Istri Kedua || Satu

13K 379 1
                                    

Mobil Reynald memasuki pelataran kediamannya, Mang Ujang sebagai security segera membukakan pintu gerbang.

Dengan langkah tergesa, Reynald memasuki rumahnya menemui sang istri di kamar Cia putrinya.

"Gimana Ma? Sudah siap belum, katanya mau antar Cia ke dokter?" tanya Reynald kepada istrinya.

"Iya Mas. Sebentar ya, aku masih menyiapkan keperluan Cia." jawab Tera sambil memasukkan susu ke dalam diapers bags.

Dan lima menit setelahnya, Reynald telah meluncurkan mobilnya menuju ke dokter anak langganannya.

Di dalam perjalanan, Tera bertanya dengan sangat hati-hati karena tabiat suaminya yang suka marah-marah tidak jelas.

"Hm Mas, Mas tadi di mana waktu aku telepon?"

"Oh tadi, Mas ada di rumah Xia." jawab Reynald tanpa merasa bersalah.

DEG!

"Mas serius dengan Xia? Mau melamar Xia dan menjadikan dia istri muda, Mas?" tanya Tera dengan pandangan lurus menghadap jalanan.

Namun hatinya terasa perih karena keinginan suaminya untuk memperistri wanita lain tidak dapat lagi dibendung.

"Iya serius. Kenapa Ma? Kamu masih keberatan? Kan sudah kita bahas berkali-kali masalah ini." jawab Reynald sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Ti-tidak Mas! Aku tidak keberatan karena memang aku sebagai istri tidak bisa memenuhi kewajibanku karena penyakitku." jawab Tera terbata sambil menahan air matanya supaya tidak jatuh.

"Sudah!! Jangan membicarakan masalah ini sekarang! Sekarang kita fokus ke masalah Cia dulu." pungkas Reynald pada akhirnya

Dan Tera hanya mengangguk, terdiam tanpa membalas lagi perkataan suaminya.

Sesampainya mereka di depan pelataran Rumah Sakit, Tera turun dari mobil menggendong Cia menuju ruang dokter anak dan Reynald memakirkan mobilnya.

Di dalam ruang dokter, Tera mendampingi Cia yang sedang diperiksa oleh dokter. Setelah memeriksa sebentar, dokter memberikan diagnosanya.

"Bu Tera, sebaiknya saya melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap Cia. Karena saya menemukan ada yang tidak beres dengan tubuh putri ibu." jelas dokter anak yang sudah lama menangani jika Cia sakit.

"Kenapa dengan Cia, Dok? Bukannya Cia hanya kena DB dari hasil cek darah kemarin?" tanya Tera panik.

Bersamaan dengan itu, Reynald yang baru masuk ke ruang dokter dan mendengar sedikit pembicaraan dokter dengan istrinya.

"Kenapa dengan Cia, Dok?" tanya Reynald yang duduk di depan meja dokter.

"Begini Pak, Cia sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut karena saya menemukan benjolan pada ketiak sebelah kiri putri Bapak." kata dokter menjelaskan kepada pasangan suami istri tersebut.

"Bagaimana ini, Mas?" ucap Tera sedikit terisak.

"Sabar Sayang! Kita belum tahu apa penyakit Cia yang sebenarnya." jawab Reynald menenangkan istrinya sambil mengusap punggung Tera.

"Ya sudah Dok. Kapan Anda bisa melakukan pemeriksaan kepada putri saya?" tanya Reynald kepada dokter.

"Sekarang juga, Pak. Kami akan menyiapkan peralatannya dan Bapak serta Ibu mohon menenangkan Cia untuk di ambil darahnya." jawab dokter sambil memanggil suster untuk menyiapkan beberapa alat.

Pelbagai pemeriksaan dilakukan dokter untuk memeriksa penyakit Cia. Setelah tiga jam berlalu, dokter akhirnya memberikan kepastian diagnosanya tentang penyakit Cia.

Dokter menyatakan Cia terkena penyakit kelenjar getah bening karena itu pada ketiak sebelah kiri Cia mengalami pembengkakan dan terdapat benjolan.

Dokter juga menyarankan Cia dirawat di Rumah Sakit untuk menjalani perawatan intensif karena Cia harus menjalani kemoterapi setiap harinya.

Malam itu juga Cia bermalam di Rumah Sakit ditemani orangtuanya. Dalam tidurnya, Tera memandangi tubuh Cia yang terlihat kurus karena sudah beberapa minggu ini Cia memang tidak ada napsu makan.

Tera sebagai ibunya sampai lelah harus membujuk Cia hanya untuk satu dua suap nasi supaya mau ditelannya.

Melihat kondisi anaknya yang seperti itu, Tera menangis sambil memegang tangan anak semata wayangnya.

"Anak Mama yang cantik, cepat lah sembuh, Sayang! Mama tidak ingin terjadi apa-apa denganmu, Nak!"

"Kenapa harus kamu yang sakit? Kenapa tidak Mama saja yang menanggung penyakitmu." Tera pun menangis tanpa bisa dibendung lagi.

Reynald yang sedang berdiri di sebelah istrinya hanya memeluk istrinya sambil menatap anaknya dengan tatapan pilu.

Reynald begitu mencintai anak semata wayangnya, meski Cia tidak diciptakan melalui proses hubungan suami istri, tetapi Cia adalah darah dagingnya dengan Tera.

Malam ini Reynald merasa sedih, ia butuh penghiburan dan penghiburan itu hanya bisa ia dapatkan dari Xia, wanita yang begitu ia cintai. Dengan Tera, Reynald hanya merasa kasihan karena pernikahan mereka adalah hasil perjodohan.

"Aku akan pergi sebentar, Ma. Mau cari angin segar, nanti kalau ada kabar lagi dari dokter, kamu telepon saja! Kamu butuh apa? Biar sekalian aku mampir ke rumah." tanya Reynald pada istrinya.

"Aku tidak membutuhkan apa-apa, Mas. Aku hanya ingin menemani Cia sampai Cia sembuh." lirih Tera menjawab suaminya.

"Ya sudah! Kamu makan ya Sayang, jangan sampai sakit! Biar bisa jaga anak kita. Aku pergi dulu." pamit Reynald melangkah menuju pintu.

Berlalu Reynald meninggalkan rumah sakit dan meluncurkan mobilnya menuju kediaman Xia.

.

Bersambung






 ᴵSᵀRᴵ ᴷEᴰUᴬTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang