"Panggil Oppa..." ajar Hoseok pada Jungkook.
Kehidupan Jungkook makin tak jelas. Setelah dibawa pulang ke rumah, Jungkook diperbuat layaknya seperti anak perempuan.
Kamar luas ber cat pink, baju dan permainan khas perempuan dan juga beberapa boneka yang harusnya menjadi pegangan anak perempuan ada di kamar Jungkook dan dipakai Jungkook.
"Sejeong-ah." panggil Jimin.
Bahkan, nama anak itu kadang mereka lupakan dan memilih memanggil dengan nama Sejeong, nama yang telah mereka siapkan ketika Jungkook masih dalam bentuk embrio.
.
.
.
Kehidupan Jungkook akhirnya tiba di tahun ke 5. Dimana kini waktunya ia merasakan bagaimana dunia luar itu. Tapi bukannya malah merasakan bagaimana menjadi seorang maknae dikeluarganya, Jungkook malah diperlakukan seakan ia betul-betul tak diinginkan.
"Yak. Anak malas. Bangun.!" seru sang kakak, Kim Jimin.
Tugas membangunkan belum di anut oleh anak lain, wewenang masih pada Jimin sepenuhnya.
"Yak." teriaknya lagi sambil sedikit menendang tubuh adik kecilnya.
"Ne, hyung." lirih Jungkook.
Jungkook bukan bungsu. Dia lebih terlihat seperti anak pungut di rumah. Tak ada yang namanya kasih sayang baik dari kedua orangtua atau keenam hyungnya.
Tak pernah sekalipun ia menangis meminta perhatian kedua orangtuanya karena diganggui sang kakak. Bahkan, ketika rumah mulai kosong Jungkook harus berinisiatif sendiri mencari sisa makanan di kulkas atau didapur. Hal tersebut terjadi karena Jungkook mengakui nama 'Jungkook' dan memanggil semua hyungnya dengan sebutan 'Hyung'.
Hingga akhirnya, Jungkook didaftatkan di salah satu taman kanak-kanak.
"Siapa namanya?"
"Kim Sejeong." jawab sang Eomma. "Emm, maaf, Kim Jungkook." ralat Nyonya Kim.
Sekilas, Jungkook tertunduk malu ketika mendapati teman-temannya menertawainya.
"Sejeong-ah. Khkhkh" panggil salah satu teman Jungkook.
Jungkook masih saja menunduk, ia tau sekarang ia sedang di permainkan oleh beberapa temannya.
Jungkook kecil berangkat sekolah menggunakan tas berwarna pink dengan beberapa boneka didalamnya. Rambut diikat ke atas dan sedikit pewarna di bibir kecilnya.
Pernah Jungkook memberontak tak mau menggunakan itu, tetapi yang didapatinya malah amarah juga sedikit pukulan dari orangtua dan hyung-hyung nya.
"Sejeong-ah, boleh aku meminjam bonekamu?"
Jungkook merasa damai mendengar suara itu, ia yakin anak yang bertanya padanya juga mempunyai kegemaran yang sama, yakni memainkan boneka. Jungkook pun mendongak ke atas menatap si penanya.
"Kim Yugyeom." anak dengan badan yang lebih tinggi dibanding Jungkook, memperkenalkan dirinya seraya menjulurkan tangan mengajak berjabat. Setelahnya ia turunkan tangannya secara pelahan karena Jungkook tak kunjung membalas.
"Boleh kupinjam?" ulang Yugyeom.
"Ne." jawab Jungkook sedikit ragu.
Benar saja, setelah mengeluarkan beberapa boneka, Yugyeom langsung membawa boneka itu ke teman-temannya yang lain membuat seisi ruangan menertawai Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is Jungkook
FanficNamanya Jungkook. Kelahirannya tak diinginkan dikeluarganya. "Namaku Jeon Jungkook. Anak bungsu Tuan dan Nyonya Kim."