Keadaan Hogwart begitu mencekam. Bangunan kastil sebagian besar sudah hancur. Keadaan sekitar yang biasanya indah kini berubah mencekam. Jeritan tangis kesakitan dan kehilangan berdengung di setiap sudut. Banyak korban bergelimpangan dimana-mana, baik dari pihak putih maupun pihak gelap.
Desingan mantra pun masih bergaung di sekitar. Namun Melody seakan tuli dan membutakan matanya. Pandangannya nanar melihat keadaan sekitar. Hatinya entah mengapa terasa begitu hancur menyaksikan ini. Berjalan memasuki kastil Melody melihat tubuh Neville yang sudah kaku disana, air matanya langsung keluar tanpa bisa ia tahan.
Melihat tubuh Neville yang terbujur kaku membuat perasaan Melody semakin kacau. Ia mengkhawatirkan keadaan saudari kembarnya Hermione, Harry, Ron, Ginny dan tentu saja kekasihnya Draco Malfoy. Meskipun Draco berada di pihak gelap namun pemuda itu berjanji akan menyebrang ke pihak Melody saat perang akhirnya pecah di Hogwart.
Saat pertempuran mulai mereka berdua sempat saling berhadapan. Namun Draco tetap menyerangnya. Melody mengerti karena Draco di awasi oleh beberapa Death Eater, jadi mau tidak mau dia menyerangnya dengan begitu keras. Namun begitu Melody tetap bisa melihat kesedihan dan penyesalan di mata abu-abunya itu. Mata yang selama ini menemani Melody setiap hari.
Semakin banyak wajah-wajah yang ia kenal, perasaan takut itu semakin menjadi. Mencekiknya dengan begitu kuat, hingga rasanya bernafas pun ia tak mampu. Melody terus berdoa dalam hati agar orang-orang yang ia sayangi selamat dari pertempuran ini.Tubuhnya semakin bergetar hebat saat memasuki area Aula Besar. Melody melihat tubuh salah satu dari si kembar Weasley. Ya Fred Weasley gugur dalam pertempuran. Di saat Mr dan Mrs. Weasley sedang menangisi putranya yang gugur. Karena ternyata bukan hanya Fred yang menjadi korban namun Bill juga gugur dalam pertempuran.
Kaki Meldoy tak sanggup lagi melangkah ke arah keluarga Weasley yang tengah berduka itu. Ia memutuskan untuk kembali berkeliling mencari Hermione kembarannya yang tidak terlihat sejak tadi. Semoga dia tidak apa-apa, doanya salam hati. Setelah melangkah cukup jauh dari keluarga Weasley ia melihat Hermione dan Ron sedang terlibat pertempuran dengan si wanita gila Bellatrix Lestrange.
Kutukan-kutukan hitam di lemparkan oleh wanita gila itu tanpa ampun. Hingga cahaya kehijauan itu keluar dari ujung tongkat Bellatrix dan mengenai tubuh Ron dengan telak. Seketika itu pula tubuh Ron ambruk ke lantai, matanya terbuka lebar namun kosong, tak ada kehidupan lagi disana.
Hermione menjerit melihat Ron terkena kutukan tak termaafkan itu. Dengan kemarahan yang menggelegak Melody segera berlari ke arah mereka sambil merapalkan mantra pelindung saat Bellatrix kembali meluncurkan kutukan Cruciatus.
Protego Totalus, gumamnya dalam hati. Melihat mangsanya terlidungi oleh sebuah perisai Bellatrix mengamuk dan matanya dengan liar mencari siapa yang telah menghalangi kesenangannya itu. Saat tatapannya jatuh kepada Melody seringai jahat langsung muncul di wajahnya, menggantikan kekesalannya.
"Ah, satu lagi Mudblood. Aku tadi sempat bertanya-tanya kemana salah satu Mudblood kesayanganku ternyata kau datang sendiri menghampiriku. Baguslah dengan begitu aku bisa menghabisi kalian berdua secara bersamaan." Teriaknya sambil tertawa.
Incendito, rapalnya dalam hati namun dia berhasil menahan serangan Melody meskipun tubuhnya sempat terdorong ke belakang. Setidaknya Melody bisa menjauhkannya dari Hermione.
"Melody kau tidak apa-apa?" Hermione langsung kembarannya dengan tergesa.
"Aku tidak apa-apa, Ron... dia..." Melody tak mampu melanjutkan kata-katanya. Karena tak lama suara tangisan Hermione terdengar di dalam pelukannya.
"Ron... Ron... dia..." Hermione tergugu.
"Shhh, aku tahu Mione. Aku akan membereskan wanita gila itu." Geram Melody dengan kedua tangan yang mengepal keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MISTAKES (Time Travel)
FanfictionBLURB Ini semua salah. Ini adalah sebuah kesalahan besar. Bagaimana mungkin aku jatuh cinta kepada orang yang telah membunuh keluargaku dan para sahabatku - Melody Charllote Granger Dia begitu berbeda, tidak seperti gadis kebanyakan. Tatapannya sa...