Penantian Berbuah Busuk

55 3 0
                                    

Hari ini aku sangat gugup. Sudah hampir enam tahun kita tidak pernah bertemu, lagi. Setelah hari itu kamu pergi tanpa penjelasan membuat ku gundah gelana selama enam tahun lebih. 6 tahun bukan waktu yang singkat. Aku selalu menunggu mu untuk kembali, dan aku menunggu selama ini tidak sia-sia, kamu kembali. Kembali padaku disini. Takut kalau kamu mencintai perempuan lain, tapi seakan yang aku pikirkan tentang mu hilang begitu saja karena kamu mengajak aku makan malam di salah satu restoran yang terkenal di Jakarta. Hihihi.

Ku terima ajakanmu malam itu. Aku memakai gaun di atas lutut berwarna pink soft. Tidak lupa polesan lipstik yang warna nya senada dengan gaunku. Perfecto!

Aku memesan taksi online. Sebenarnya ia ingin menjemputku tapi aku menolak nya, karena biar surprise gitu.
Aku sudah sampai di alamat yang kamu kirimkan.

Aku mencoba mencari wajahmu dari sekumpulan orang banyak disini. Aku pikir kamu menyewa tempat ini khusus untuk kita berdua, ternyata tidak.

Setelah mencari-cari, aku menemukan dirimu dengan setelan jas yang melekat di tubuh mu, dengan rambut yang acak-acakan membuat mu terlihat semakin tampan. Aku tersenyum lalu menghampiri mu.
Sadar dengan keberadaanku, kamu tersenyum manis dan membenarkan letak posisi dudukmu menjadi tegak.

"Ekhem." Kamu berusaha untuk mencairkan suasana agar tidak tegang.

"Bagaimana kabar mu?" Tanya nya.

"Aku baik-baik saja, kamu?" Kataku berbalik bertanya.

"Seperti yang kau lihat, aku sangat baik. Kau terlihat hm.....sangat cantik malam ini."

Oh tuhan, aku rindu kalimat-kalimat manis yang keluar dari bibir indah mu itu, setelah enam tahun aku baru mendengar kalimat pujian mu untuk ku.

Aku tersenyum manis dan tulus. "Terima kasih," Kataku.

"Oh ya ada apa kamu mengajak ku bertemu setelah enam tahun menghilang tanpa kabar?" Tanyaku langsung pada intinya, karena aku tidak suka basa-basi.

"Aku ingin memberitahu mu sesuatu." Wajah mu terlihat serius setelah mengatakan kalimat itu. Kamu seperti mengambil sesuatu di balik jas mu itu.

Lalu menyodorkan sebuah surat dengan hiasan pita di tengah nya. Dan tidak lupa nama sepasang kekasih yang terpampang jelas di surat itu.

Ya, itu adalah surat undangan pernikahan. Catat itu!

"Nih," kata mu menyodorkan surat itu.

Bagaikan tersambar petir di siang hari. Hati ku sakit, air mata ku sudah menggenang memenuhi kelopak mataku. Jika aku berkedip sekali saja, pasti air mata ini sudah jatuh bebas tanpa ku suruh. Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk tenang agar kamu tidak curiga.

Jadi ini balasan perasaanmu selama 6 tahun pergi meninggalkan aku tanpa suatu penjelasan?

"Aku harap kamu hadir," kata mu yang terlihat biasa saja. Sedangkan aku mencoba untuk terlihat biasa saja.

"Dan jangan lupa membawa pasanganmu." Kata mu lagi.

JEDUAARR!!!!

pasangan? Hahaha.

Kekasih ku sudah pergi 6 tahun yang lalu dan sebentar lagi ia akan menikah, hebat kan?

"Ya...... aku akan datang." Kataku.

Oh tidak!! Itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan datang untuk melihat mu bahagia di pelaminan nanti bersama kekasihmu sementara aku sakit hati melihatnya.

"Bagus kalau begitu, cepat menyusul ya!"

Apa? Coba katakan sekali lagi yang barusan kau katakan. 9 tahun lamanya aku hanya mencintai satu laki-laki, yaitu kamu. Bahkan perasaan itu sampai sekarang belum hilang. Dan kamu menyuruhku cepat menyusul. Aku ingin pulang sekarang juga, tapi takut dia curiga. Ada lampu di atas kepala ku. Aha!

"Iya halo ma?......... apa? Oma masuk rumah sakit? Kritis?........ iya aku kesana sekarang." Aku mematikan panggilan secara sepihak.

"Hmm...maaf, aku harus pergi." Kataku.

"Kemana?"

"Rumah sakit, oma kritis."

"Aku antar!"

Bodoh! Ingin menikah tapi dekat dengan perempuan lain.

"Tidak usah, aku bisa sendiri."

Aku pergi membawa surat undangan itu lalu pamit tanpa meninggalkan sepatah kata apapun.

Sebenarnya itu hanya alibi ku saja supaya pergi dari situasi seperti tadi. Sepanjang perjalanan aku merutuki diriku sendiri yang terlewat bodoh.

~~~

"Ternyata kau datang kembali bukan untuk memulai kembali cerita yang telah usai. Tapi kau kembali untuk mengakhiri cerita yang sebenarnya selama ini  sudah usai."

AKSARA PENUH LUKA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang