01. Rose Bakery

1.8K 55 1
                                    

"Kesempatan hidup adalah untuk berjuang. "
Ayu Rosmalina

__________________________________

Pukul enam pagi, suara berisik mesin pembuat roti sudah beroperasi. Sang Baker sudah memakai pakaian lengkap dengan topi khas Rose Bakery berwarna merah muda.

Dulu pernah ada komplain dari salah satu karyawan perihal pemilihan warna. Kenapa harus merah muda. Padahal karyawan bagian dalam sebagian besar adalah pria. Merasa geli sudah pasti jika warna yang ditetapkan adalah warna yang disukai kebanyakan perempuan.
Namun, Ayu --sang pemilik-- menjelaskan bahwa warna yang dia pilih menjadi ciri khas toko roti mereka. Dan Ayu tidak akan merubahnya.

Toko roti yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun itu sudah memiliki lebih dari lima cabang. Dan khusus di toko roti ini, Ayu sering menghabiskan waktu. Selain jarak rumah yang tidak terlalu jauh, toko ini juga merupakan toko yang paling besar di antara yang lain.

Masalah disiplin, jangan ditanya. Selain bertanggung jawab dan pekerja keras, Ayu adalah sosok panutan jika dalam hal kedisiplinan.
Tidak ada waktu untuk bermalas-malasan selagi punya waktu untuk dimanfaatkan mencari uang.
Bukan karena Ayu mata duitan. Ayu hanya memegang prinsip jika setiap kerja kerasnya harus menghasilkan.

Pukul tujuh pagi, Avanza hitam sudah terparkir di samping toko.
Itu adalah mobil yang berhasil Ayu beli dari hasil kerja keras sendiri.

Untuk info saja, orangtua Ayu bukan orang kaya yang punya perusahaan sendiri atau pejabat tinggi yang punya gaji besar. Ayahnya hanya seorang PNS, sedang ibunya hanya ibu rumah tangga biasa.
Tapi kini , kerja keras Ayu berhasil merubah keadaan ekonomi keluarganya. Ayahnya tidak lagi naik motor jika pergi ke kantor, dan ibunya tidak lagi repot mengurus rumah sendiri karena kini dibantu asisten rumah tangga.

Dengan tampilan cantik seperti biasa, Ayu melenggang masuk ke toko miliknya. Sambutan hangat dari para karyawan menunjukkan betapa baik kualitas Ayu sebagai bos di sana.

"Pagi, Bu Ayu. " sapa mereka sambil tersenyum.

"Pagi semua. Hari ini semangat ya.! " balas Ayu memberikan energi positif.

"Oke Bu. " jawab semuanya.


"Bos, kemarin waktu Bos udah pulang, ada orang pesen roti kita 500 bungkus, dan harus dikirim lusa. Mereka semua minta jenis yang beda-beda. Katanya itu buat panti asuhan. !" lapor Nina, karyawan terpercaya Ayu yang sudah bekerja berbarengan dengan dibukanya toko roti itu .
Usia Nina dan Ayu selisih dua tahun.

"Udah bilang sama Pak Bagus? " tanya Ayu.  Pak Bagus adalah kepala baker di tokonya.

"Udah. Kendala cuma di kotak. Kotak kita masih kurang. Aku udah pesan sih, mungkin sore baru bisa dianter. !"
Cara bicara Nina pada Ayu terbilang santai. Bukan seperti bos dan karyawannya. Jangan tanya keinginan siapa, ini semua Ayu yang minta. Katanya, Nina itu sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Selain rajin, Nina juga bisa mengatasi berbagai masalah di tokonya selagi Ayu sibuk dengan toko-toko yang lain.

"Bagus. " ucap Ayu mengangguk.

"Eh iya bos, ada kiriman bunga tuh! " Nina menunjuk dengan dagunya.

Buket bunga indah bertengger cantik di atas meja.

Ayu tersenyum simpul.
"Pak Ivan nggak pernah nyerah ya Bos. Salut.! " komen Nina.

Ayu terkekeh pelan.

"Udah, lo boleh keluar. Jangan gosip aja kerjaannya. Ntar gue potong gaji lo ." ancam Ayu dibarengi tawa yang sedikit malu-malu.

"Iya iya. "
Nina membuka pintu untuk keluar meninggalkan Ayu di ruangannya sendirian.

Ayu berdiri dari kursinya lalu meraih bunga pemberian Ivan.
Laki-laki baik yang selalu ada untuk dirinya.

Lebih dari lima tahun mereka dekat, hanya saja Ayu tidak ingin merubah hubungan persahabatan mereka menjadi hubungan asmara.
Ivan tidak pernah menuntut apalagi marah karena rasa yang dia beri tidak terbalas. Cukup melihat Ayu tersenyum bahagia itu semua lebih membahagiakan untuknya.

Ayu teringat kata-kata yang sering Ivan ucapkan padanya.

"Ayy, aku nggak akan nuntut kamu untuk terima aku. Karena aku tau, kebahagiaan kamu lebih penting dari apapun. "

Inti dari kalimat yang Ivan katakan adalah dengan siapapun Ayu akan berjodoh, selama itu membuat Ayu bahagia, Ivan akan rela.

Ayu sempat bingung, apakah ada pria sebaik Ivan yang selalu tulus mencintainya tanpa minta dibalas?
Tapi, jika sudah menyangkut perasaan, Ayu pun tidak ingin memaksa perasaannya untuk orang lain hanya karena belas kasihan. Semua akan merugi jika sampai itu terjadi. Baik Ayu maupun Ivan.

"Allah itu maha baik. Dia kirim kamu untuk melindungiku, membuat aku tegar dan selalu mendukung apa yang aku lakukan. Makasih A'. Kamu terbaik. " Ayu mencium buket bunga itu dengan bahagia.

TBC


My Future (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang