"Bangun" ucap Sasuke datar
"enggghhh Na—Naruto-kun"
Kaget Amethys itu seketika membola tubuhnya menegang saat matanya bertemu dengan Onyx hitam kelam milik Sasuke yang tampak berdarah.
"katakan sekali lagi!" suara berat khas laki laki itu terdengar marah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
____________________________________Kaget akan kehadiran seseorang membuat Hime Hyuuga itu tersentak bangun. Rasa kantuk yang tadinya menguasai pikirannya kini hilang entah kemana.
" Katakan sekali lagi" Ucap Sasuke rahangnya mengeras menahan amarah
Kalimat seseorang dengan penuh penekanan terdengar, seolah menuntut agar dia segera menjawabnya.
Bangkit dan berdiri, Hinata tak berani menatap wajah lawan bicaranya, dia hanya menundukkan wajah dan terisak.
"Naruto, huh? " Tanya Sasuke yang berdiri didepannya, tapi membelakangi Hinata nada bicaranya sangat dingin.
"..... "
Memikirkan nama seseorang yang baru saja gadis ini katakan dari mulutnya membuat kepala Sasuke pusing, kelelahan karena baru saja menyelesaikan misi, terlebih lagi bajunya yang basah.
"Katakanlah sesuatu" Kata Sasuke lagi sambil memijit pelipisnya.
"Um a-aku... Hiks... " Ucap Hinata terisak.
"Ada apa? " Tanya Sasuke menoleh.
"A-aku—apa anda butuh se-sesuatu?" Tanya Hinata sengaja mengalihkan pembicaraan nada bicaranya sengaja dibuat buat seolah olah kalau dia tidak apa apa.
"Um anda ke-kelihatan lelah se-sekali" Ucapnya lagi sambil menatap kebawah, tatapannya meredup bukannya menjawab pertanyaan Sasuke gadis ini malah balik bertanya.
Berusaha dia menahan agar Sasuke tidak melihat dan mendengar kalau dia terisak menahan tangisannya.
"Kenapa kau menikah dengan orang lain kalau kau mencintai seseorang?" Tanya Sasuke suara baritone itu terdengar dingin "kau menyesal menikah denganku, benarkan? " Lanjutnya sambil masih membelakangi Hinata.
Iya benar, apa yang Sasuke katakan benar, tapi dia juga tak ingin mengecewakan ayahnya, alasan satu satunya Hinata menikah dengan Uchiha satu satunya, dan yang terakhir.
Setidaknya membohongi hatinya sendiri sekarang lebih baik karena dia harus berbicara terus terang jika dia sebenarnya tak menginginkan pernikahan ini.Tapi, jika ini keputusan ayahnya dia akan melakukannya, jikalau perlu dia pasti akan memberikan jiwanya untuk melindungi seseorang yang sangat penting dan berarti dalam hidupnya.
"Apa kau menyesal?" Ucap Sasuke kini nada bicaranya meninggi.
"Iya aku menyesal, a-aku menyesal me-menikah dengan anda tu-tuan... Hiks... Hiksss" Jawab Hinata lantang walaupun dia terbata-bata, nada bicaranya meninggi.
Terkejut akan perkataan gadis di belakangnya ini dia menoleh dan berbalik dengan cepat menatap Hinata yang menatapnya, gadis didepannya ini sudah mulai memberanikan diri untuk menatap seorang Uchiha Sasuke, kalimat terakhir gadis didepannya ini pun seperti kunai, seperti inikah seorang Hime Hyuuga saat sedang marah.
Diluar sana mereka sangat memuji gadis ini, berkata kalau kecantikannya bak dewi, tutur katanya lemah lembut, tingkah lakunya sopan, tapi yang Sasuke amati di sini, gadis ini bahkan berani meninggikan suaranya kepada suaminya.
"Kalau begitu, berkomitmenlah denganku, jangan ada perasaan antara kau dan aku, maka kau akan mendapatkan kebebasan"
Pria itu berjalan pergi dari kamar mereka, tapi sebelum pria itu benar benar keluar, kata kata terakhirnya seolah dia memang ditakdirkan menjadi seorang Nuke-nin sejati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife
FanfictionNaruto © Masashi Kishimoto Pernikahanku dalam bayang-bayang misi Don't copy my story