Chp IX

5K 402 50
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini adalah hari ke empat mereka melakukan perjalanan karena Sasuke tidak mau membuang buang waktu, sebentar lagi mereka akan sampai di tempat tujuannya yaitu Desa Iblis. Terlihat mereka telah sampai di pemukiman Desa itu, nampak keramaian dan lalu lalang orang orang di sana, tujuannya sekarang adalah Tempat tinggal Sang Miko. Dari kejauhan Hinata dapat memandang Istana itu, sungguh dia sangat lelah tapi keadaan memaksa nya untuk terus berlari, melompat dan berjalan, tapi kali ini dia sudah tidak kuat lagi, kakinya rasanya hampir putus, pandangannya mengabur, dadanya terasa sakit, nafasnya seperti orang sesak, kepalanya pusing tidak karuan, sesaat dia ingin meminta kepada Sasuke untuk beristirahat sebentar, tapi dia mengurungkan niatnya.

Sesaat Sasuke berhenti, matanya memandang ke langit disana terlihat awan tampak menggulung dan terlihat berwarna hitam abu abu.
"Sasu—"

Brukkk

Sesaat sebelum Hinata terjatuh Sasuke berbalik dan menangkapnya, agar tidak terjatuh ke tanah, kali ini dia benar-benar sudah tidak kuat dan akhirnya dia jatuh pingsan.

"Ck. Mendokusei"

Sasuke memandang Hinata yang sedang pingsan, matanya menelusuri tubuh Hinata dari ujung kepala hingga kakinya, dia melihat gadis itu sungguh kacau, pakaiannya kotor, kakinya memar dan lecet, tapi apa perdulinya. Sekarang mereka akan tinggal di rumah dekat sungai, menurutnya itu kondisi yang sangat bagus jauh dari keramaian. Pria itu berjalan tepat ke belakang rumah tempat mereka tinggal, well mungkin dia ingin melihat lihat rumahnya itu, pria itu duduk di sana perjalanan dari Konoha ke desa kecil yaitu Desa iblis sedikit menguras tenaganya.

____________________________________

Kelopak mata itu tampak mengerjapkan matanya, Amethyst nya perlahan terlihat membuka, gadis itu sedikit menggeser tubuhnya untuk bangun, pandangannya membola  menelusuri seluruh isi ruangan yang tampak sangat asing baginya.

"Di - dimana aku? "

Gadis itu tampak sangat terkejut dan takut dia ingin segera berlari meninggalkan ruangan itu, tapi belum sempat dia keluar dan meraih pintu, seseorang tampak menggeser pintu Soji itu. Terlihat seorang pria di balik pintu itu tampak menatapnya tajam.

"Sasuke-San" Ucap Hinata lembut, ketakutan di wajahnya tampak terlihat lebih baik dari sebelumnya.

"..... "

Melenggang pria itu berjalan menghampiri Hinata setelah menggeser pintu Soji itu menutup, terlihat pria itu mengambil sesuatu di balik saku celananya, dia mengeluarkan dompetnya memberikan Hinata beberapa lembar uang dengan jumlah pecahan yang bisa membuatmu membeli sepuluh karung beras, pria itu lalu menyodorkan uang itu kepada Hinata.

"Ambil ini, besok aku akan melaksanakan misi beli-lah sesuatu yang kau rasa perlu" Ucap Sasuke sambil memberikan uang itu.

"A—aku.. "

Benar Hinata sudah tidak bekerja sama sekali, sekarang dia tidak juga tinggal di mansion Hyuuga yang segala sesuatunya selalu disiapkan  oleh para anggota keluarga Bunke,  hidupnya kini hanya bergantung kepada Sasuke tapi dia malu untuk mengambil uang itu, dia seperti merasa sangat malu dan terlihat seperti menyedihkan karena hidupnya sekarang bukan seperti dulu lagi tapi apa boleh buat dia ditakdirkan untuk menjadi istri seseorang, dan kewajiban utamanya sekarang adalah kepada Uchiha Sasuke.

"Sa—saya malu Sasuke-San" Balas Hinata wajahnya tertunduk mata bulannya menatap lantai kayu dibawahnya.

"Kau menolak pemberianku? " Tanya Sasuke nada suaranya agak merendah.

"Bu-bukan seperti itu" Balas Hinata cepat.

"Lalu? "

"Saya ma-malu untuk me-mengambilnya" Ucap gadis itu lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Sasuke, kedua tangannya saling meremas satu sama lain.

My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang