Chapter Four

2.1K 42 2
                                    

Seorang lelaki tampan berjalan dengan gaya angkuhnya, menebarkan sejuta pesona yang melekat pada tubuhnya, dengan hanya memakai kemeja putih dengan tangannya yang sudah di gulung sampai siku dan dasi berwarna biru tuanya yang sudah ia longgarkan membuatnya terlihat sangat seksi, iris mata coklat tajamnya ia sembunyikan di balik kacamata hitamnya, tangan kanannya ia masukan ke dalam saku celananya dan tangan kirinya ia gunakan memegang ponsel pintarnya.

Ia berjalan membuat para perhatian pengunjung restoran terarah padanya, lalu tenggelam di depan pintu ruang memasak.

Datangnya lelaki tampan itu membuat para koki yang berada di sana menghentikan aktivitasnya masing masing.

"Aku ke sini ingin melihat cara kerja kalian saja, samapai..." lelaki tampan itu melihat jam tangannya lalu melanjutkan perkataannya. "Pukul 10:00. So lakukan yang terbaik. Mulailah bekerja."

Lelaki tampan itu bernama Arthur Shwan WEllssky lelaki yang mempunyai aura seksi.

Arthur mulai melangkah melihat cara kerja semua pekerja restoran nya ia tak mau di anggap lalai dengan tak memeriksa restoran terbesarnya. Jadi ia meluangkan sedikit waktunya hanya untuk memeriksa cara kerja mereka semua.

"No, kau tak harus seperti itu,lakukanlah dengan lebih santai, tak usah terburu buru." Katanya kepada seorang koki pria yang sedang menggoreng daging.

Arthur sangat tahu bagaimana caranya memasak karena Arthur pernah bermimpi menjadi seorang koki terhebat di dunia namun impiannya hancur saat sang kakek memerintahnya untuk mengembangkan bisnis keluarganya. Karena Arthur tak bisa menolak keinginan sang kakek yang bernama George WEllssky.

Lalu Arthur meneruskan langkahnya memeriksa pekerjaan pekerja lainnya.

"Itu terlalu acak acakan, susunlah dengan rapi." Kritik Arthur lagi.

Kemudian Arthur kembali memeriksa ke dalam ruang cuci piring ia memeriksa apakah pekerjanya bekerja deng baik.

"Bersihkan dengan benar." Tegas Arthur.

Lalu Arthur beralih memeriksa yang lain, tiba tiba saja bibirnya menyeringai licik, setelah menatap seorang perempuan yang memakai celana jeans hitam dan kemeja berwarna biru tua dengan rambut yang di gulung ke atas ia sedang membereskan tumpukan piring di depannya.

Dengan satu tarikan tangan Arthur menarik perempuan cantik itu keluar dari ruangan pencuci piring, membuat para pekerja yang berada di dapur restoran menoleh pada Arthur dan perempuan itu.

"Apa yang kau lakukan!" Teriak perempuan itu, lalu melihat wajah tampan pria yang menarik tangannya, "kau!"

"Siapa yang mempekerjakan jalang ini di sini." Teriak Arthur.

"S..sa..saya tuan." Kata Elle sambil menunduk.

"Berani sekali kau mempekerjakan jalang sialan ini. Pecat dia Philip." Kata Arthur kepada kepala koki di restoran milik nya.

"Kenapa kau memecatnya? Tuan Arthur Shwan WEllssky." Desis Josephine.

"Karena dia telah berani beraninya mempekerjakan orang seperti dirimu, seorang jalang yang memeberikan selangkangan nya pada setiap orang kaya seperti ku." Bentak Arthur.

"Jangan membentak padaku, sudah ku katakan padamu malam itu, jangan pernah membentakku." Teriak Josephine membuat para pekerja Arthur melotot tak percaya dengan apa yang Josephine lakukan pada tuan mereka.

Josephine melihat tangannya yang sudah sangat merah karena di cekal sangat keras oleh Arthur.

"Lepaskan tangan ku." Bisik Josephine tepat di telinga Arthur, membuatnya harus berjinjit.

Arthur langsung melepaskan tangannya dari Josephine.

"Tuan, kami membutuhkan seorang pencuci piring sekarang karena kami kekurangan pekerja, mereka tidak masuk hari ini." Kata Philip.

"Lulusan apa dia? Universitas mana?" Tanya Arthur.

"Dia, tidak membawa surat apapun."

"Katakan padaku, Josephine Deadllock lulusan apa kau sebenarnya." Tegas Arthur.

"Sekolah dasar." Jawab Josephine dengan santai, semua pekerja menatap tak percaya pada Josephine.

Arthur tertawa hambar bermaksud merendahkan Josephine, lalu berkata. "Kami tidak menerima pekerja yang tidak berpendidikan, nona Josephine Deadllock." Arthur menekan setiap kata katanya di depan wajah cantik Josephine.

"Dengarkan aku tuan Arthur Shwan WEllssky, aku memang seorang jalang yang tak berpendidikan, tapi aku mempunyai tatakrama seperti seorang berpendidikan, tidak seperti kau," Josephine menekan telunjuknya di dada bidang Arthur, lalu berjalan mengelilingi tubuh tinggi Arthur dan melanjutkan perkataannya, "...seorang pria terhormat dan berpendidikan tinggi tapi tidak seperti orang yang berpendidikan, bahkan sikap mu seperti seorang kelas bawah." Josephine mendongakan wajah cantiknya ketika ia berhenti di depan tubuh tinggi Arthur.

Arthur sudah kalap, ia menarik pinggang ramping Josephine dengan sekali tarikan, dan mencekal tangan Josephine kembali.

"Keluar kalian semua!" Perintah Arthur.

"Berhenti! Kalian tidak usah keluar, lihatlah bagaimana seorang tuan terhormat kita ini melakukan jalang sepertiku." Ucap Josephine.

"Kau....." Arthur melepaskan tangannya dari pinggang ramping Josephine dan sedikit mendorong tubuh Josephine hingga terhuyung kebelakang. Lalu pergi dari sana dengan amarahnya yang belum mereda.

Ia merogoh kantung celananya dan mengambil ponselnya, lalu menghubungi Alfred Riedle kepercayaannya.

"Cepat usir keluarga Deadllock sekarang juga dari rumah kecil nya itu, dan buat mereka semua di pecat dari pekerjaannya." Kata Arthur lalu mematikan sambungan teleponnya.

Kau akan menyesalinya Josephine Deadllock

To Be Continue

6 juni 2018
Tasikmalaya
Dinanovitasari

Aku ganti cover nya ya

Aku ganti cover nya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr.DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang