" Wah wajahmu sangat merah, apa kau habis dicium?" canda Hyungseob saat Jihoon masuk kekelasnya
"Kurang ajar" jawab Jihoon sambil mendelik tajam ke arah Hyungseob yg hanya dibalas cengiran tak berdosa.
"Jadi kau kenapa nona Jihoon?" tanya Hyungseob
"Aku tadi menemui Daniel sunbae-"
"Wah daebak!!!" teriak Hyungseob tak sabaran
"Bisa kau kecilkan suaramu? Aku jadi malas bercerita" ucap Jihoon dengan malas. Suara Hyungseob benar-benar membuat banyak murid melirik tajam kearah mereka.
"Astaga, maaf. Cepat lanjutkan" minta Hyungseob
"Lalu aku memberikan nomorku, jadi sekarang aku tidak memiliki hutang TOD lagi." Ucap Jihoon puas
"Oh, baiklah. Tapi bagaimana bila Daniel sunbae menghubungimu?" tanya Hyungseob
"Sudah kupikirkan, aku akan mengganti nomorku bila dia menghubungiku. Sudah jangan banyak bertanya, aku ingin mendengarkan latian Guanlin untuk pentas tahunan. Bye sayangku" ujar Jihoon sambil cekikikan dan berlalu ke ruang musik
Guanlin sedang memainkan piano didepannya dengan sangat serius, alisnya menaut dan rahangnya menegas. Perfect. Entah kenapa wajah Jihon memerah memandangi Guanlin dari kaca pintu ruang musik. Beberapa kali mata Guanlin memejam merasakan iringan lagu yg dia mainkan, sampai dia merasa diamati dari luar dan menengok ke arah pintu.
Jihoon terkejut
Beberapa detik bertatapan dengan Guanlin sukses membuat jantungnya nyaris loncat karena terlalu cepat berdetak, sampai dia bisa mengontrol ekspresi dan detak jantungnya lagi dia berjalan masuk mendekati Guanlin
"Apa yg kau lakukan Ji?" tanya Guanlin
"Ehm, aku sedang berjalan disekitar Perpustakaan untuk mencari buku. Tapi aku mendengar suara berisik dari ruang musik, jadi aku kesini" Bohong. Jihoon dengan sengaja datang untuk melihatnya berlatih. Bahkan saat itu Perpustakaan tutup karena penjaga perpus sedang tidak masuk
"Ahh aku kira kau memang ingin melihatku berlatih. Dan, apa maksudmu suara berisik?" tanya Guanlin dengan nada dibuat kecewa
"Suara pianomu berisik. Ya, ehmm itu maksudku" Jihoon bingung dengan jawabannya
"Oh maaf, aku akan berhenti sebentar lagi kalau kau terganggu" kata Guanlin
Tidak boleh, Jihoon masih ingin mendengar pianonya. Ia tidak bermaksud menghentikan Guanlin berlatih
Secepat kilat Jihoon menahan pundak Guanlin yg akan berdiri dari bangku piano
"Tidak, maksudku kau bisa lanjutkan latihanmu. Aku akan kembali ke kelas saja" kata Jihoon panik
"setidaknya aku bisa mendengarnya dari luar" batin Jihoon
"Kau temani aku disini saja" ucap Guanlin sambil menarik pinggul Jihoon agar duduk disebelahnya
Jihoon terkejut dengan perlakuan Guanlin padanya. Bahkan, tubuhnya meremang dengan sentuhan Guanlin di pinggulnya
"Kau bisa bermain piano?" tanya Guanlin tanpa melepas tangan kirinya dari pinggang Jihoon
"Guan tanganmu" ucap Jihoon memperingati. Jantungnya berdebar dan suaranya bergetar
"Ahh, maaf Ji.." ujar Guanlin gugup
"Aku pernah berlatih biola dulu, tapi tanganku sakit saat aku mulai mulai menekan senar G" kata Jihoon
"Wah, lalu kenapa tidak dilanjutkan?" Tanya Guanlin
"Aku sering merasa gagal saat mulai memainkan sebuah lagu. Tidak puas " kata Jihoon cuek
"Kalau begitu coba dengarkan lagu dari Beethoven. Kau pasti suka" kata Guanlin kemudian dia mulai memainkan irama dengan jemari panjangnya.
Fur Elise.
Jihoon terkesima dengan setiap nada yg keluar dari piano. Memejamkan matanya dan meresapi denting yg dia dengar, merasa tenang.
"Indah, bagaimana cara dia menciptakan nada seindah ini?" Tanya Jihoon terkesima
"Kau perlu tau suatu hal Ji, Beethoven menulis lagu ini tanpa mendengar suara pianonya. Dia merasakan getarannya saja, jadi jangan hanya memakai telingamu untuk mendengar nadanya, kau perlu merasakan nada yang kau mainkan dengan hatimu" kata Guanlin sambil tersenyum manis pada Jihoon yg memandangnya kagum.
"Kau?" Jihoon terperangah
"Musik klasik itu indah Ji, sama sepertimu " gumam Guanlin pelan namun masih bisa didengar.
************************UMEDA**************************
Jihoon sedang berjalan disekitar rumahnya menuju taman. Bila kita membicarakan penampilan Jihoon sekarang. Definisi imut. Jihoon sedang memakai hoodie merah kebesaran dan celana pendek putih, memoleskan liptint warna raspberry dan menyisir rambut kecoklatannya rapi. Siapapun yang melihatnya pasti setuju bila Jihoon terlihat sangat cantik dan imut secara bersamaan sekarangTiba –tiba dia menabrak seorang anak kecil yg sedang berlarian
Brugh !
"Ahh maaf hyung aku tidak sengaja" kata anak itu takut-takut
"Kau baik-baik saja?"Jihoon malah khawatir pada anak itu daripada diriya yg juga terjatuh
"Aku tidak apa hyung, maaf karna menabrakmu" ujar anak itu sambil menatap Jihoon
"Eh, sepertinya kau Noona. Maaf noona" anak itu terkejut dengan wajah Jihoon yg memang terlihat seperti wanita itu.
"Ahahaha, aku hyung saying" ucap Jihoon lalu mengusap pelan kepala anak itu sebelum anak itu pamit untuk lanjut bermain
Jihoon sedang dalam mood yg baik. Jalan-jalan ditaman yg penuh penjual makanan memang bukan keputusan yg salah
"Wah es krim ini sangat enak, aku akan lebih sering membelinya besok" katanya sambil menjilati es krim dalam cone berwarna merah.
"Permisi, aku ingin bertanya dimana toko buah" seseorang berbicara pada Jihoon
"Habis ini aku ingin mencoba takoyaki disana" kata Jihoon tanpa menjawab pertanyaan orang tadi
"PERMISI AKU BERTANYA DIMANA TOKO BUAH!"
"ASTAGA! " teriak Jihoon terkejut
"Kenapa berteriak? Aku tidak tuli" omel JIhoon sambil memutar tubuhnya untuk melihat siapa yg berbicara padanya
"Karena kau tidak mendengarku tadi, jadinya aku-" bela orang itu sampai pandangan keduanya bertemu dan sama-sama terkejut.
Bagaimana bisa mereka bertemu disini?
Rusak.
Mood Jihoon benar-benar dirusak sekarang
Tbc
Segini dulu yak.
Voment bebihh

KAMU SEDANG MEMBACA
Umeda {nielwink}
Fanfic"aku tidak paham dengan situasiku sekarang. tapi aku bersyukur, aku bersyukur mengenalmu Niel hyung"- pjh "Senang bertemu denganmu" kdn sebuah lagu bisa menyemangatimu, namun juga bisa melemahkanmu.