"Bagaimana masalah denganku, nona Josephine Deadllock?" Kata seorang lelaki tampan yang keluar dari mobil mewahnya, lalu ia membuka kacamata hitamnya dan menampilkan iris mata coklat tajamnya.
Mereka semua menoleh pada arah suara itu, suara seorang lelaki.
"Kau..." ujar Josephine terkejut.
"Tuan Arthur, saya mohon jangan usir kami dari rumah kami." Kata Deon Deadllock ayah Josephine.
Arthur menyeringai licik, ia kembali memakai kacamata hitamnya lalu memasukan ke dua tangannya ke saku celananya dan berjalan mendekati Josephine Deadllock yang berdiri sambil memeluk adiknya Dominic Deadllock. Arthur berdiri tepat di depan tubuh Josephine.
"Ini balasannya kau melawan ku nona Deadllock." Bisik Arthur sambil menyeringai.
Josephine tertawa kecil lalu berkata. "Jadi kau sedang balas dendam, ku kira orang berpendidikan tidak seperti itu." Josephine sengaja menekan kata orang berpendidikan di telinga Arthur.
Tak mau membalas ucapan Josephine, Arthur mamah melangkah mendekati Deon.
"Baiklah bagaimana dengan tawaran ku, tuan Deadllock?"
Deon hanya menatap nanar putrinya, bagaimana pun perbuatan Deon pada Josephine namun jauh di lubuk hatinya ia sangat menyangi anaknya itu.
"Apalagi yang kau tunggu Deon, terima tawarannya." Ujar Anne.
"Baiklah, aku akan menambahkan tawarannya, di tambah dengan satu rumah mewah. Bagaimana kau tertarik?" Kata Arthur.
Anne menganga lalu menutup mukutnya dengan kedua tangannya, lalu mengampiri Deon. "Apa yang kau lakukan Deon, katakn ya." Bisik Anne.
Deon menatap nanar putrinya lalu sedikit tersenyum dan mengangguk.
"Ayah, ada apa ini." Tanya Josephine.
"Aku yang menyetujuinya." Kata Anne langsung.
"Baiklah tidak masalah toh kalian suami istri." Kata Arthur acuh.
Lalu seorang lelaki berjalan menghampiri Anne dan memberikan sebuah kertas putih, dengan penuh kemenangan Anne langsung mengambil kertas itu dan menandatanginya.
"Bawa dia!" Perintah Arthur.
"Ayah." Pekik Josephine ketika dua orang laki laki bertubuh tinggi itu membawa dirinya dengan paksa, memasukan dirinya ke dalam mobil mewah berwarna hitam.
Sedangkan Arthur menyeringai licik ia berhasil.
"Bereskan barang barang kalian, besok kalian akan mulai tinggal di perumahan mewah pinggir kota." Kata lelaki yang tadi membawa surat perjanjian.
Arthur langsung berjalan dan masuk ke dalam mobil miliknya.
"Kau, ada apa ini? Bisa ka jelaskan?" Ujar Josephine langsung ketika Arthur baru saja masuk dan duduk di sampingnya.
Sedangkan Arthur hanya melihatnya lalu berlaih menatap ke depan dan menjentikan jarinya supaya mobilnya berjalan.
"Bisa kau jelaskan Arthur?"
"Tuan, panggil aku tuan Arthur." Jata Arthur dingin.
"Baiklah, bisa kau jelaskan padaku tuan Arthur yang terhormat?"
"Kau budak ku tak seharusnya kau tahu urusan tuan mu."
Josephine langsung diam seketika, sekarang ia mengerti dirinya di jual kepada orang yang duduk di sampingnya ini.
Ayahnya! Ayah kandungnya tega menjual putrinya demi sebuah harta, bukannya seorang anak adalah harta paling berharga? Bukannya anak adalah anugrah? Bukannya anak adalah sumber bahagia? Bukannya anak adalah tujuan orang tua hidup? Bukannya...
Bukannya apa? Jelas jelas dirinya tidak berharga, jelas jelas dirinya bukan anugrah, jelas jelas dirinya bukan sumber bahagia, jelas jelas dirinya bukan tujuan hidup ayahnya.
Ayahnya yang selalu mendapat hormat dari dirinya sangat tega menjualnya. Tak terasa sebuah air menetes dari matanya, memang begini bukan resiko hidup sebagai anak yang tak pernah di perdulikan?
"Kita sudah sampai, tuan." Suara sopir itu membuyarkan lamunan Josephine, ia langsung menghapus air matanya.
Sedangkan Arthur langsung menutup ipad nya dan segera keluar, namun ia kembali membalik tubuhnya, dan berkata.
"Keluarlah! Kau tak berpikir aku membukakan pintu untuk mu bukan?" Kata Arthur sinis.Josephine menghela nafas lalu membuka pintu mobil mewah itu.
«To Be Continue»
Tasikmalaya
Dinanovitasari
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Dangerous
RomanceArthur shwan wellsky & Josephine Deadllock Seorang lelaki berbahaya dan seorang perempuan pemberani. Siapa yang tahu jalan tuhan! Tuhan mencoba mempersatukan mereka dengan caranya, membuat mereka kukuh di karakter mereka sendiri. Apa yang menyebabka...