PF - 7

88 8 0
                                    

BUDAYAKAN VOTE SESUDAH BACA
HARGAI KARYA ORANG!!!

Ps: mohon maaf ngegas wkwk

Btw, lama ya gak update wkwk. Hampir setahun woy astaga :)

tapi karena kegabutanku malem ini aku berusaha buat lanjutin cerita ini.

Thanks buat kalian yang masih nyimpen cerita ini di reading list kalian. Aku bener-bener menghargai kalian yang udah nunggu cerita ini seberapa lamanya.

Semoga kali ini kalian suka dengan kelanjutan kisah Arga Alena ❤.

-----

Setelah kejadian tabrakan itu, keduanya terdiam saling memandang dengan mulut bungkam seribu bahasa. Dengan cepat Alena memutuskan kontaka antara dirinya dengan cowok dihadapannya tersebut. Tiba - tiba ia merasa pipinya merah bersemu entah lalu dengan cepat memalingkan wajahnya kearah lain agar tidak dapat dilihat oleh Arga. Arga mengerutkan keningnya. Heran dengan cewek di hadapannya tersebut.

"Sorry gue ga liat kalo ada lo tadi " Ucap Alena memulai percakapan tersebut agar suasana tak secanggung ini.

"Gapapa" sahut pelan Arga mencoba setenang mungkin.  "Disini sama siapa ?" lanjutnya lagi memulai percakapan.

"Sama temen-temen. " sambil membenarkan bajunya Alena membalas santai.

"Oohh". Lalu kedua terdiam lagi. "Ikut gue bentar" lantas dengan cepat Arga menarik tangan kanan Alena pelan, sementara yang ditarik hanya bisa ngedumel tidak jelas dengan tangan masih memukul - mukul lengan kokoh Arga.

"Sakit Ga astaga. Nanti gue dicariin temen-temen gue. Gue mau pulang" gadis itu menghembuskan nafas lelah. Ia tau percuma saja melawan Arga. Cowok itu memang keras kepala.

"Udah gue bilangin ke temen lo. Lo pulang bareng gue" jawab Arga ketus.

Lantas dengan cepat Arga membawa Alena menuju motornya. Ia memberikan helm kepada cewek itu yang lantas diterima Alena dengan berat hati.

"Mau kemana?" Alena bertanya bingung, pikirannya masih bekerja keras memikirkan kemana Arga membawanya.  Pasalnya ia tahu bahwa ini bukan jalan ke arah rumahnya. 

Arga tidak menjawab, ia bungkam seribu bahasa entah karena malah bicara atau memang sengaja. Yang jelas itu menjengkelkan bagi Alena.

Cewek itu menghembuskan nafas lelah. Lelah karena di cuekin (wkwk sabar ya nyonya :v). Ia tak suka jika ada orang yang cuek padanya. Pipinya menggembung saking kesalnya, yang bukannya membuat orang takut malah memberi kesan cute pada dirinya.

Arga melirik sekilas dari kaca spion, ia tersenyum kecil melihat tingkah cewek yang diboncengnya itu. Tiba-tiba terlintas ide jahil di otak Arga. Cowok itu dengan cepat menarik gas motornya yang akhirnya membuat Alena terkejut bukan kepalang.

"Arga bego anjir" ucapnya sambil memegang erat kaos Arga. Ia ragu untuk memegang pinggang Arga. Nanti Arganya geer lagi pikir Alena. "Ini mau kemana sih?" tanya Alena lagi, berharap bahwa cowok di depannya ini akan menjawab pertanyaannya. "Nanti tau sendiri" jawab Arga singkat padat dan jelas.

Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di sebuah tempat. Tempat itu masih di dalam kota, namun ia tak pernah tahu tempat itu. Mungkin memang Alenanya yang kudet hehe :").

Cewek itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat. Indah, hanya satu kata yang muncul di benaknya. Arga yang tadi tertinggal akhirnya menyusul Alena. Cowok itu berdiri di samping tepat sebelah Alena.

"Waktu gue kecil gue suka main disini" ujar Arga mengawali perbincangan. Cewek itu menoleh ke arah Arga "trus?" tanyanya bingung. "Ngapain lo bawa gue kesini" lanjutnya lagi.  

"Karena gue pengen kesini" jawab Arga sembari memasukan tangannya ke saku celana trainingnya. 

"Aneh lo" tukas Alena mengerutkan dahinya. "Gue mau pulang Ga. Risih gue masih pake celana jogging gini" sembari ngedumel tidak jelas Alena menyentuh lengan kakinya yang tak tertutupi kain.

Arga menoleh lalu mendapati Alena sedang memegang kakinya yang tak terbalut kain itu.  Sebenarnya ia tak tega namun bagaimana lagi. Ia sedang ingin menenangkan diri, tapi tak ingin sendirian. Ia ingin mengajak temannya namun mengajak teman-temannya bukanlah hal yang baik bisa-bisa ia stres dan ngamuk nanti. Hingga akhirnya sewaktu ia tak sengaja menabrak Alena tadi terbesit di otaknya untuk mengajaknya pergi.

"Iya bentar lagi" ucap Arga tenang dan halus.

Setelahnya beberapa menit mereka terdiam. Keduanya terduduk di kursi taman tanpa mengeluarkan suara, sama-sama diam dan menatap ke arah depan. Lebih tepatnya ke arah danau yang tenang itu.

Sepuluh menit kemudian akhirnya Arga berdiri. Alena yang tadinya masih menatap ke arah danau mengalihkan pandangannya ke cowok itu. 

"Laper gue. Ayo makan." Ajaknya ke Alena.

Alena terdiam setelahnya. Matanya berkedip beberapa kali, membuat kesan imut dalam dirinya keluar dengan sendirinya. "Gue ga bawa uang. Tadi aja gue beli minum di traktir Bella" jawabnya polos. Arga menghela nafas jengah.

"Miskin banget sih lo" tukas Arga sengit heran dengan cewek ini.

"Dih jahat bener jadi cowok. Itu rahang enteng bener ngomongnya"

Alena lalu bangkit melangkah pergi meninggalkan Arga di belakangnya. Alena ngambek karena perkataan Arga.  Mau nangis tapi malu. Ia ingin naik taksi namun ia lupa jika ia tak membawa uang. Akhirnya ia berbalik. Melangkah menuju Arga, tepat di depan Arga cewek itu berucap, "Tadinya gue mau pulang naik taksi. Tapi gue lupa kalo gue gak bawa uang, jadi gue pulang sama lo". Jawaban cewek itu berhasil membuat bulan sabit muncul di bibir Arga. Cowok itu terkekeh pelan karena tingkah Alena.

Masih dengan terkekeh ia berjalan mendahului Alena. "Ayo. Mau sampe kapan lo disitu?"

___________________________________

Halo ketemu lagi dengan saya wkwk.
Kira-kira ada yang nunggu cerita ini gak?

Maaf banget baru update sekarang :"(
Aku bakal usahain update secepat mungkin.
Karena aku tahu rasanya menunggu something itu tak sedap hehe :)

Maaf juga kalo ada kesalahan kata ataupun typo yang bertebaran dimana-mana.

See you soon kalian yang masih nunggu Arga Alena. Gud bay dulu.

Sekiranya cuma ini yang bisa aku update dan bakal aku usahain update secepatnya. 

Salam manis author jomblo 🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect Classmate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang