Oh jadi fakta ya kalau kuliah lebih berat daripada dapetin kampusnya? Serius, dulu gue pikir kakak kelas yang udah kuliah cuman sok biar kelihatan sebagai manusia paling punya beban hidup yang berat sampai stress. Eh, lagian siapa juga yang mau dilihat sebagai orang stress?
Drrrt..
Drrrt..LINE
FISIPERS (IMS) (2)
________________________________________
Nadya Ramatia : Lovessss.. Cuman mo ingetin. Jangan lupa senin depan.
Nadya Ramatia : Siapkan performa kalian lagi.
________________________________________Nah kan. Baru beban hidup gue lepas, nambah lagi udah kayak telur kutu yang terus menetas. Gila aja, gue baru selesai buat jurnal TINGGI BADAN ANAK DITINJAU DARI SEGIFAKTOR GENETIK DAN LINGKUNGAN (STUDI ANTROPOLOGI RAGAWI PADA SUKU BATAK TOBA) dengan materi riset panjang yang menguras emosi. Rencana awal sehabis tugas buat jurnal, gue mau movie marathon series Game Of Throne, IYA NGERTI KOK. KAN GUE UDAH 18 PLUS PLUS. *Eh.
Duh, gatel pingin cepet-cepet download mumpung gue masih ada di perpus yang memancarkan radiasi WiFi begitu kuat, tapi teringat pesan yang terpampang nyata di layar ponsel gue, seketika mood tiarap. Gue pingin menenggelamkan diri aja di Segitiga Bermuda.
Ya, emang sih ini juga karena gue udah punya tekad untuk ikut beberapa organisasi, embel-embel ingin mempercantik CV (Curriculum Vitae) nantinya dan cari jodoh. Mau bagaimana lagi? Kalau kak Nadya alias ketua divisi Iklan, Media Partner, dan Sponsorship (IMS) udah bilang gitu tandanya emang harus siap lahir dan batin. Semoga gue kebagian yang ngerjain proposal aja deh, kapok gue berusaha jadi tangan kanan divisi buat ketemu Media Partner. Gue bisa terjebak selama 3 jam demi meyakinkan pihak sponsor acara untuk menyuntikan dana demi keberlangsungan kegiatan event.
"Kenapa Kin?" Ali menepuk bahu gue, kepalanya melirik sekilas layar ponsel milik gue yang masih menampakan pesan grup chat. "Qerja lembur bagai qudha.."
"Diem lu, Onta." gue mendorong Ali alias Arab Ga Jadi supaya makhluk laknat itu lekas pergi, dia terus menyanyikan lagu iklan Ramaya Oh Ramaya. "Pergi sana! Kuping gue berlubang gara-gara denger suara lo yang kayak remaja puber setengah mateng."
"Kuping lu emang dari lahir udah punya lubang, Kintut." Ali masih tertawa begitu bahagianya, bisa dipastikan sih dibalik kebahagiaan nya itu ada deadline yang bikin dia mau nikah aja. "Nyoh." Ali melempar sebuah earphone dengan kabel berwarna abu-abu ke meja, buat apaan?
"Menyumpal gendang telinga lu biar ga denger suara berlian gue lagi. Takutnya lu mendadak fangirl. Mencegah lebih baik dari mengobati, kan?" Ali tertawa lagi kemudian pergi gitu aja tanpa kejelasan lebih lanjut kayak mantan gebetan gue dulu yang tiba-tiba aja udah masang foto sama pacarnya di wall Line.
Ini earphone gratis kan, ya? Lumayan deh, simpen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radio Playlist
General FictionSudah jatuh tertimpa tangga, peribahasa paling PAS banget buat Kinan Pradisti yang kisah cintanya (selalu) berujung ditinggal tanpa alasan. Dan baginya mending ga usah kenal aja daripada cuman jadi bahan khayalan setiap tengah malam atau alasan untu...