Chp VIII

5K 403 24
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Siang ini mereka melakukan perjalanan untuk misi dalam jangka panjang, rencana dari Hokage mereka akan menetap untuk waktu yang sudah ditentukan, semua sudah dipersiapkan secara matang sesuai perhitungan dari rencana Hokage sebelumnya. Setelah beberapa masalah yang menjadi kendala, akhirnya dapat diselesaikan.

Di depan gerbang Konohagakure,   Sasuke menunggu Hinata gadis itu berkata kalau dia melupakan sesuatu, tapi hingga siang dia belum datang dan itu membuat Uchiha itu kesal, seharusnya memang dia tidak mengikut sertakan gadis itu dalam misi nya, selain misi kelas atas ini resiko dalam menjalankan misi ini terbilang cukup, ah tidak bahkan rumit sepertinya gadis itu tak akan sanggup, jika sudah begitu dia pasti akan hanya menjadi penghambat dalam misi ini.

Dikejauhan terlihat gadis lugu berlari dengan kecepatan sesuai dengan kekuatannya, mata Amethyst nya selalu melihat ke satu titik, ekspresi lelah dan takut tercermin jelas di wajahnya. Well, mungkin karena dia kurang tidur semalam, atau mungkin karena hal lain
"Dari mana saja kau, huh? " Tanya Sasuke dengan nada kesalnya

"Gomen Uchiha-san, saya hanya ingin berpamitan kepada Sakura-chan dan Naru—" Belum sempat Hinata menyelesaikan kalimatnya Sasuke sudah pergi meninggalkannya, dia tidak suka orang yang selalu tidak tepat waktu, bukankah gadis ini seorang Souke, seharusnya dia tahu apa itu kedisiplinan.

Jika sudah seperti itu, Hinata hanya diam, dia mengikuti Sasuke dari belakang melewati pepohonan berlari menyusurinya kedalam, perjalanan untuk sampai di tempat mereka melaksanakan misi butuh empat sampai lima hari, selain itu yang menjadi kendala adalah tenaganya, apakah dia kuat atau tidak. Mungkin dengan beristirahat dalam perjalanan akan membuatnya kuat. Yang jelas sekarang dia bergantung pada pria yang sedang bersamanya ini.

Berlari dan terus melompat di atas pepohonan dari siang sampai sore bukanlah hal yang cukup rumit, tapi seseorang pasti memiliki batas kemampuan kan? Tapi laki-laki di depannya ini seolah acuh tak acuh, sejak tadi Hinata berlari mengejarnya yang kadang selalu tertinggal di belakang, kurang lebih delapan jam mereka melakukan perjalanan tanpa istirahat, tapi kali ini dia sudah sangat lelah, paras ayu nya terlihat lelah dan berkeringat, kakinya yang mulus sudah terasa sakit, kebas dan juga nyeri, lecet karena alas kakinya yang terus bergesekan dengan kulit kakinya yang putih sehingga memerah dan agak berubah menjadi ungu kebiruan.

Sraaaak

Bruuuuk

"Ahhh...., aduhh"
Tanpa sadar Hinata salah melangkahkan kakinya di atas pohon yang lumayan tinggi saat berlari, jatuh dengan tubuh terpental dan terseret, pinggang dan panggulnya terasa nyeri. Mendengar sesuatu yang tidak beres saat itulah Sasuke akhirnya berhenti, dia melihat ke belakang Hyuuga itu terjatuh, dan dia turun untuk menghampirinya.

"Kita harus cepat" Ucap Sasuke dengan suara baritonenya

"Gomen Uchiha-san" Sahut Hinata dengan lembut, di wajahnya tergambar kesakitan karena terjatuh tadi.

"Sebaiknya kau kembali ke Konoha, jika tak sanggup
" Ucap Sasuke yang langsung saja melanjutkan perjalanan tanpa mendengar kalimat selanjutnya dari Hinata.

Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Sasuke seketika bola matanya membulat dan melebar, mimik wajahnya berubah dan terlihat pucat pasi, jantungnya seakan berhenti berdetak.
Laki-laki itu seakan buta dan tuli tidak ingin mendengar ataupun melihat bagaimana kondisi dari Istrinya itu. Mau tidak mau dia harus bergegas memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan karena di awal dia sudah berjanji tidak akan menyesal apapun yang terjadi, ini lah resiko dari keputusan yang dia ambil. Lagi dan lagi gadis itu mengikuti laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu yang terlihat hanya punggungnya yang besar dan kokohnya.

My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang