0. Masa Lalu

496 18 3
                                        


Waktu kecil, aku senang sekali makan. Karena terlalu berlebihan, dari hari ke hari fostur badanku menjadi sangat gendut.

Karena waktu kecil aku tidak memperdulikan penampilan, tanpa sadar dari kecil juga aku sudah menjadi bahan pembully-an.

Karena waktu kecil aku tidak memperdulikan penampilan, tanpa sadar dari kecil juga aku sudah menjadi bahan pembully-an

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak anak sekelasku sering memanggilku gendut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anak anak sekelasku sering memanggilku gendut. Mereka juga sering menyuruhku. Terutama anak laki laki. Kalau aku tidak mau menuruti perkataan mereka, biasanya mereka memberi ancaman
Akan memukulku. Karena aku anak lemah dan selalu ketakutan, maka aku memberi mereka uang untuk berhenti menggangguku.

Setiap hari selalu seperti itu. Dirumah, setiap pulang sekolah aku selalu dimarahi karena uang jajan ku selalu habis. Jadi dirumah aku akan makan banyak, karena disekolah uangku habis untuk menghentikan mereka.

Tapi, itu bukan solusi dari masalahku.
Nyatanya masalah nya semakin membesar.

Aku tidak berani berkata pada kedua orang tua ku. Kalau aku selalu dibully disekolah. Tapi karena itu, ibuku tidak lagi memberi uang jajan lebih padaku. Bahkan pernah sampai tidak diberi sedikit pun.

Disekolah,karena aku tidak lagi diberi uang jajan, terpaksa aku menuruti semua permintaan mereka.

Dengan 1001 perintah dari semua teman teman kelasku, tentu saja dengan fostur badan gendut seperti ini membuatku sangat kelelahan.

Waktu itu aku mengambil kesempatan untuk kabur dari sekolah, waktu jam olahraga. Saat semua sedang mengikuti pelajaran, aku kabur lewat pagar belakang sekolah.

Tapi, pagar itu sangat tinggi. Dan dijaga satpam.
Lalu bagaimana aku kabur? Mana mungkin aku loncat,Keberatan ama badan.
Harapanku memang tidak ada waktu itu. Tapi usahaku selalu ada.
Mau bagaimana lagi, terpaksa aku berbohong.

"Pak satpam,aku sedang sakit. Aku mau pulang"

"Kok lewat belakang?"

"Lewat manapun sama saja"

"Ya sudah"

"Terimakasih pak"

"Hati hati pulang nya"

Aku tau satpam itu curiga. Tapi melihatku dengan wajah putus asa dan tatapan mata kosong, dia seperti mengerti perasaanku.
Aku tidak berani langsung pulang ke rumah. Karena aku sudah berbohong. Aku tidak mau lagi berbohong pada ibuku.

Karena itu, kuputuskan untuk berdiam diri di tempat yang sepi. Disana ada tempat duduk. Dan tercium aroma bekas merokok.
Sepertinya disini sering dipakai persembunyian tempat merokok.

"Kalau aku menangis disini seperti nya tidak apa apa"

Badanku pegal pegal dan cape, ditambah ingin sekali aku keluar dari sekolah itu. Aku tidak mau terus hidup dengan tekanan seperti ini terus.

"Apa kalau sudah besar nanti, aku akan terus gendut? tunggu, sekarang kan udah besar.apa aku akan terus dibully sampai aku dewasa nanti?aku tidak mau terus seperti ini,aku ingin bebas"

Tanpa sadar air mata ku keluar deras, waktu kesendirian itu membuat ku hancur. Tenang, namun membunuh ku secara perlahan.

"Wah..si gendut ternyata kabur ke sini"

Astaga, kenapa?? Kenapa aku tidak bisa lepas dari mereka??.
Tiga orang murid yang paling sering mengganggu ku tiba tiba ada di depan ku. Bekas Air mata ku tentu saja masih kelihatan jelas.

"Sedang apa kau disini gendut?"

"Disuruh bersihin WC, malah kabur"

"Aku benar-benar ingin memukulmu, mahluk gendut sialan"

"Maafkan aku". Kataku sambil mengusap air mata.

"Apa kau habis menangis?"

"Cih.menjijikan"

"Tadinya kami kesini karena ingin merokok, melihat mu aku sudah ingin muntah duluan"

"Maafkan aku". Kataku sambil menunduk.sejujurnya mau dipukul sekalipun aku tidak berani melawan.

"Apa tidak ada kata lain selain maaf?"

"Kau mau kita pukuli ya?"

"Wah....anak ini benar-benar ingin dipukuli"

Aku memang dipukuli waktu itu. Tubuhku penuh luka memar.
Berdarah di bagian kaki. Tapi entah kenapa, aku tidak menangis atau berteriak padahal rasanya sangat sakit.

"Hei kalian bertiga, aku melihat kalian dari awal.kalau kalian lebih jauh dari itu,aku akan memanggil orang orang"

Tiba tiba, seorang gadis kecil yang sangat cantik berpakaian serba mewah menghampiri kami. Wajahnya kelihatan sangat sombong, namun kurasa dia berniat menolong ku.

"Cih mengganggu saja anak ini"

"Sudahlah, kita kabur saja"

"Gawat kalau ketahuan"

Tiga orang yang memukuliku,pergi.
Aku tidak bisa pulang dengan keadaan seperti ini ke rumah,aku tidak tau harus berkata apa pada ibuku nanti.

"Kau. ayo ke rumahku". Kata gadis itu dengan wajah sombong nya.

"Hah?"

"Iya. Ke rumahku"

"Untuk apa?"

"Kau terluka. Akan kuminta pelayan ku nanti untuk mengobati mu"

Rumah nya sangat besar, dia benar-benar anak orang kaya. Aku merasa sangat beruntung bisa masuk ke rumahnya.

"Bagaimana, lukamu sudah sembuh?"

"Mendingan.terimakasih ya"

"Kalau begitu,kau boleh pulang"

"Iya"

"Tunggu sebentar, apa aku boleh tau namamu?".tanyaku sebelum pulang.

"Namaku. OKTOVIA NAMI ". katanya sambil pergi.

"Eh...dia tidak ingin tau namaku?"

TERLALU TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang