The Cat Got It

42.9K 1.8K 95
                                    

Pada pertemuan di ECP berikutnya, suasana masih diliputi rasa duka dan tak percaya. Sudah seminggu semenjak kematian Sastri dan masih belum ada seorang tersangkapun yang bisa ditetapkan oleh pihak kepolisian. Jenazahnya sendiri sudah berhasil dipulangkan ke Indonesia setelah melalui negosiasi yang cukup memusingkan pihak kedutaan. Sementara, Diandra dan teman-teman sesama TKW masih membahas gosip yang semakin memanas bahwa tersangka pembunuhnya adalah pria Bangla yang sempat mereka lihat di ECP beberapa minggu sebelumnya. Cerita Diandra dan Munah yang diserang oleh dua orang pria Bangla di halte depan Marine Crescent segera saja memperkuat dugaan para TKW.

”Apa mungkin Sastri dibunuh sama pria itu, Mbak?” tanya Legi pada Atun yang sedang menikmati Epok-Epok, makanan semacam pastel khas Singapura.

”Nggak tahu juga. Siapa aja mungkin jadi pembunuhnya, kan?” ujar Atun sambil mengangkat bahu.

”Tapi apa gosip itu benar, bahwa Sastri juga pernah nyambi jadi, eng....itu, PSK?” tanya Legi lagi dengan wajah ragu-ragu.

”Husy! Kamu ini, Gi. Orang sudah meninggal itu mbok ya didoain. Jangan lagi kita ungkit-ungkit hal yang tidak baik tentang almarhumah. Lagian gosip itu juga tidak pernah terbukti kebenarannya. Kamu mau, kalau orang ngomongin kejelekanmu walaupun kamu udah meninggal?” Atun mendelik tajam kepada Legi.

Legi terlihat malu lalu tidak bicara apa-apa lagi.

”Maaf, Mbak Atun. Kemarin aku dan Diandra sempat bahas soal gosip TKW yang jadi PSK juga. Apa memang benar ada yang seperti itu, Mbak?” tanya Munah tiba-tiba.

Diandra menganggukkan kepalanya pada Atun. Rasa penasarannya memang sangat terusik dengan gosip tersebut semenjak pertama kali mendengarnya dari mulut Munah.

”Aku memang pernah lihat sendiri, ada seorang TKW kenalanku yang nyambi jadi PSK. Tidak perlu aku kasih tahu siapa. Yang jelas, alasannya melakukannya itu memang karena uang. Tapi itu sudah 4 atau 5 tahun yang lalu. Kalau sekarang, aku tidak begitu yakin masih ada. Semenjak era Pak Jumhur*, gaji kita di Singapura udah naik dua kali. Jadi aku rasa, kondisi ekonomi kita sudah jauh lebih baik.”

Menurut Atun, memang pernah terdengar beberapa TKW melacurkan diri. Kebanyakan dari mereka masuk Singapura melalui Batam. Mereka menggunakan paspor pelancong, dan bukannya pekerja. Jika ketahuan, biasanya mereka akan menyogok petugas imigrasi Singapura, yang walaupun terkenal ketat, tapi tetap ada saja yang berhasil menembusnya. Tak jarang, mereka dideportasi karena gagal melewati imigrasi. TKW ’bayangan’ semacam ini tidak tinggal lama. Mereka menginap dua hari di Batam, dua hari di Singapura, dua hari di Bintan, dan begitu seterusnya. Diandra lantas teringat pertanyaan mencecar yang diajukan padanya oleh petugas imigrasi Singapura bermata sipit dengan wajah tidak ramah. Petugas itu sampai meminta nomor telepon keluarganya di Singapura untuk memastikan bahwa Diandra memang benar-benar pergi berlibur ke sana. Padahal, di paspor jelas-jelas tertulis pekerjaannya adalah mahasiswa. Benar-benar pengalaman buruk bagi Diandra yang selama ini mulus-mulus saja melewati petugas imigrasi di Bandara Changi.

”Syukurlah kalau begitu, Mbak. Aku benar-benar miris mendengarnya. Aku tidak menyangka kehidupan sebagai TKW di negeri orang sebegini beratnya,” ujar Diandra sungguh-sungguh.

”Itu belum seberapa. Kamu sudah sering dengar, kan? Soal TKW Singapura yang jatuh dari lantai yang tinggi gara-gara membersihkan kaca jendela? Nah, bagaimana dengan TKW yang dihukum gara-gara darah menstruasi?”

”Maksudnya, Mbak? Aku belum pernah denger.”

”Biar aku yang jelasin, karena TKW itu temanku,” sambar Legi tiba-tiba.

Menurut Legi, TKW tersebut dinyatakan bersalah karena telah mencampurkan darah haidnya ke dalam kopi sang majikan. Ia frustasi karena merasa lelah menghadapi ibu majikannya yang tidak kunjung bersikap baik padanya. Salah seorang teman memberi tahunya untuk mencampurkan darah haid ke dalam minuman wanita itu agar ia bisa bersikap lebih baik. Namun, si TKW berubah pikiran karena ia ingin pindah majikan. Ia malah mencampurnya ke dalam minuman majikan prianya agar ia diizinkan pindah. TKW itu akhirnya dihukum penjara selama sebulan. Diandra nyaris tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar cerita tersebut. Dunia memang aneh, bahkan di zaman dan negara maju seperti ini, masih ada saja yang mau melakukan hal-hal semacam itu.

Merlion, I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang