8

225 15 4
                                    


Gue hanya menatap malas kearah depan, gimana gak malas kalo misalkan mas gevan disana lagi ngajar tanpa dosa.

Karena gue beneran diturunin dihalte, gue harus jalan kurang dari 15menit dan itu bikin telat masuk kelasnya sendiri. Kurang ajar sekali, dan itu membuat gue kena semprotan dari dia.

Walaupun gue udah dibayarin sarapan, gue ga perduli. Ternyata itu cuman penguat badan gue untuk jalan aja.

"Oke, selesai untuk mata kuliah hari ini. Selamat siang"

Gue membuang muka, saat mas gevan menatap kearah gue sekilas. Kelas tidak lama bubar, menyusahkan gue sendiri, entahlah mey hari ini katanya sakit. Dan gue tau kenapa kak kris ga pulang.

Gue menatap layar handphone gue saat ada notifikasi

Geovanno : ke ruangan saya skrng.

Gue menghembuskan nafas gue lalu menenteng tas gue, dan mulai berjalan keluar kelas.

Gue tanpa mengetuk pintu langsung masuk kedalam ruangan mas gevan, dan duduk di sofa nya. Gue mengeluarkan handphone gue, tanpa menatapnya sama sekali.

"Sayang"

Gue tidak menyahut apapun, Bahkan menoleh saja rasanya enggan.

"Ck. Liat saya!" perintahnya, ketika terus memanggil gue tapi gue abaikan.

dengan helaan nafas, gue menoleh kehadapan nya sembari menyandarkan tubuh gue disofa, dan tangan bersedikap dada.

"Maaf." Ucapnya, gue menatapnya dengan tatapan mematikan yg biasa ia berikan didalam kelas.

"Mendingan gausah jemput aku. Kalo ujung ujungnya aku jalan kaki" ucap gue. Menatap mas gevan yg masih menatap gue

"Iyaiya, maaf. Sini sini" ucapnya, sembari mengisyaratkan gue untuk mendekat padanya.

Gue berjalan kearahnya, lalu duduk dibangku yg berhadapan dengan nya.

"anterin saya yu" ucapnya, datar wajah nya sama sekali tidak menunjukan bahwa mas gevan ingin mengajak gue. Alias wajahnya datar.

"Kamu ngajak aku?" tanya gue, menunjuk diri gue sendiri.

"Iyalah, masa saya ajak kursi." tukasnya.

"Aku! Coba ngomong aku gitu" ucap gue karena sudah gemas sama mas gevan.

Mas gevan menghela nafas, lalu mengikuti kata gue "anterin aku yuk" ucapnya, jangan lupa sudah ada sebuah senyuman yg terukir di bibir nya.

Pacaran sama dosen, yg lebih dewasa tapi berasa pacaran sama anak tk. Yg harus diajarin terus menerus.

##

Mas GevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang