1. Apes

219 26 15
                                    


"Kumpul tugas makalah yang kemarin saya kasih, sekarang !!" Suara lantang Ibu Eka kini menggema di ruangan

Satu persatu siswa XI IPA 2 mulai mengumpulkan tugas kedepan meja guru dekat papan tulis.

Santai. Itu yang Aldani rasakan saat ini sambil menyeruput habis minuman yang sempat ia beli di kantin sebelum ke kelas. Ia akan mengumpulkan tugas Makalahnya nanti, setelah semua siswa dikelasnya duduk kembali.

Namun detik berikutnya ! Cewek yang memiliki nama lengkap Aldani Putri Prasellia itu mulai gemetar mengubrak abrik isi tasnya. Tapi makalah itu tak kunjung didapatkan.

"Kenapa, Al ? Kok tegang gitu ?" Tanya Maya teman sebangku sekaligus sahabat Aldani

"Kok makalah gue gak ada ya ? Perasaan semalem gue udah kerjain deh" Heran Aldani balik bertanya

"Lahhh jangan becanda deh Al. Lo tau bu Eka kan ? Dia gak bakal segan segan ngehukum lo kalau sampe tugas lo gak ada" Maya lalu membantu Aldani menggeleda tasnya sekali lagi. Tapi hasilnya nihil.

"Ehhh tunggu dulu deh. Tadi pagi pas ke kantin kayaknya gue masih bawa tas. Terus waktu itu lo minta makalah gue kan ?" Kata Aldani mencoba memutar ingatannya

"Iya. Abis itu gue langsung balikin begitu minuman kita dateng. Terus tiba tiba bell masuk--"

Belum tuntas Maya menyelesaikan kalimatnya, Aldani dengan sigap memotongnya

"Dan gue langsung lari tanpa ngambil makalah itu !"

"Oh my god ! Kayaknya emang kelupaan di sana"

"Kalau gitu gue ke sana dulu ya May, makasih"

"Jangan lupa izin dulu ke bu Eka"

🍁


"Ya ampun.... Mana sih nih makalah. Malah cuman dikasih waktu 5 menit lagi sama bu Eka" Aldani mulai mengobrak abrik isi kantin. Mulai dari meja panjang di kantin, tong sampah, sampai menanyakan satu satu penjual dikantin. Tapi tak ada satupun yang melihat makalahnya, betul betul hilang tanpa jejak

Sepertinya Aldani harus siap dihukum kali ini.

Belum sepenuhnya tubuh Aldani meninggalkan kantin, pandangannya kini terfokus pada tiga orang cowok yang sedang duduk di bangku pojok kantin. Tidak ! Aldani bukannya terkagum melihat tampang ketiga cowok itu yang memang diatas rata rata. Aldani hanya fokus pada seseorang yang dengan raut emosi meremas sebuah laporan yang tebalnya sekitar 35-40 lembar dibalut kertas mika biru. Matanya tidak salah bukan ? Itu benar makalahnya

Dengan emosi yang menggebu, Aldani kemudian menghampiri siswa laki laki itu. Beraninya cowok itu meremas makalahnya begitu saja. Demi makalah itu, Aldani jadi tidak tidur semalaman

"Pernah gak sih lo diajarin buat ngehargain kerja keras orang lain ?" Tanya Aldani nyaring membuat ketiganya menoleh serentak

"Maksud lo apa ?" Kenzo lalu berdiri tak terima.

Lelaki yang merusak makalah Aldani tak lain dan tak bukan adalah Kenzo Radhwa Ravindra siswa kelas XI IPS 7. Pria dengan tinggi sekitar 180 cm, rahang yang tegas, alis tebal, sorot mata yang tajam, kulit putih, gigi yang tertata rapi, dan satu lagi lesung pipi yang tak lupa akan nampak ketika ia tersenyum. Hampir mendekati kata sempurna.

"Kenapa bengong ? Nyali lo ciut ? Atau lo terhipnotis akan kegantengan gue ?" Sahut Kenzo membangunkan Aldani dari lamunannya lalu menyilangkan kedua tangannya di dada

"Uwekk geer. Tampang kriminal aja belagu"

"Ngejek nih bocah" Timpal Rafi, teman Kenzo

"Gak ada yang ngajakin ngomong. Heran deh sama nyamuk di sini. Main ngomong sembarangan" Aldani lalu menepuk nepukkan tangan seperti lagi memukul nyamuk

KENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang