Mata Jihoon sukses membulat karna ucapan Daniel yang melemparnya jauh ke kesadaran. Apa katanya tadi? Jangan apa? Dan sebutan apa tadi? Love?
Ew!
Demi Blackie sepeda motor Jaehwan ssaem! Sebutan itu benar-benar membuat wajah Jihoon memerah sempurna. Jadi dengan kesadaran yang tersisa Jihoon membentak Daniel.
"Sunbae! Tolong jaga perilakumu, kenapa kau mencium dan-" Wajah malu Jihoon bertambah merah dan sudah mulai terkumpul air mata di sudut mata Jihoon. Dengan segera Jihoon keluar dari ruangan yang terasa nafasnya hampir habis itu.
"Gila! Apa sih maunya? Jangan mentang-mentang dia kaya raya dan banyak disukai orang, lalu dia bisa melakukan segala hal semaunya!" racau Jihoon selam berjalan ke toilet. Ya, daripada kembali ke kelas atau ke perpustakaan dan terbayang-bayang wajah Kang Sialan Daniel lebih baik dia ke toilet dulu dan mencuci wajah. Menghilangkan rasa bibir Daniel juga dari bibirnya. Aish! Bikin kesal saja.
Daniel tercenung dengan apa yang didapatnya barusan. Dirinya yang terbiasa disanjung. Dirinya yang terbiasa dikagumi. Bahkan tak jarang banyak yang menggodanya, mendapat penolakan dan bentakkan dari orang yang seharusnya bersyukur mendapat perhatian lebih darinya.
Harga dirinya tersakiti
Mau ditaruh dimana wajah tampannya ini? Malu, man!
Ehehehe, tapi wajah memerah Jihoon tadi benar-benar lucu.
Daniel jadi terkekeh sendiri. Otaknya memang sudah geser bila berurusan dengan cinta. Dirinya masih terkekeh dengan bodohnya sampai sebuah suara menginstrupsinya..
"Ekhem, permisi masih pakai ruangannya kah?" tanyanya
"Kau..oh ya pakai saja. Kelas berapa? Aku Kang Daniel dari kelas 12, kau?" Tanya Daniel sopan.
"Aku Lai Guanlin dari kelas 11, senang ber-"
"Wah, adik kelas ya? Kenapa aku susah-sudah berbicara formal padamu ya? Harusnya kau yang formal padaku kan? Tapi taka pa, senang berkenalan denganmu, Guanlin" kedua nya berjabat tangan.
Hyungseob kalang kabut saat mendapati Jihoon tidak mengikuti kelas selanjutnya setelah pergi meninggalkannya tadi. Dasar bocah merepotkan! Masalahnya adalah dia siswa beasiswa yang tentu tidak bisa seenaknya sendiri tgidak ikut kelas. Bisa habis dia di panggil kepala sekolah nanti. Segala hal yang dia lakukan harus benar, tanpa cela, begitupun nilai dan absensinya. Tidak boleh kosong atau turun peringkat. Atau beasiswanya di cabut. Dan sekarang manusia berpipi bulat itu entah dimana.
Hyungseob menarik nafas nya saat BoA ssaem melirik ke arahnya seakan bertanya dimana teman bulatnya itu. Dan otak Hyungseob harus bekerja keras untuk berbohong dan mengatakan Jihoon di UKS, untung saja gurunya itu tiak bertanya lenih tentang apa yang Jihoon lakukan dan malah menyuruhnya mencari dan menemani Jihoon yang mungin butuh bantuannya. Dengan lagkah tergesa Hyungseob naik ke kelas 12 yang berada di lantai namun langkahnya terhenti saat melihat Daniel tampak menuruni tangga dan berpapasan dengannya.
"OH! Sunbae, kau lihat Jihoon tidak?"kata Hyungseob
"Tadi dia bersamaku tapi entah kemana dia setelah 'itu'" jawab Daniel ragu.
"Eh? Itu apa?" Hyungseob tampak memiringkan kepalanya untuk mencari mata Daniel yang sedang menunduk bingung dan malu karna hamoir saja kelepasan menceritakan hal 'bodoh' yang baru saja dialaminya.
"Latian piano! Ya , tadi kita berlatih piano. Eh iyakan? Iya maksudku, tentu. Kita bermain piano"
Ehehehe. Sialan kenapa gugup?
"Ah, baiklah. Terima kasih, sunbae" Hyungseob membungkukkan tubuhnya sedikit dan segera berlalu untuk mencari Jihoon. Diujung lorong kelas 12 itu dia melihat sosok yang dihindarinya, juga dihindari Jihoon tentunya. Park Woojin.
"Hai, Hyungseob manis," sapa Woojin
"Ehm," Hyungseob hanya mengangguk sedikit dan mulai mencari Jihoon ke ruang music tanpa menghiraukan Woojin dan sapaan menjijikannya. Dirinya tak boleh mendekati manta pacar temannya sendiri kan? Tidak boleh kan? Lagian si brengsek Woojin itu lelaki yang tidak baik. Iya, kan? Ingat kan itu terus dalam hatimu,Hyungseob. Ingatkan terus.
Ceklek
"Oh! Ada Guanlin ternyata. Kau kenapa bolos pelajaran jerapah? " Hyungseob memutar matanya jengah dengan kelakuan teman sekelasnya yang suka seenaknya sendiri saat disekolah ini. Bukannya takut dia di skors atau bagaimana, lagian mana mungkin putra pemilik saham terbesar di sekolah ini di skors guru-guru saja malas berurusan dengan Guanlin dan membiarkannya. Toh anak ini juga memang sudah pintar kan? Tapi bukannya menjawab Guanlin malah balik bertanya
"Bagaimana caranya mendapatkan Jihoon, Seob?"
Hah?
Hyungseob bahkan hampir mengeluarkan matanya kaget dengar pertanyaan Guanlin barusan. Dan hebatnya, Jihoon ternyata didepan pintu ruangan itu setelah mendapat kabar Hyungseob mencarinya dari Jinyoung saat dia akan kembalike kelasnya.
tbc gaes.
berdebu ni crita. makasih klo masi mau baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Umeda {nielwink}
Hayran Kurgu"aku tidak paham dengan situasiku sekarang. tapi aku bersyukur, aku bersyukur mengenalmu Niel hyung"- pjh "Senang bertemu denganmu" kdn sebuah lagu bisa menyemangatimu, namun juga bisa melemahkanmu.