CHAPTER 4

617 75 2
                                    

Seusai pelajaran Arithmancy Melody terpaksa meninggalkan kelas sendirian karena Profesor Gauss meminta Louis untuk tetap tinggal di kelas sebentar. Melody tengah berjalan menyusuri lorong-lorong menuju ke perpustakaan karena ia memiliki jam bebas sebelum kelas selanjutnya. Sesampainya disana ia memilih sebuah meja yang berada di pojok ruangan dekat jendela besar dan mulai membaca buku tentang Transfigurasinya.

Melody begitu tenggelam dalam pikirannya, topeng angkuh yang selama ini ia pakai seolah hilang. Wajahnya kini benar-benar terlihat begitu rapuh. Melody teringat akan saudari kembarnya, kekasih dan sahabatnya yang tewas dalam peperangan. Bahkan ia tidak sadar jika air mata menetes membasahi pipinya yang merona kemerahan.

Tom sengaja mengikuti gadis itu diam-diam. Ia cukup terkejut saat melihat kondisi Melody yang kacau, ia bahkan tidak mebaca bukunya. Gadis itu hanya termenung dengan pandangan kosong ke luar jendela besar dengan air mata yang terus menuruni wajah cantiknya. Namun tidak terdengar isakan dari mulutnya. Tom mengernyit bingung melihatnya, apalagi Melody tidak sadar bahwa ia duduk dihadapannya. Dengan perlahan ia menyentuh pipi Melody dan menghapus air matanya. Tangan Tom seperti terkena sengatan listrik saat menyentuh wajah Melody yang lembut. Bersamaan dengan Melody yang tersentak kaget dan sadar dari lamunannya. Melihat dirinya yang ada dihadapannya Melody kembali memasang topeng angkuh di wajahnya yang cantik itu.

"Kau... Apa yang kau lakukan disini?" Desisnya datar.

"Untuk membaca tentu saja, kebetulan aku melihatmu sedang melamun." Tom menjawab sambil tersenyum. "Apa yang sedang kau pikirkan? Mengapa kau menangis?" Tanyanya penasaran.

"Aku tidak menangis dan apa yang sedang aku pikirkan tidak ada hubungannya denganmu dan itu bukan urusanmu." Jawab gadis itu dingin.

"Delacour, mengapa kau bersikap seperti ini kepadaku?" Tom akhirnya tidak tahan lagi dengan segala pengabaian yang dilakukan oleh gadis cantik itu.

"Bersikap seperti apa maksudmu, Riddle?" Melody memperbaiki posisi duduknya.

"Kau menatapku dengan penuh kebencian dan selalu mengabaikanku. Tidak pernah menganggap aku tidak ada di sekitarmu." Desisnya dengan nafas terengah.

Melody menghela nafasnya dengan frustasi, ia memang sudah mengira bahwa hal seperti ini akan terjadi cepat atau lambat. Hanya saja ia sendiri tidak tahu harus menjawab aja. Tidak mungkin ia akan mengungkapkan hal yang sebenarnya, bukan?

"Dengar Riddle aku menjauhimu karena aku memang sengaja."

Wajah tampan Tom berkerut mendengar ucapan gadis dihadapannya itu. "Apa maksudmu? Jelaskan!" Perintahnya sambil melipat kedua tangannya di atas dada.

"Aku seorang Muggleborns dan aku juga tahu bahwa kau sangat sangat membenci Muggleborns." Tom berjengit saat mendengarnya, meskipun wajahnya menampilkan topeng dingin namun kilatan emosi terlihat jelas di kedua bola matanya yang sekelam malam itu.

"Kau seorang Mug-Darah Lumpur?" Desisnya.

"Ya, dan seharusnya kau bersyukur karena aku cukup tahu diri untuk menjauhkan diriku dari kalian para pemuja darah murni yang agung." Melody mengakhiri ucapannya dengan desisan sementara kedua tangannya sibuk mengacungkan tongkat sihirnya merapikan semua barang-barangnya ke dalam tas. Setelah semua itu selesai gadis itu langsung beranjak pergi meninggalkan Tom yang kini diliputi oleh kemarahan yang membuat sihirnya berderak liar meminta untuk dilepaskan. Namun yang dilakukannya hanya mengepalkan kedua tangannya dengan gigi yang bergemeletuk menahan amarahnya.

Namun ia langsung menenangkan sihirnya yang marah itu dan bergegas meninggalkan ruangan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Dengan enggan ia memasuki kelas Transfigurasi yang membuat suasana hatinya semakin memburuk. Ia memang tidak menyukai Profesor Dumbledore ditambah kelas di gabung dengan para idiot Gryfindorr. Itu artinya ia akan kembali bertemu dengan gadis yang selama beberapa minggu terakhir ini membuatnya kacau. Terlebih saat gadis itu melemparkan sebuah fakta yang mengejutkan. Ia tak habis pikir bahwa gadis cantik yang penuh misteri itu adalah seorang darah lumpur.

BEAUTIFUL MISTAKES (Time Travel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang