02. Pulang

1K 32 0
                                    

"Sepi bukan karena kita sedang sendiri. Tapi,saat ada banyak orang,kita masih merasa sendiri. "
Boy William

____________________________________


Lelaki tampan berwajah oriental duduk termenung di kamar dengan cat dominan putih.
Sudah sejak satu jam yang lalu, dia memandangi beberapa foto di dalam ponsel hitam kesayangannya .
Foto seorang perempuan yang dua tahun lalu berstatus sebagai pacarnya.

Tok tok tok

"Mas Boy, makan siang sudah siap.! " itu suara asisten rumah tangga keluarganya.

"Iya Bi. " jawab lelaki yang bernama Boy itu.
Boy William, anak kedua dari pasangan Andest Raharjo dan Erica Atmaja. Salah satu pengusaha kaya ternama di Jakarta.

Boy berdiri, memasukkan ponsel miliknya ke saku celana lalu berjalan keluar menuju ruang makan.

Di ruang makan, kedua orangtuanya siap menyantap hidangan yang tersedia.
Banyak makanan lezat, namun Boy tetap saja tidak tertarik. Beda dengan ketertarikannya terhadap foto yang barusan dia lihat.

"Boy, Abangmu lusa pulang. Papa harap kalian akan jadi rekan yang baik di perusahaan Papa.! " ucap Andest pada Boy.
Ini berita baik. Setidaknya dia punya seseorang yang akan menemaninya beberapa waktu.
Senyum manis Boy terpasang sempurna.
"Syukurlah. " komentarnya singkat.

"Boy, ayo makan sini. Jarang-jarang kita bisa kumpul makan bersama seperti sekarang."
Ajak Erica dengan wajah sumringah.

Boy menarik kursi lalu duduk dan membenarkan letak duduknya agar nyaman.

...

"Bang Reza berapa lama tinggal di sini, Ma? " Boy membuka obrolan di sela-sela kunyahan makan siangnya.

"Selamanya. Mama yang minta. "
Jawab Erica bahagia.

"Oh ya? Di rumah bakal seru dong. Aku kira Bang Reza tetep nolak biar Mama yg minta!" balas Boy antusias.

Sebenarnya, Reza adalah anak Erica dari hasil pernikahan sebelumnya dengan suaminya yang sudah meninggal sejak Reza berumur 3 tahun.
Saat usia Reza menginjak 4 tahun, Andest menikahi Erica dan satu tahun kemudian, lahirlah Boy.

"Tentu sayang , di rumah akan rame. Mungkin ada keajaiban, makanya Abang kamu mau tinggal di sini." ucap Erica pada Boy.

Suara ponsel mengganggu acara makan siang mereka.
Seketika Andest melap bibirnya lalu mengangkat panggilan dari ponsel miliknya.

"Iya Pak Frans, ada apa? "

"Penting sekali ya, Pak? "

"Oh baiklah. Saya akan ke sana sekarang juga."

Selesai. Makan siang bersama yang amat sangat singkat.

Nafsu makan yang Boy perbaiki tadi seketika berubah buruk kembali.

Erica yang sadar perubahan putranya, hanya menggenggam tangan meminta anaknya untuk bersabar.

"Aku udah kenyang, Ma. " ucap Boy lesu. Dia meneguk air mineral di atas meja lalu berdiri dan meninggalkan meja makan.

Erica menghela napas lelah.
Bagaimana bisa membuat isi rumah besar ini kembali hangat?
Setidaknya sejak insiden hari itu, keadaan putranya makin memburuk.

……

"Bang Reza. Hey,,, " Boy bahagia menyambut kedatangan Reza yang makin hari makin gagah.
Tubuh atletis dengan jambang yang mulai lebat membuat Reza makin terlihat sempurna.
Mereka berpelukan erat melepas rindu.
Boy ingat betul sosok seperti apa Reza. Pria yang menurutnya amat dewasa dalam bertingkah laku. Bahkan Boy berpikir jika Reza bukan seperti kakak, tapi ayah baginya.

"Ya ampun Boy, makin putih aja lo. " ucap Reza. Pujian itu justru membuat Boy sedikit kesal.

"Iya deh yang makin cowok banget. Bagi dong tuh jambang. Gila, gue udah pake minyak penumbuh bulu, nggak numbuh-numbuh juga. " adu Boy pada Reza.
Terdengar amat manja, tapi Reza suka. Dari dulu, satu-satunya orang yang manja dan tidak membuatnya terbebani adalah Boy. Reza amat sayang pada Boy meski mereka bukan saudara kandung.

Reza terbahak mendengar aduan adiknya, " Hahahah,,,, kalo bisa gue bagi, dari dulu gue bagi,Boy ."

"Udah, yuk masuk. Gue udah beresin kamar lo. " ajak Boy menyudahi acara sambutan awal kepulangan Reza,

"Baek bener lo, Boy." puji Reza.

"Iya lah. Boy gitu. " ucap Boy berbangga diri.

Mereka masuk ke kamar yang ternyata bersebelahan.

Reza berdiri di depan ranjang tidurnya. Kasur King size dengan balutan seprai coklat muda serta bantal dan gulingnya tertata rapi di tempatnya. Kemudian dia melihat dinding kamar , ada foto yang tertempel serta cat dinding pun masih sama. Suasananya masih seperti saat dia meninggalkan rumah ini beberapa tahun yang lalu.

Reza menarik napasnya pelan, lalu duduk di atas ranjang. Merabanya dengan mata terpejam.
Banyak kenangan yang melintas, menyapanya dengan berbagai ekspresi.
Ada bahagia dan kesedihan.

"Bang,,, " tegur Boy beberapa saat kemudian. Boy terlihat khawatir saat melihat Reza terpejam tanpa suara.

Reza membuka matanya, "Maaf Boy. "
Boy mengangguk.
"Abang mandi dulu. Abis itu kita makan malem. " ucap Boy. Reza mengangguk.
Lalu Boy pamit keluar dan menutup pintu kamar.

TBC

My Future (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang