Bag 4

13 5 0
                                    

Hari ini hari senin, seperti biasanya, senin akan menjadi hari yang akan sangat membosankan bagiku. Hari senin adalah hari yang membuatku sangat sibk, karena kuliah dari pagi hingga sore. Dan apa kabar pikiranku, sama masih sama semenjak seminggu yang lalu, siapa sih dia yang berani-beraninya menguasai pikiranku. Maksudku ini salahku, tidak bisa menguasai pkiranku sendiri.

Sambil pasang sepatu bibirku kembali tersenyum mengingat betapa manisnya senyum itu. Mirani datang membuyarkan lamunanku , " Eh kak anterin Ani sekolah ya, mobil Ani dibawa bg Iki." katanya yang membuat aku sedikit sebal. " Aduh ni, minta anter yang lain napa sih, kakak tu masuk pagi, kalau nganter Ani dulu bisa telat ntar." kataku dengan nada sedikit tinggi. " Aduh kak, kalau ada orang lain yang bisa nganter Ani, Ani juga gak bakal minta tolong sama kaka, nah masalahnya semua orang yang bisa bawa mobil atau motor dirumah ini, udah pada pergi." Bales Ani dengan nada yang gak kalah tingginya, ngalahin tingginya patung liberty kali ya. Dan pada akhirnya dengan keterpaksaan Aku antar Ani kesekolahnya. " Ya udah kakak kekampus dulu ya." kataku sesampainya disekolah Ani. " Iya kak, makasih, hati-hati sayang akuh". Aku dengan memang sangat dekat, hanya saja beberapa hari ini aku sedang tidak mood untuk hanya sekedar bercanda dengannnya.

Sambil nyetir, aku berpikir bahwa apa harus seperti ini cinta berjalan, pantesan saja Lia tidak mau jatuh cinta, ternyata benar, cinta bikin susah, cinta bikin resah, cinta bikin gak tentu arah. Sekarang aku gila, gila karena cinta yang antah barantah.

Sesampainya dikampus, aku sudah ditunggu sahabt-sahabtku di parkiran. Aku parkir mobilku dan bergabung dengan mereka " Loh kok belum masuk sih, ini udah jam berapa coba." kataku heran melihat mereka belum masuk, padahal udah jam delapan lewat. " Kita kan hari ini gak belajar Cha, hari ini ada acara yang dibikin anak HMJ." kata Imut." Ya elah, tau gini, aku gak buru-buru tadi". sesalku. " Suruh siapa lo tu cuek banget jadi orang, punya grup kelas tapi jarang banget diliat." Omel Imut.  Iya itu memang kebiasaan terbaik menurutku, cuek kepada segala sesuatu yang memang tidak terlalu penting menurutku. Aku memang orang yang sangat ego, aku tidak pernah ingin terlihat berharap didepan semua orang, bahkan keluarga dan sahabtku sekalipun.

Dari pada melanjutkan perdebatan yang pada akhirnya akan membuat keputusan bahwa aku bersalah, aku mengajak sahabat-sahabtku ke tempat acara yang sedang berlangsung. " Udah ah, mending sekarang kita liat acaranya." aku berjalan menuju gedung serba guna tempat acara berlangsung . " Itu masalahnya mau kita kasih tau ke lo, cha." kata julisya. " Kok masalah sih?" kataku. " Iya, jadi anak kelas daftarin kamu buat lomba nyanyi cha." kata Iput dengan sangat lembut. " Lomba nyanyi?" kataku ku kaget, " Aku gak mau, aku kan belum ada persiapan." kataku lagi. " Udah deh sya, suara lo kan bagus, jago main gitar pula, kita udah sedian gitar dan daftari lo, lo tinggal nyanyi , udah selesai permasalahan." cerocos Imut. Dan kalian tau, inilah kelemahanku, susah sekali menolak permintaan para sahabtku ini, kalau anak kelas sih bodo amat, tapi kalau mereka. NO, Ican't.

Akhirnya aku memutuskan tampil membawakan lagu ed shereen (perfect) diiringi dengan gitarku. Selama aku tampil tak henti-hentinya sahabat-sahabtku teriak, dan anak lokalkupun tak henti-hentinya meberi tepuk tangan untuk menyemangatiku, karena memang setiap perlombaan lokalku tak pernah kalah selalu mendapat juara. Dan tanpa aku sadari ternyata dipojok sana, ada seseorang yang memperhatikanku.

Setelah tampil aku memilih untuk pulang, karena dapat pesan dari mama, kalau Felisya keponakanku dirumah, Julisya dan Imut memilih nebeng bersamaku pulang ketempat masing-masing. Iput memilih ke mesjid kampus karena ada acara rohis, dan Lia tetap di tempat acara, menunggu keputusan juri sipakah pemenangnya.

sesampainya dirumah, aku langsung memeluk keponakanku, ya aku sangat suka anak kecil. sedang asyiknya becanda dengan ponakanku, hp ku berdering, tumben ada yang DM aku, siapa yah, tapi karena aku memang cuek, aku abaikan saja dan lanjut bermain dengan ponakanku. sampai sore dan aku tertidur dengan keponakanku.


Makasih buat yang masih lanjut. Kritik dan saran serta vote sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan cerita ini. Love from Kapidoll

Jodohmu JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang