Baby Girl

57.8K 534 35
                                    

Thanks alot sama yang udah mau singgah dan baca ceritaku.

Happy reading Guys

$$$$$

Pagi yang cerah dengan diiringi suara merdu kicauan burung yang hinggap di pohon. Sangat damai. Membuat siapapun tidak ingin beranjak dari beraduannya. Di tambah udara dingin nan sejuk sisa hujan kemarin. Membuat siapa saja di kompleks menengah ke atas itu enggan untuk memulai aktivitas.

Namun, beda dengan sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal pemeran utama kita. Dirumah berwarna cokelat muda dan cream itu, seperti biasa. Ribut. Para tetangga sudah terbiasa jika mendengar suara ribut dari rumah bertingkat dua itu.

"Mammmaa! Dasi Qila mana?! Kok gak ada??!!"

"Di lemari, Sayang!! Dekat seragam kamu!!"

"Ohh iya!! Thanks Mam!!"

Teriakan bersahutan dari rumah itu. Sang kepala keluarga yang sudah rapi dan siap berangkat kerja hanya menggeleng maklum sambil menyesap teh paginya di meja makan.

"Mammaa!! Sepatu Qila kok gak ada???"

"Sudah dibawah Sayang!!"

Sang kepala keluarga menghela nafas.

"Berhentilah saling berteriak, Ma. Ini masih pagi."katanya saat sang istri meletakkan sarapan mereka diatas meja.

Sang istri hanya terkekeh pelan lalu mengecup pipi sang suami sebelum kembali kedapur.

"Haahh~~~"

Suara helaan nafas terdengar bersamaan dengan seorang pria memasuki ruang makan.

"Ada apa?"

"Seperti biasa. Ribut."jawab pria itu mengambil duduk berhadapan dengan sang kepala keluarga.

"Brisik banget! Ganggu orang tidur aja tuh Qila sama Mama."omel seorang pemuda menuruni tangga dekat ruang makan dengan wajah cemberut.

"Mama dengar Anda!!"

Pemuda itu diam cemberut mendengar suara Mamanya dari dapur.

Si Papa hanya tertawa melihat putranya.

"Qila kok belum turun, Nda?"

Si pemuda mengendik bahu.

"Bentar lagi juga turun, Pa."

Papa mengangguk setuju dengan ucapan putra sulungnya. Dan benar saja, tidak sampai 5 detik kemudian mereka mendengar suara langkah yang ribut dan muncullah si bungsu.

"Selamat pagi, Papa! Bang Adam! Bang Anda!"sapanya riang sambil mengecupi pipi masing-masing ketiga laki-laki itu.

"Pagi, Princess-nya Papa."balas Papa menciumi kedua pipi putrinya.

"Andra."

"Pagi, Qila."

"Iya,iya. Bang Andra."ralat si bungsu cemberut sambil mengambil duduk disamping kiri kakak sulungnya. "Lho, Bang Adam gak kerja?"

"Gak. Istirahat sehari."jawab si sulung, Adam.

"Oh iya. Mamaa!! Sepatu Qila dimana??!!"teriaknya.

"Gak usah teriak Sayang. Mama dengar kok."sahut sang Mama memasuki ruang makan.

Si bungsu cengengesan kearah Mama tercintanya.

"Plis deh, Qila. Kamu itu udah gede. Mandiri dikit dong."omel Andra mulai mengambil sarapan.

Qila cemberut pada Abang-nya itu. Abang yang satu itu emang selalu ngomelin Qila tiap pagi. Beda sama Bang Adam yang anteng dan baik kepadanya.

"Ih, Bang Anda cemburu ya, Mama manjain aku?? Hihi.."

Boy And Girl (Oneshots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang