"Apa maumu, bocah?" Geram Daniel pada Woojin yang tersenyum miring padanya.
" Harusnya aku yang bertanya seperti itu, apa-apaan kau! " Woojin sedikit tersentak saat tangan Daniel menyingkirkan tangannya dari kerah Woojin.
"Dasar bodoh! Meladenimu tidak ada gunanya" kata Daniel sebelum berbalik dan pergi. Mata nya menajam. Tanpa sengaja berpapasan dengan mata Jihoon yang tanpa sadar menahan nafasnya.
Daniel tidak kembali ke kelas. Mengurung dirinya dalam ruang musik dan memencet tuts piano secara acak. Pikirannya kacau. Dia tau ternyata Woojin adalah mantan kekasih Jihoon tanpa sengaja, dia mendengar bisik-bisik beberapa siswa saat dirinya dalam perjalanan ke ruang musik. Dia mengerang kesal saat menyadari perasaannya pada Jihoon lebih dari sekedar penasaran. Bahkan wajah Jihoon berputar- putar di otaknya sedari tadi.
Mata yang bersinar itu.
Rambut halus itu.
Senyuman cerah itu.
Dan-
Bibir merahnya yang selalu terlihat basah itu.Sialan.
Apa yang Daniel pikirkan sekarang benar-benar sialan. Untuk apa memikirkan seseorang yang sama sekali tidak memikirkanmu?
*********************************************************************
"Jadi, tiap tahunnya akan ada beasiswa bagi siswa yang berprestasi mereka bisa-" Hyungseob menghentikan ocehannya ketika melihat Jihoon yang hanya membolak-balikkan brosur didepannya dengan pikiran melayang.
"Park Jihoon!!" bentak Hyungseob. Jihoon sedikit tersentak karena teriakan Hyungseob yang-
"Kau tidak mendengarkanku ya? BENAR-BENAR KAU PARK JIHOON SIALAN! AKU SUDAH HAMPIR BERBUSA MENGOCEH DARI TADI. SEDANGKAN KAU blablabla"
-luar biasa.
"Seob, sudah?" tanya Jihoon yang melihat temannya itu sudah memerah karena emosi. Hyungseob menarik nafasnya dalam dan kembali bertanya.
"Jadi, kau mau ambil beasiswa yang mana?"
"Akan kupikirkan. Aku pergi dulu. " Jihoon melangkah pergi keluar dari perpustakaan. Mengabaikan teriakan Hyungseob yang memanggil namanya. Dan mengabaikan hatinya yang dari tadi bingung. Kenapa wajah kecewa Daniel membayanginya? Kenapa tatapan itu mengganggunya?
Hhhhhh.
Jihoon harus menyelesaikannya.
Agar tidurnya nyenyak.
Agar- entahlah.
Dengan langkah tergesa Jihoon menuju ke ruang musik setelah bertanya pada Jaehwan-teman sekelas Daniel-saat sampai didepan ruangan itu, Jihoon menarik nafasnya dalam memantapkan hatinya untuk menjelaskan sejelas-jelasnya pada kakak kelasnya itu.
Daniel memejamkan matanya dan menekan tuts piano dihadapannya dengan pelan. dia sedikit terlonjak dari posisinya saat mendengar pintu dibuka dari luar dan sosok yang mengganggunya ada disana.
"Sunbae, sungguh aku tak bermaksud kurang ajar atau apapun. Aku hanya berpikir bahwa tidak makan dengan kalian berdua adalah pilihan yang-" Ucapan Jihoon terhenti, nafasnya tersendat, kepalanya mendadak pening saat-
Kang Daniel,
Menciumnya,
Tepat dibibir.
Kang Daniel mengernyit bingung saat Jihoon didepan matanya menjelaskan hal yang sama sekali tidak ingin didengarnya atau tidak dipedulikannya karena tidakannya setelah itu benar-benar diluar dugaannya. Diluar akal sehatnya. Bahkan ciuman itu hanya menempel sebelum Jihoon menggerakkan bibirnya ingin bicara dan membuat Daniel merasa Jihoon menerima ciuman itu.
Sialan, kenapa ciuman ini menjadi menuntut? Bukan maksud Jihoon membuka mulut untuk menerima ciuman ini. Dia hanya ingin berbicara, kenapa jadi menuntut begini? Dengan kekuatannya, dia sedikit mendorong Daniel yang hampir membuatnya semakin terpojok di pintu ruangan itu.
Keduanya terengah, dengan wajah yang masih berdekatan Daniel berbisik lembut
"Jangan menolakku lagi, Love"
TBC
JIHOON BUKA ABS DONGGG
KEJANG GUE YAAMPUN
Author side: hehehe maap udah ngacangin work ini mayan lama. bayangin visualisasi kayak di gambar yee
loveu
![](https://img.wattpad.com/cover/151103161-288-k692514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Umeda {nielwink}
Fanfiction"aku tidak paham dengan situasiku sekarang. tapi aku bersyukur, aku bersyukur mengenalmu Niel hyung"- pjh "Senang bertemu denganmu" kdn sebuah lagu bisa menyemangatimu, namun juga bisa melemahkanmu.