Tampak pria jangkung tengah memandang keluar jendela dari kamarnya yang didominasi warna putih dan hitam. Pikirannya melayang pada seseorang yang jauh disana sambil sesekali menghelakan nafasnya pelan.
Tanpa sadar tangan yang sedari tadi diam mulai naik menuju lubang hidungnya namun segera dipukul oleh pria lain yang keberadaannya terlupakan."Lucas! Sudah kubilang berapa kali, jangan mengupil! Bahkan kau hanya mengupil di lubang yang itu saja, kalau lubang hidung mu besar sebelah jangan merengek padaku."
Lucas tersadar dari lamunannya dan memandang pria yang lebih tua itu dengan wajah memelas.
"Kun ge.. kenapa kau jahat padaku?"Kun yang sedari tadi menemani Lucas memutar bola matanya malas.
"Kalau kau tidak bersikap bodoh aku tidak akan bersikap seperti ini padamu."Lucas kembali terdiam sambil memandang ramainya jalan di Hongkong lewat jendela kamarnya.
Merasa tidak nyaman dengan keheningan itu Kun mulai membuka percakapan.
"Apa kau segitu cintanya pada pria itu sampai hampir membunuh pamanmu sendiri? Kau tau? Wajah ayah mu itu sangat mengerikan saat kau kembali ke rumah. Ia sangat marah."Lucas kembali menghelakan nafasnya.
"Jangan diingatkan ge, aku sangat takut pada ayah. Aku tidak diizinkan keluar rumah sampai waktu yang hanya Tuhan yang tahu."Kun hampir tertawa mendengar rengekan sahabat yang sudah ia anggap adik itu, tetapi melihat penampilan Lucas yang sudah sangat berantakan ia jadi tidak tega.
"Jadi kau menyerah?"
Lucas terdiam sejenak lalu mengangguk pelan.
"Ia sudah menyukai orang lain." Lucas tersenyum miris.
".. lagi pula aku kan punya Kun ge." Lucas mengeluarkan smirk andalannya sambil menaik turunkan alisnya."Hei! Jangan bicara aneh-aneh! Aku tidak sudi!" Kun memukul kepala Lucas dengan wajahnya yang memerah.
"Ah! Cakit gege~" Lucas mengeluarkan aegyonya sambil bergelayut di tangan Kun yang sudah tertawa terbahak-bahak melihat tingkah sahabatnya itu.
'Aku memilih jalan yang benar bukan? Untuk kebahagiaanmu, aku merelakan perasaanku. Sampai jumpa Lee Haechan, aku mencintaimu.' -WYK
**
Disuatu tempat
"Halo, Mark? Kau ingat aku?" Seorang gadis tampak gugup dengan tangan memegang telepon genggamnya.
"Yeri?" Suara diujung sana membalas.
"Oh astaga, ternyata kau mengingatku. Padahal kalau kau tidak ingat aku sudah berencana memukul kepalamu sampai kau ingat padaku." Gadis itu, Yeri tertawa dengan telepon genggam yang masih setia di telinganya.
"Hey! Jangan sejahat itu padaku. Lagi pula tidak mungkin aku melupakan sahabat yang sudah menemaniku sejak kecil." Mark ikut tertawa.
"Hei Mark, you know what? I'll come back to Korea!" Yeri memekik bahagia. Ia sudah sangat rindu pada sahabat yang sudah seperti saudaranya.
"Oh really?! I miss you so much! Jangan lupa berkunjung ke rumah, Jungwoo hyung juga kembali." Mark berbicara dengan sangat antusias membuat Yeri tertawa gemas.
"Benarkah? Aku tidak sabar menemuinya. Oh! Hampir saja lupa. Kau berhutang penjelasan padaku Mark, ceritakan padaku tentang tunanganmu!"
"Dari mana kau tau?" Mark tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different Feelings -- Markhyuck And Others ;))
Romance"Maaf Haechan-ah.. Kami menjodohkanmu dengan anak teman appamu.." Ini story pertama saya, ayo dibaca siapa tau suka xD Thank you ♡ Markhyuck Hyuckhei Nohyuck Junghyuck