Ya sudahlah, semenjak hari itu. Aku terus memikirkan Nami.
Kupanggil seperti itu saja karena namanya sangat imut. Setiap pulang sekolah, aku sengaja mengambil jalan lewat depan rumah Nami.Kadang dia memanggilku lagi kerumahnya, sekedar untuk bermain.
Memang dia itu dingin. Tapi hatinya baik.Walau setiap hari lewat rumah nya, hanya sesekali aku dipanggil kerumahnya. Walaupun begitu aku sangat senang. Akhirnya aku mendapat teman.
Suatu hari, tiba tiba saja kuputuskan sesuatu. Kalau aku ini..
"Menyukai Nami"
Aku ingin dia menerima pernyataan suka ku pada nya. Aku hanya ingin dia menerima bunga mawar yang aku berikan pada nya nanti. Walau jariku harus berdarah karenanya.Malam itu, kuputuskan untuk menemui Nami di rumah nya!
Dengan perasaan deg degan yang luar biasa, aku mengetuk pintu rumahnya."Ada apa malam malam begini kau ke rumahku?"
"A-aku ingin memberi mu ini". Kataku sambil memberi nya mawar merah.
"Kenapa kau memberi ku ini?"
Dia menerimanya, tentu saja itu membuat ku senang. Selanjutnya aku hanya tinggal menyatakan perasaan ku pada nya.
"Aku suka Nami"
"Maksudnya suka?"
"Aku ingin jadi pacar Nami nanti, kalau sudah besar"
"Sekarang saja badan mu sudah besar seperti itu"
"Nami jahat sekali"
"Pulanglah gendut, aku tidak menyukai mu". Katanya sambil membuang bunga mawar yang kuberikan tadi.
Malam itu benar-benar kenangan yang pahit, lebih sakit dibandingkan waktu aku sering dibully.
"Pulanglah gendut,aku tidak menyukai mu"
Kata kata itu terus terngiang di telinga ku.Hidup ku kembali kelam.
Hidupku ini benar-benar hidup yang penuh dengan tekanan dari kecil seperti itu membuat ku bertekad akan satu hal.
Aku akan berjuang mati matian,
Demi menjadi "TAMPAN"

KAMU SEDANG MEMBACA
TERLALU TAMPAN
Fiksi RemajaDari kecil, aku sudah terlahir gendut. menjadi sangat gendut saat masuk TK. karena itu dari kecil, aku sudah biasa menjadi bahan bully-an. Mereka baru berhenti kalau aku memberi mereka uang. Hidup dengan penuh tekanan dari kecil seperti itu membuat...