Istri Kedua || Lima

9.5K 264 1
                                    

Xia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia menarik tangan Reynald untuk mengikutinya menuju toilet yang terdapat pada ruang tamu rumahnya.

"Ihh Sayang, mau ke mana?" tanya Reynald sambil tertawa melihat tingkah laku wanitanya.

"Sssttt!!! Jangan keras-keras suara kamu, Rey! Kamu diam deh, nurut dikit napa sih! Ck!!" jawab Xia menatap Reynald sambil membelalak gemas.

"Hayo, kamu mau nakali aku ya, Sayang?" tanya Reynald terkekeh sembari menekan lembut pantat sebelah kanan Xia.

Setelah mereka berdua masuk ke dalam toilet, Reynald langsung membombardir Xia dengan ciuman liarnya. Keduanya saling berciuman, berpagut liar, melumat bibir satu sama lain, saling berbagi saliva dan pada leher kekasihnya tak lupa Reynald meninggalkan beberapa hikey-nya disana.

Sambil masih saling berpagut, Reynald menekan lembut daging kenyal pada area dada Xia dan menurunkan perlahan resleting blouse yang dikenakan Xia. Lalu menunduk, mencium dan mengulum puncak daging kenyal itu sambil sesekali menggigitnya pelan.

"Ah Rey.. Rey.. Emphh.." pekik Xia tertahan merasakan nikmat sambil menggigit bibir bawahnya sembari meremas rambut pria itu.

"Aku suka sekali saat kamu sebut namaku, Sayang." Bisik Reynald lalu berganti mengulum puncak daging kenyal pada sisi satunya sambil meremasnya sedikit keras.

Lalu mereka kembali berciuman, Xia melumat bibir pria itu tanpa jeda. Ia ingin memberikan sesuatu yang lebih pada kekasihnya karena merasa bersalah dengan mencemburuinya.

Dengan masih saling melumat, tangannya turun ke bawah tepat pada area keperkasaan pria itu. Xia meraba, membelai dan menekannya lembut, ia merasakan ada sesuatu yang telah mengeras berdiri tegak.

Jemari Xia membuka resleting celana panjang pria itu, perlahan ia berjongkok tepat pada daerah intimnya dan mengeluarkan batang keperkasaan yang telah mengeras sempurna.

Lalu dengan perlahan pula Xia mulai mengurut, mengulum batang kemaluan pria itu sambil sesekali memutar lidahnya bermain pada lubang pelepasannya.

"Ouhh.. Ouhh.. Nikmat banget, Sayang. Aku suka, kamu pintar buatku melayang." kata pria itu sambil menatap Xia yang berjongkok di depannya.

Tanpa menjawab perkataan Reynald, Xia masih berkutat dengan kegiatannya sekarang. Memaju mundurkan bibirnya mengulum daging keras milik pria itu.

Irama perlahan sekarang berubah menjadi sedikit cepat, Xia mengurut lebih cepat sambil mengeluarkan memasukkan batang panjang yang mengeras sampai ke pangkal throatnya.

"Oughh shitt!! Iya nikmat sekali, Yang." Desis Reynald seraya meremas rambut Xia.

Dengan masih menatap wanitanya melakukan kegiatan blowjob tersebut, Reynald merasakan cairan dari dalam batang kemaluannya akan segera menyembur keluar.

"Sayang... Aku sudah nggak tahan." dan Xia pun merasakan ketika batang panjang yang mengeras itu semakin keras serta merekah, Xia tahu jika Reynald akan mencapai klimaks dan akan melepaskannya.

Karena itu ia semakin mempercepat irama mengurut batang panjang yang mengeras itu dengan bibir mungilnya.

Dan seketika pria itu menggeram, "Oughh sshhh... Xia wanitaku." Reynald menyemburkan cairan kentalnya ke bibir mungil Xia.

Xia pun menelan cairan kental itu tanpa rasa jijik dan masih tetap mengulum batang kemaluan pria itu hingga tak bersisa, dengan masih menatap wanitanya Reynald merengkuh tubuh Xia untuk berdiri lalu dengan lembut ia memeluknya.

"Aku sangat mencintaimu, Xia. Sungguh!! Jangan pernah berpikiran untuk meninggalkanku, Sayang!! Aku tidak berdaya kalau kamu sampai pergi meninggalkan aku." kata pria itu sambil mencium kening, hidung dan bibir Xia dengan lembut.

Xia pun membalas ciuman pria itu dan dengan sekali hentak, pria itu mengangkatnya mendudukannya pada meja wastafel di toilet tersebut. Sambil masih tetap berciuman, Reynald mulai membelai paha dan meremasnya lembut.

"Ahh Rey..." desah Xia pada telinga prianya.

Lalu tangannya berpindah, pria itu mulai membelai bagian kewanitaan Xia, mencari clit pada area senggama Xia lalu menekannya lembut.

"Reyyy... Sshh aahh..." rintih Xia sambil mencengkeram bahu pria itu.

"Sangat basah, Sayang." Bisik pria itu sambil membelai bulu pubis tipis pada area senggama Xia.

Reynald menatap wanitanya yang setengah terpejam sambil mendengar bibir ranumnya merintih merasakan kenikmatan yang ia berikan adalah salah satu kenikmatan tersendiri baginya, perlahan Reynald berjongkok menghadap pada area senggama wanitanya.

"Ehm Sayang, milikmu sudah sangat basah." kata pria itu seraya menjilat, mengulum, menyesap cairan yang keluar dari area senggama wanitanya.

Cairan manis yang dikeluarkan oleh liang senggama wanitanya, Reynald menyesapnya tandas tanpa bersisa. Reynald memang suka sekali dengan cairan manis wanitanya, ia tidak bosan-bosannya memberi Xia pelepasan yang bertubi-tubi.

Tubuh Xia baginya layaknya candu, iya memang Reynald telah kecanduan akan tubuh Xia. Setiap kali hanya membayangkan pergulatan panasnya dengan kekasihnya, sudah dapat membuat batang kemaluannya menegang sempurna.

Reynald begitu menikmati setiap pergulatan panasnya dengan Xia, karenanya setiap hari ia selalu meminta pelepasan pada wanita yang sekarang hanya pasrah ingin meminta dipuaskan olehnya.

"Masih ingin nggak, Sayang?" tanya pria itu kepada Xia sambil mengecup pucuk hidungnya.

Dan Reynald mengubah posisinya, Reynald membantu Xia turun dari meja wastafel memutarkan tubuhnya membelakanginya, perlahan ia melesakkan batang kemaluannya ke dalam liang senggama wanitanya.

"Oh Rey, ahh.. sshh.." rintih Xia memekik pelan sambil kedua tangannya memegang erat pinggiran wastafel.

"Tahan Sayang!! Aku ingin memasukimu berulang-ulang." kata pria itu sambil mulai memaju mundurkan pinggulnya pada liang senggama wanitanya.

"Sebut namaku, Sayang! Mendesahlah! Aku suka mendengarnya." Pinta Reynald kepada wanita yang sekarang hanya bisa merintih, mengerang dan melenguh nikmat.

"Rey.. ahh.." lirih Xia sambil memegang tangan pria itu yang menyentuh bagian belakangnya.

Beberapa menit pergulatan panas berlangsung tanpa jeda, hanya rintihan dan desahan memenuhi ruangan itu. Reynald begitu menikmatinya, tak henti-hentinya ia menghujami tubuh Xia hingga wanita itu mencapai puncaknya berkali-kali.

Ritme cepat berlangsung beberapa menit, sampai Reynald merasakan sesuatu dari dalam tubuhnya akan segera meledak, dengan mengentakkan tubuh wanitanya, memaju mundurkan pinggulnya secara cepat membuat Reynald merasakan kejang dan dengan kuat ia meremas daging kenyal pada dada Xia.

"Oughh... akhh..." geram Reynald mencapai pelepasannya untuk kedua kalinya.

Nafas berat serta peluh keduanya membasahi seluruh tubuh. Reynald mencium pundak Xia dengan lembut.

"Aku ingin setiap hari menikmati tubuhmu seperti ini, Sayang. Aku mencintaimu, Xi." kata Reynald menatap wajah wanitanya pada pantulan kaca sambil memeluk punggung mulus wanita itu.

"Aku pun mencintaimu, Rey. Melebihi cintamu padaku." ucap Xia lirih membalas tatapan mesra pria itu.

🍬🍬🍬

Sementara di tempat lain, seorang wanita sedang menangis terisak karena dokter menyatakan bahwa buah hatinya telah mengidap kanker stadium empat dan umurnya tidak lama lagi.

.

Bersambung







 ᴵSᵀRᴵ ᴷEᴰUᴬTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang