chapter 1

352 47 2
                                    


"Apa kalian sudah mendengar berita hari ini? Kita punya kakak kelas baru yang berasal dari Busan, dan gossip yg ku dengar katanya dia jago bermain piano dan anak seorang menteri"

Pagi itu di Hanlim Art School sedang heboh-hebohnya soal murid pindahan yang katanya pendiam, baik, pintar bermain piano dan tentu saja kaya raya. Ya, bersekolah di Hanlim memang membuktikan bahwa mereka adalah anak-anak dari strata menengah ke atas yang tentu saja pandai.

"Hoon, apa kau tidak ingin melihat Kang Daniel sunbae? Dia sangat tampan" seru Hyungseob tidak sabaran.

Dia

Park Jihoon

Seorang siswa biasa yang bisa masuk bersekolah di Hanlim School karena sebuah beasiswa, bersyukur saja dia siswa yang cukup pandai sehingga sekolah itu tertarik untuk memberi beasiswa padanya. Mengingat banyak orang diluar sana rela menjual hartanya untuk bersekolah di Hanlim dan mendapat predikat orang terpandang. Miris . Hanya sebuah harga diri.

"Untuk apa Hyungseob?" jawab Jihoon ketus

"Ya sekedar melihat saja, kudengar dia pandai bermain piano dan kau suka pria romantis seperti itu kan?" jawab Hyungseob tak terima

"Hanya saja aku tidak tertarik Hyungseobku,kita masih kelas 10 dan jangan berharap dengan pria seperti itu, mendekat padanya saja aku merasa kecil." Canda Jihoon

"Apa yg kau takut kan sih? Lagi pula kau manis, matamu cantic dan kau pernah mendapat cinta seorang Park Woojin sebelumnya" jawab Hyungseob sekenanya

"Hishh kau ini malah membicarakan manusia homosapien itu" Jihoon menjawab dengan cemberut

"Eii, nanti kau jatuh cinta lagi kalau terus membencinya. Lagian menurutku tidak ada salahnya kau mendekati Daniel sunbae, dia tidak kalah keren dari mantanmu yg ketua club dance itu" ujar Hyungseob tak mau kalah

Jihoon tampak berpikir mempertimbangkan usulan sahabatnya yg sedikit gila bila sudah berurusan dengan namja tampan. Katakan saja bila terlalu munafik untuk tidak tertarik dengan seorang Kang Daniel yg dalam sehari bisa membuat gempar seluruh sekolah hanya karena berita kepindahannya.

"Kita lihat nanti," jawab Jihoon yang membuat Hyungseob tersenyum senang.

Jujur saja, dia tidak bisa membuat Jihoon terus dibayangi oleh Woojin yg akhir-akhir ini mendekatinya kembali. Jihoon harusnya tidak bodoh, Woojin tidak benar-benar mencintainya. Pria itu hanya mempermainkan perasaannya lalu setelah puas dia pergi dan membiarkan hubungan mereka terbengkalai persis seperti membuang sampah. Benar- benar terbuang. Dan sekarang pria itu datang kembali dengan ratusan kata maaf yang memuakkan bagi Hyungseob tapi membuat seorang Park Jihoon kehilangan pertahanannya.

************************************ UMEDA******************************************

Suasana kelas yang sepi tiba-tiba menjadi ramai karena suara seorang pria manis yg dengan melengking meminta agar seluruh penghuni kelas itu berkumpul.

"Guys, ayo kita bermain TOD kita dapat jam kosong karena Minhyu ssaem tidak datang karena rapat" seru Lee Daehwi kencang

"Kita tidak jadi ulangan?" Tanya Jinyoung

"Tentu saja tidak, jadi ayo bermain saja" jawab Daehwi

"Guanlin, ayo bermain jangan diam disitu" panggil Hyunjin

"Tapi aku malas" jawab Guanlin sekenanya.

"Tidak boleh ada satupun dari kalian yg tidak ikut. Atau kalian akan membayar kas 3x lipat" ancam Jisung sang bendahara kelas. Sebenarnya dia juga malas, namun setelah melihat Daehwi sedih karena seisi kelas tidak terlalu memperhatikannya dia jadi ikut turun tangan. Hanya tidak ingin melihat Daehwi ngambek atau meluapkan emosinya dengan berteriak.

"Oke baiklah aku akan memutar botol ini" kata Jisung

Botol bekas air mineral yg sisa separuh itu berputar cepat diatas meja. Tanpa disadari semua yg ikut bermain menahan napas gugup, takut kalau mereka mendapat bagian. Sampai akhirnya botol itu berhenti kea rah Jinyoung.

"Wah, Jinyoung. Kau pilih Truth or Dare?" Tanya Hyunjin

"ehm, aku pilih or saja" jawab Jinyoung seenaknya

"Baiklah kau mendapat keduanya" seru Jisung yg membuat Jinyoung terkejut

"Mana bisa begitu? Tidak mau"

"Kalau begitu jawab dengan benar! Bodoh " bentak Jisung. Yg lain hanya tertawa mendengar ejekan itu.

"Baiklah, aku memilih Truth saja"

"Apa ada orang yg kau suka dikelas ini?" Tanya Jisung asal yg membuat wajah Daehwi memerah sampai telinga. Daehwi memang menyukai Jinyoung tapi hanya disembunyikan saja

"Tentu saja" jawab Jinyoung yg membuat Daehwi tiba-tiba salah tingkah.

"benarkah? Ada?" Tanya Jisung tidak percaya

"Tentu saja, tidak ada" jawab Jinyoung datar dan tanpa ekspresi. Dilain sisi Daehwi merasa hatinya sakit

"Aishh kau ini, aku kira kau menyukai seseorang dikelas ini" jawab Hyunjin sewot. Dia tau kalau Daehwi menyukai Jinyoung

"Berarti aku yg memutarkan botolnya kan?" Tanya Jinyoug pada Jisung yg dibalas anggukan

"Selanjutnya harus memilih Dare karena Truth sudah terpakai" kata Daehwi yg sudah menetralkan suasana hatinya.

Dan botol itu tepat berhenti didepan Park Jihoon dan sukses membuatnya membelalakan matanya terkejut. Pasti teman-temannya akan memberikan tantangan yg sulit. Dulu ketika terakhir mereka bermain TOD dan Jihoon mendapat Dare dia harus berbicara memakai Bahasa Inggris pada seluruh orang dan itu kelemahannya, dia ditertawakan oleh banyak orang saat itu. Sungguh, Jihoon lebih baik membayar kas 3x lipat bila tau akan mendapat Dare lagi.

"Aku akan memberikan Dare padamu" kata Jinyoung dengan wajah sumringah

"Apa? Tolong jangan suruh aku berbicara bahasa inggris lagi dan jangan memintaku mentraktir kalian karena aku tidak punya uang sekarang" jawab Jihoon memperingati

"Tidak, ini mudah. Kau harus mencari tahu dimana kelas Daniel sunbae dan memberikan nomor mu padanya" jawab Jinyoung santai

Seketika Park Jihoon membeku, otaknya tidak bisa bekerja dengan baik. Apa yg harus dia lakukan? Bagaimana caranya? Bagaimana bila Daniel sekelas dengan Woojin? Dia tidak ingin bertemu pria itu lagi. Sungguh ini lebih berat bagi Jihoon. 


Hai semua aku penulis baru nih hehehe

Tolong jangan sider ya minta vomentnya biar semangat. 

ipa

Umeda {nielwink}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang