Dinner

19.2K 249 0
                                    


"Gue jemput lo satu jam lagi."

Piip

Dengusan terdengar dari gadis berambut hitam itu. Ia menghempaskan ponselnya ke tempat tidur dengan kesal.

"Nyebelin banget sih! Ngajak keluar aja tanpa basa-basi! Uhh!"omelnya kearah ponselnya.

Tok tok tok

Ia menoleh kearah pintu kamarnya yang diketuk dari luar.

"Vina! Ayo turun makan!"

Gadis itu menghela napas kecil. "Iya Bun!"

Vina berjalan keluar dan mendapati Bundanya sudah berjalan menjauhi kamarnya. Ia mengikuti langkah sang Bunda hingga meja makan.

Ia duduk disebelah Kakak perempuannya yang sudah mulai makan bersama sang kepala keluarga.

"Kok dikit banget makannya, Nak?"

Vina menyengir pada Bundanya.

"Vina nanti mau makan Bunda."

Sang Bunda tersenyum lalu mengangguk kecil.

"Ciieee.. Yang mau dinner.."

Vina melirik Kakaknya sebal.

"Ya elah, Kak. Kita juga lagi dinner kalii.."balasnya kesal.

Bunda dan Kakaknya tertawa hingga sang kepala keluarga berdehem dan meja kembali hening. Dan ruangan itu tetap hening hingga mereka selesai makan malam.

Vina membuka pintu kamarnya dan mendapati Kakaknya berdiri disana.

"Udah mau berangkat, Dek?"

Vina mengangguk. "Bentar lagi Dia nyampe, Kak."

Sang Kakak terkekeh mengikuti langkah Vina menuju pintu masuk.

"Gitu-gitu Dia romanis juga ya. Ngajakin dinner."

Vina mendengus pelan memakai sepatu convers hitam putih.

"Nyebelin gitu juga. Kak Lina gak tau aja Dia aslinya gimana."

Lina tertawa membukakan pintu untuk adiknya. Bertepatan dengan itu, sebuah mobil hitam berhenti tepat didepan pagar besi rumah mereka.

Vina membuka pintu pagar dan memasuki mobil itu.

"Kakak titip cilok Mang Dudung ya Dek!"kata Lina sebelum Vina menghilang didalam mobil.

Mobil itu mengklakson sekali sebelum melaju menjauhi rumah sederhana itu.

"Lo mau ngajak gue kemana sih?"tanya Vina ketus.

"Dinner lah. Ya kali gue ngajak elo sarapan."

Vina menoleh dengan kesal pada si pengemudi yang merupakan seorang pemuda.

"Serah lo aja deh."balas Vina lalu menoleh tidak mau menatap pria disampingnya yang terkekeh pelan.

"Ketus amat Neng? PMS?"kekehnya.

Vina dengan kesal mencubit lengannya kuat. Membuat pemuda itu meringis kesakitan.

"Bukan urusan lo gue dapet ato gak! Nyebelin!"

"Hahaha.."tawa pemuda itu pecah membuat Vina makin memberengut.

"Gue lagi gak becanda, Rendra!"

Si pemuda terkekeh pelan. "Oke oke. Lo mau makan dimana?"

Vina mendengus dan bersidekap dada.

"Serah lo. Gue males ngomong sama lo!"

Rendra terkekeh sekilas. "Yee, sorry deh. Lo masih marah karena tadi siang gak jadi makan sama ya?"

Boy And Girl (Oneshots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang