PF - 6

196 13 3
                                    

BUDAYAKAN VOTE AND COMMENT SESUDAH MEMBACA

Enjoy sorry typo bertebaran 🙏

Sebagai rutinitas setiap hari di Minggu pagi, Alena memang selalu  menyempatkan diri untuk berlari pagi. Dengan kali ini di temani oleh Dea, Sisil dan Bella. Mereka berlari - lari kecil sambil sesekali bersendau gurau. Cukup lama mereka jogging akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat di taman kecil. Banyak orang -orang yang memanfaatkan hari Minggu sebagai rutinitas refreshing, baik dengan keluarga maupun teman. Banyak juga anak - anak yang bermain dengan riang, tawa mereka terlihat dengan jelas di raut wajahnya.

********

Setelah menduduki bangku di sekitar taman ia menyeka keringat di pelipis yang terus mendesak keluar.

Alena memandangi sekitar. Melihat banyaknya orang - orang di sini membuatnya menjadi nyaman.

"Banyak Cogan ya, betah gue disini." Cerocos Sisil sambil mengedarkan pandangannya ke arah sekumpulan pemuda sedang bermain skateboard.

"Mata lo banyak setannya. Entar ikut gue ya." Sahut Dea sambil membujuk Sisil.

Sisil mengerutkan dahinya bingung. "Kemana ?." Tanya polos.

"Ke mbah Samit. Dia pinter banget kalo masalah tentang kesurupan sama ruqiyah. " Jawab Dea enteng.

Sisil mengerutkan bibirnya kesal karena ucapan Dea yang di tanggapi gelak tawa teman-teman tersebut.

"Sisil masih waras kok." Ucapnya lirih sambil menghela napas pelan.

"Waras pala lo." Sahut Bella cepat sambil menjitak pelan kepala Sisil. Sementara sang empunya hanya mencerutkan bibirnya sebal.

Alena tersenyum menatap temannya yang sedang bergurau. Senyum manis di wajahnya tidak pernah luntur membuat para lelaki yang berjalan melewatinya terpana seketika.

****

Di lain tempat

Arga sedang bergelut di kamarnya dengan tenang. Matanya masih mengantuk dan malas untuk membukanya. Dengan malas cowok itu berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh mukanya. Ya, malas rasanya karena setiap hari Minggu pasti akan ia habiskan untuk tidur di kamar. Arga memang tipe cowok yang bodo amat, berbeda dengan wajahnya yang mencerminkan jika ia seorang yang disiplin.

"Gaaa bangun woy !!!" Suara teriakan Ayla kakak Arga menggema di kamar Arga. Sudah lima kali ia membangunkan adiknya tapi hanya di balas deheman Arga.

"Gue teriakin sekali lagi lo ga bangun gue umbar aib lo ke temen-temen lo kalo lo hobby tidur sambil ngiler." Ucapan Ayla berhasil membuatnya langsung bangun dengan mata sayup, kepalanya tertoleh ke arah kakak satu-satunya itu.

"Bawel." Ujar Arga dingin. "Ngapain pagi-pagi bangunin." Lanjutnya sambil mengucek matanya.

Ayla yang melihat raut wajah polos adiknya yang baru bangun itu segera mencubit pipi adiknya dengan cepat. "Hih gemesin banget nih adek gue." Ucapnya masih dengan mencubit pipi Arga. "Untung lo adek gue. Kalo gak udah gue pacarin lo."

Arga segera melepaskan tangan Ayla dari pipinya. Sakit goblok." Sahutnya dingin sambil mengelus pipinya yang merah akibat ulah kakaknya itu.

Arga yang malang

Perfect Classmate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang