Masih w liatin 5

54 5 0
                                    

Gue menatap lekat punggung kak Jeno, gue memang merasa senang disisinya karenanya gue menyukainya tapi ntah apa yang gue rasakan tidak senyaman disamping kak Jaemin.

"Pegangan sepertinya mau hujan."katanya ditengah perjalanan gue pulang.

Gue disuruh pegangan tapi gue memeluknya, gak apa-apa kali ya ?

Ini untuk pertama kalinya gue bisa naik motornya kak Jeno, setahu gue gak ada cewek yang bisa naikin motor kak Jeno. Mungkin gue orang yang beruntung.

Seperti prediksi dari kak Jeno, saat ini benar-benar terjadi hujan. Gue orangnya gampang banget sakit dan sekarang seragam gue basah.

"Kita cari tempat duduk dulu ya dek?!"tawarnya sambil teriak-teriak ke gue.

"Gak usah teriak-teriak kak, gue gak budek banget."timpal gue yang diketawain sama kak Jeno. Tawanya bahkan mengalahkan suara hujan ini.

Gue cuma bisa tersenyum malu gara-gara tawanya terdengar mengejek?

Akhirnya gue sama kak Jeno berteduh didepan rumah atau toko gue gak tahu itu. Tapi sepertinya sebuah toko yang kosong.

'Biasanya didrama-drama gue tonton cowoknya lepasin jaketnya terus dikasih ke gue, eh tapi ternyata guys, jaketnya dia digantung katanya biar kering.' gumam gue yang hampir ketipu karena kak Jeno ngelepas jaketnya.

Gue sama kak Jeno diem aja, gak ngomong apapun.

DAMN! gue kedinginan.

Kak Jeno tiba-tiba berdiri dari kursi, iya ada kursi kecil yang panjang.

Kak Jeno lari mendekati motornya seperti mau ngambil sesuatu, gue cuma bisa lihat punggung kak Jeno dari belakang, Kak Jeno terlihat buka bagasi motor dan ngambil sesuatu.

Gue memilih mengalihkan padangan ke arah kendaraan di jalan raya yang terus menerobos hujan.

Kok ada yang nempel?

Gue langsung reflek lihat ke samping dan ternyata kak Jeno masangin jaketnya ke tubuh gue, baunya masih sangat wangi untuk dicium.

Dan gue ngendus-ngendus baunya kaya orang bego

"Lo bawa jaket 2 kak?"tanya gue yang mulai penasaran.

"Iya gue selalu bawa 2 jaket, kali aja gue bosen sama yang satunya." jawabnya dan mengulang perbuatannya yang tidak baik untuk kesehatan jantung gue.

Kak Jeno ngapain?

Kak Jeno nutup matanya sambil tersenyum, bagi gue itu adalah kunci dia mikat para ciwi-ciwi di sekolahan gue.

"Kak jangan gitu!"rengek gue yang udah gak kuat lagi.

"Kenapa?"tanyanya tanpa dosa dan tersenyum tipis ke arah gue.

Guepun narik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan yang mengerikan itu.

"Bikin baper anak orang."jawab gue dengan muka yang udah merah kaya tomat.

Kak Jeno untuk kedua kalinya ketawain gue, kali ini tawanya terlihat manis. Tangannya mulai ngacak-ngacak rambut gue yang masih basah.

Bentar lagi hari mau gelap dan gue masih berteduh sama kak Jeno, hujan gak berhenti-henti.

Hp gue sepertinya ada telepon.

"Hallo ma ada apa ?"

"Mama sama Papa pulang kampung, nenek kamu sakit Xixi."

"Yah nanti Xiyeon sendiri dirumah ma? Mama pulang kapan?"

"Mama sama Papa untuk sementara tinggal disini seminggu, kamu bisa tidur sama nak Jaemin."

"HA?!"

"Dasar Mesum. Maksud Mama nak Jaemin nanti tidur dirumah kita, tidur bareng juga gak apa-apa hehe Mama udah ijin Mamanya Jaemin."

"Lagian Kak Jaemin tinggal sendiri, Mama dan Papanya kerja diluar kota."

"Iya Mama tahu, jaga diri."

"Iya salam buat Nenek, cepet sembuh."

Mama gue langsung matiin teleponnya, Mama gue kadang suka lupa mana temen mana anak, anak sendiri dikatain mesum dan kak Jeno masih sibuk dengan Hpnya, kenapa gue jadi kesel?

Gue harus sadar saat ini hubungan gue sama kak Jeno masih awal-awal sekali, tapi gue merasa sangat diabaikan guys.

"Kak mau malem."pekik gue yang mencoba memberikan kode.

"Iya terus?"

Ingin rasanya gue berkata kasar, akhirnya gue diam dan nggak melanjutkan percakapan itu.

"Mau pulang sekarang?"tanyanya lagi dengan lebih halus dan tidak dingin seperti tadi.

"Gak."jawab gue singkat.

"Lo marah dek?"tanyanya yang sekarang ngelirik kearah gue.

"Nggak."

"Yaudah kalau nggak, ayo pulang ke rumah gue."ajaknya sambil narik tangan gue.

"Ngapain ke rumah lo kak?"tanya gue yang mencoba meyakinkan kak Jeno kali aja salah ngomong.

"Iya, lo tadi bilang belum mau pulang, jadi pulang dulu ke rumah gue, baru gue anter ke rumah lo dek gimana?"tuturnya yang hampir buat bola mata gue lepas.

Hujannya masih deras banget, gue gak habis fikir kenapa hujan gak berhenti-henti dari tadi. Gue cuma bisa diem mikirin kak Jeno di setiap perjalanan.

Perjalanan ke rumah kak Jeno cukup memakan waktu lama dan hujanpun sudah berhenti. Lama kelamaan seragam gue kering sendiri.

Ternyata perkataan temen gue benar soal kak Jeno, kadang dia manis seperti pangeran dibuku dongeng tapi kadang dingin seperti es.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
#RDSH
JANGAN LUPA VOMENT
UPDATE 2X CEK EP SETELAH INI

Wifi Gratis || Jaemin ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang