Chp X

5.5K 348 66
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gadis itu berlari melewati koridor menuju ke belakang rumah yang mereka tempati, berlarian kecil dengan sedikit mengangkat pakaian yang ia kenakan, wajahnya kini terlihat sangat sedih, dan terlihat memucat pipi tembam nya tampak dipenuhi air mata, seharusnya tadi dia tidak mengatakan sesuatu yang membuat suaminya itu marah tapi jawaban yang dia berikan tidaklah salah, dan seharusnya gadis itu tak perlu menangis tapi mengingat apa yang Sasuke telah lakukan kepadanya membuatnya bimbang, pria itu suaminya dialah yang menolong Hinata saat pingsan siang itu, dia jugalah yang membawakan makanan untuknya saat dia tidak memasak. Bukankah pria itu sudah perhatian padanya?

Malam sudah sangat larut, gadis itu sudah sangat mengantuk, Hinata memutuskan untuk tidur di pelataran ruang tengah. Dia melipat tangannya di belakang kepalanya untuk digunakan sebagai bantal tanpa alas dan selimut, gadis itu tidur di atas lantai tatami yang dingin.
.
.
.
.
.
____________________________________

Pagi ini Hinata bangun sangat pagi, tubuhnya terasa sakit karena tidur di lantai yang keras dan dingin, gadis itu beranjak bangun untuk membangunkan suaminya ia berjalan menuju kamar mereka dengan perlahan gadis itu mengetuk pintu dan membukanya dengan pelan, pandangannya diedarkan di seluruh ruangan tapi gadis itu tak menemukan suaminya, Hinata berjalan mendekat ke arah tempat tidur dan merapikan nya, gadis itu juga membuka jendela agar udara segar dapat masuk ke dalam ruangan.

Setelah di rasa cukup gadis itu beranjak untuk turun ke bawah tapi sebelum dia sempat membuka pintu, pintu itu terbuka dan menampakkan sosok suaminya yang sudah rapi dengan seragam ninjanya, Hinata hanya menunduk dan membungkukkan badan sedikit, sebagai tanda memberi hormat dia tidak berani menatap suaminya yang melihatnya sekilas, pria itu berjalan menuju lemari mengambil sesuatu.

"Ini" Ucap Sasuke memberikan Hinata sebuah kunai dengan ukiran yang tidak biasanya "bawa ini bersamamu kemanapun kau pergi, untuk berjaga jaga" Lanjutnya lagi.

"Ahh. A-arigatou Sasuke-san" Balas Hinata seraya menerima kunai yang diberikan Sasuke.

"Aku akan berangkat, ingat jangan beritahukan siapapun tentang identitas kita" Ucap Sasuke datar sambil memakai jubahnya, dia beranjak pergi dari ruangan itu dan Hinata hanya mengikutinya dari belakang.

"Iya s-saya mengerti Sa--"
Kalimat gadis itu terhenti wajahnya terlihat seolah enggan dan sungkan, wajahnya terlihat malu malu gadis itu menaruh kunai yang di berikan Sasuke kepadanya di atas laci, Hinata melihat kepergian Sasuke dari belakang menatap punggung kokohnya tapi saat pria itu membuka pintu dia menarik ujung jubah pria itu.

"S-sa-Sasuke-san-" Panggil Hinata lembut.

Yang di panggil pun tampaknya menoleh dan menatap Hinata, pandangannya tak setajam saat dia dulu pertama kali bertemu, Onyx dan Amethyst itu saling bertemu pandang agak lama mereka menatap, tatapan Sasuke seakan bertanya, tapi gadis itu mengurungkan niatnya, lalu dia menggeleng pelan dan kembali menunduk dalam.

"H-Hati-hati" Ucapnya lembut dan akhirnya melepaskan tarikan nya pada kain jubah Sasuke. Dan pria itu pun melenggang pergi meloncati pohon pohon besar yang tinggi sampai punggung kokoh pria itu pun hilang.

____________________________________

Hari ini Hinata berencana akan berbelanja bahan makanan, gadis itu sekarang sudah bersiap siap untuk berbelanja gadis itu walaupun dia agak kurang tahu dimana toko atau kedai di daerah baru ini, mungkin dia akan sedikit bertanya pada seseorang yang dia temui nanti berbelanja sambil membawa payung tradisional pakaian yang dia kenakan juga terlihat sangat cantik kimono berwarna merah muda yang sudah di modifikasi dengan panjang hanya sebatas paha saja yang menampakkan kaki jenjangnya, sedikit polesan pada wajahnya menambah kesan cantik pada gadis itu, sesampainya dia di toko Hinata berbelanja bahan makanan untuk di masaknya, Hinata menyadari kalau gadis gadis sebaya dengan dirinya yang lewat tampak sedang berbisik bisik di sekitarnya tampak sekali mereka membicarakan dirinya. Kenapa, apa ada yang salah dengan nya?

My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang