungya

"apa ??"

"semua pasti tau bagaimana keadaan Syakinah. kankernya sudah menyebar. Bahkan ia harus menjalani operasi untuk mengangkat tumornya. Keadaan Syakinah tidak memungkinkan untuk memiliki bayi sekarang" jelas dr.Helena

"apa maksudnya?" tanyaku.

"aku menyarankan Syakinah menggugurkan kandungannya"

Aku terkejut dengan apa yang dr.Helena ucapkan.

"menggugurkannya? Kenapa kau menyarankan seperti itu?" tanyaku lagi

"jika tidak di gugurkan, akan mempengaruhi kondisi janin dan ibunya. Karena jika diteruskan, janin akan mengalami gangguan dalam perkembangannya karena saat masih awal trimester pertama janin akan mengalami pembentukan menjadi manusia utuh. Tapi dengan kemoterapi yang akan dijalani Syakinah Itu bisa membuat pembentukannya terganggu dan bisa membuat bayi lahir cacat. Rahim Syakinah bisa saja kuat dan tidak mengalami keguguran, tapi bayi bisa lahir cacat. Juga jika harus mempertahan kandungan, Syakinah terpaksa harus membatalkan operasi dan menunda kemoterapi hingga melewati trimester pertama. " jelasnya

Kami semua diam. Aku memandang umi, abi dan Syakinah bergantian. Aku ingin mereka merespon. Karena aku sendiri bingung harus seperti apa. aku tidak ingin kehilangan calon bayi ku, juga tak ingin kehilangan Syakinah. Aku bingung.. sangat.

SATU PURNAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang