chapter 5

150 23 1
                                    


"Ji, siapa dia? Bisa kau jelaskan?" tanya Ong yg masih penasaran membuat Jihon semakin bingung harus menjawab apa hingga dia hanya diam.

"kenapa diam sayang?" ucap Ong yg membuat Daniel terkejut

"Apa katamu?!" tanya Daniel sedikit berteriak

"Dia kakak kelasku, hyung" ujar Jihoon sambil memegang lengan kiri Ong. Mata Daniel menyipit tanda tak suka dengan perlakuan Jihoon yg menurutnya manja pada Ong.

"Oh, halo Daniel ssi"

"Tapi kau siapanya Jihoon? kakak nya?" tanya Daniel. Menghiraukan sapaan Ong barusan.

"Sulit menjelaskan hubungan kami," kata Ong sambil tersenyum manis pada Jihoon yg malu.

"Apa sih hyung, ayo ke sekolah aku tidak ingin terlambat"

"Kau berangkat dengannya? atau denganku? " tanya Daniel

"Tentu dengan hyungku , maaf sunbae mungkin lain kali saja aku denganmu." kata Jihoon sedikit tidak enak hati

"Baiklah sampai bertemu disekolah," Tidak bisa di jelaskan perasaan Daniel sekarang, dirinya merasa kalah telak jika dibandingkan dengan Ong. Pemuda itu terlihat lebih dewasa, lebih berwibawa, dan tentunya lebih dekat dengan Jihoon. Dinyalakannya motor sport warna merah itu dan berlalu menuju sekolah dengan kecepatan tinggi. Dia tidak bisa dikalahkan begitu saja, dia akan membalasnya.

Jihoon dan Ong sedari tadi tidak bisa diam diperjalanan, Ong banyak bercerita tentang kehidupannya Selama tidak bertemu Jihoon, dan Jihoon yg setia mendengar dan tertawa dengan lelucon yg Ong buat. Keduanya menikmati saat seperti ini

"Ji, nanti pulang jam berapa?" tanya Ong saat mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Tidak tau hyung, mungkin aku ada ekskul dance atau tugas mendadak. Jadwalku tidak menentu"

"Kabari aku, Oke?"

"Baiklah, aku masuk dulu Hyung. Bye" pamit Jihoon yg dibalas senyum lebar Ong dari dalam mobilnya

Hari ini Jihoon ingin banyak makan, karna dia sedang bahagia. Ya, memang begitu kebiasaanya

"Ji, apa itu tidak terlalu banyak?" tanya Guanlin yg memperhatikan nampan penuh milik Jihoon

"Hey, tiang lapangan. Aku banyak makan karna aku sedang bahagia, dan berhenti mengkritikku seperti itu sebelum aku memakanmu juga." ancam Jihoon pada Guanlin yg terkekeh gemas .

"Dasar rakus," goda Guanlin

"Pergi atau-"

"Hai pacar," sapa Woojin yg tiba-tiba sudah di belakang Jihoon.

Jihoon membeku ditempatnya, mau apa manusia homo sapien ini ada disini. Sungguh Jihoon ingin pergi saja. Guanlin yg melihat kejadian itu hanya memutar bola matanya malas, pasti ada yg tidak beres. Dia yakin itu.

"Woojin, kita sudah selesai bulan lalu." Kata Jihoon dengan nada yg dibuat keras dan mengancam, dalamnya rapuh siapapun tau itu.

"Ayolah Ji kau jangan seperti itu," rayu Woojin

Sosok dipojok kantin itu berdecih pada pemandangan dihadapannya. Sialan itu.

"Apa maumu Woojin?" Tanya Jihoon akhirnya. Membuat yang ditanyai tersenyum miring penuh menang

"Aku ingin mengajakmu makan bersama," kata Woojin sebelum-

"Tidak bisa, Jihoon makan denganku" kata Daniel

"Ehm, aku belum menolak ajakan Woojin, Sunbae"

"Tidak ada penolakan. Park Jihoon" ajak Daniel dengan paksa menarik tangan Jihoon menjauh. Namun tangan Woojin menariknya lagi . Jihoon diam di posisinya, dia sangat malas dengan urusan seperti ini dan dirinya cukup terkejut dengan perkataan Daniel. Apa maksudnya? Kenapa ?

" Sunbae, kau tidak dengar? Atau tuli? Dan kenapa kau mengajak pacarku makan bersama?" sindir Woojin pada Daniel.

"Kalian ini membuang waktuku!" bentak Jihoon sambil melepas genggaman tangan Daniel dipergelangan tangannya. Dan sayangnya Daniel menolak, semakin menarik tangannya. Jangan lupakan tatapan Guanlin yang kini sudah duduk bersama teman yang lainnya, jelas Guanlin tidak suka tapi dia paham dimana posisinya sekarang. Bukan siapa-siapa bagi Jihoon. Belum .

"Sudah aku makan dengan Guanlin saja" membuat kedua orang dihadapannya terkejut. Membuat Guanlin membelalakan matanya. Hening. Daniel kaget. Woojin kaget. Guanlin kaget. Daehwi tersedak.

"Ehm, maksudku dengan Daehwi saja," putus Jihoon sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah." Kenapa sampai kelepasan?" rutuk Jihoon dalam hatinya. Berjalan kearah Daehwi sambil menunduk, benar-benar tak habis pikir dengan mulutnya yang terlalu licin ini.

Woojin menarik sedikit kerah Daniel.

"Ini belum selesai, bajingan!" ancam Woojin



tbc

maaf telat,akan diupdate next chapt secepatnya

I


Umeda {nielwink}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang