Zhen memandangi kedua orang yang sedang tidur di sampingnya. Deru napas baik Violetta maupun Aletheia masih dapat didengar oleh pemuda itu. Perjalanan ke desa tempat tinggal Zhen memang tidak dapat dikatakan dekat. Butuh waktu sekitar lima hari dengan kereta atau delapan hari dengan berjalan kaki. Desanya itu terletak di perbatasan kerajaan dan diselimuti oleh gugusan gunung yang menjulang tinggi.
Tentu saja, pemuda itu tak akan tidur malam ini. Dia memilih tetap terjaga untuk menjaga kedua wanita yang ada disampingnya itu dari serangan binatang buas dan mungkin serangan lain yang sama sekali tak dikehendakinya. Zhen memilih mengeluarkan busur dan panah kecilnya untuk berjaga-jaga. Tatapan matanya sesekali menelusuri padang rumput yang gelap ini.
Malam semakin larut, suara hewan-hewan malam kian terdengar. Tubuh kekar Zhen mulai terasa lelah. Pemuda itu terkadang menutup matanya karena rasa kantuk yang mulai menyerangnya. Namun sayang sekali, suara gemerisik dari rerumputan membuatnya kembali terjaga.
"Siapa di sana?" tanyanya sedikit berteriak. Dia berusaha agar kedua orang di sampingnya tak terbangun.
"Lebih baik aku memeriksa ke sana." Zhen melangkahkan kakinya menuju semak-semak yang tak jauh darinya.
"Mungkin tadi hanya suara daun-daun yang tertiup angin," ucapnya kemudian. Dia memutar tubuhnya untuk kembali ke tempat mereka beristirahat.
Zhen menangkap sesuatu janggal tepat saat tubuhnya telah menghadap Violetta dan Aletheia yang tertidur pulas. Ada sebuah bayangan besar dengan kuku tangan yang panjang mulai mendekati Violetta. Pemuda itu diam untuk beberapa saat dan mencerna apa yang baru saja dilihatnya. Tangan-tangan bayangan itu mulai menyentuh leher Violetta hingga gadis itu kesulitan bernapas.
"Itu Nyx!" serunya.
Zhen yang sadar langsung saja berteriak pada kedua wanita itu, "Violetta, Aletheia, Bangun!"
Sebisa mungkin pemuda itu berlari menghalau bayangan makhluk itu. Untung saja, setelah dia berteriak, bayangan hitam itu lenyap seketika.
"Zhen, ada apa?" tanya Violetta sembari menguap.
"Lihatlah lehermu, Violetta." Zhen mendekati Violetta dan tangannya menyentuh leher gadis itu.
"Nyx?" tanya Aletheia khawatir. Wanita itu juga mendekati Violetta.
"Kau tahu, Kak Thea?" Zhen mundur beberapa langkah setelah ia rasa leher Violetta baik-baik saja.
"Tentu saja. Lihat, Nyx sudah memberi tanda di sini!" kata Aletheia sambil menunjuk sebuah garis bergelombang dengan beberapa tanda yang tak dimengerti Violetta.
"Apa dan siapa yang kalian bicarakan?" tanya Violetta setelah gadis itu diam cukup lama.
"Nyx, si ratu malam. Sepertinya dia menandaimu sebagai mangsanya," jelas Zhen.
"Sebaiknya kita harus segera menyingkir dari tempat ini sebelum Nyx datang lagi," saran Aletheia.
"Memang ada apa?" Violetta memandang Aletheia dengan penuh penasaran.
"Kami jelaskan nanti," Zhen tergesa-gesa membereskan barang-barang mereka.
"Ayo!" ajaknya kemudian.
Violetta dan lainnya berjalan dengan cepat menyusuri jalanan yang gelap. Gadis cantik itu samar-samar mendengar pembicaraan kedua teman barunya yang sedang mengkhawatirkannya. Violetta memperlambat langkahnya agar ia dapat berjalan beriringan dengan mereka.
"Jadi, apa yang sedang terjadi?" tanya Violetta memulai pembicaraan yang sempat tertunda tadi.
"Kau sepertinya disukai oleh Nyx. Nyx sudah memberi tandanya di lehermu," ucap Aletheia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chosen White Witch
Fantasy[15+] [Fantasy & Minor Romance] Violetta mendengar suara panggilan yang memanggilnya ke dunia yang asing baginya. Bukan hanya itu tiba-tiba ia memiliki kekuatan sihir yang sangat besar dan tak terbatas. Orang-orang di dunia lain itu memanggil Violet...